Perasaan pengap di d**a Paris memaksanya meninggalkan ruang jamuan. Kenyataan jika mate yang dulu ia tolak tapi sekarang mampu membuat kewarasannya mengabur ---bersanding dengan kakaknya, belum mampu ia terima dengan baik. Jadi menghindar adalah hal terbaik yang ia lakukan saat ini. Dia terus berjalan hingga sampai pada sebuah pilar sebagai pintu masuk taman mawar. Ingin rasanya Paris menertawakan dirinya sendiri yang membuang semua ucapannya dahulu ke dalam sampah. "Bukankah dulu aku menyuruh Vetri mencari mate yang sebanding dengannya, hehehe. " Paris berbicara sendiri sambil menyandarkan kepalanya di sebuah pilar taman kakaknya. "Tapi sekarang aku justru terluka melihatnya bahagia. " Paris masih berdiam diri di pilar sambil menatap keindahan taman mawar. Dia tidak tau jika tempat