cinta itu benar ada
aku sering sekali melihatmu dari kejauhan,hanya ingin sekedar mengetahui kamu sedang apa,apa yang tengah kamu lakukan dan penasaran tentang apa-apa saja hal yang mampu menyita perhatianmu.
kadang aku berfikir,siapa kamu?yang dengan mudahnya mampu memporak porandakan ketenanganku akhir-akhir ini,iya..kamu,seseorang yang telah sukses membuat tidurku tidak tenang dan selalu saja gelisah, seseorang yang selalu saja menghampiri fikiranku paling pertama setiap kali aku terbangun dari tidurku.
"Bima".. Bima putra atmaja,entah sejak kapan nama itu begitu melekat di dalam ingatanku.
aku ingat awal pertama kali aku bertemu denganmu,ketika aku menjejakkan kakiku di kampus ini,
niatku saat itu cuma satu,belajar yang benar,cepat lulus dan kemudian bekerja agar bisa membantu meringankan beban kedua orang tuaku.
tapi belum genap satu semester, sesosok laki-laki dengan mata sehitam jelaga namun mempunyai senyum yang luar biasa memikat telah mampu menyita seluruh waktu dan perhatianku.
wajahnya selalu muncul ketika aku tengah bersusah payah mengerjakan tugas-tugas yang menumpuk dan tentu saja yang lumayan memeras otak juga tentunya,atau sebenarnya memang akunya saja mungkin yang tidak cukup pintar anaknya,hehe.. jadi bima hanya alasan saja menurutku, tapi sungguh sering kali dengan begitu saja wajahnya diam-diam datang menyelinap dan mengganggu konsentrasiku. "Bima...iya...laki-laki itu bernama Bima".
seperti saat ini misalnya,karena otakku sudah terlalu lelah mencerna semua pelajaran-pelajaran yang ternyata masih belum juga aku mengerti,iya..iya aku tahu akunya saja yang memang kurang pintar.. haha..aku mengakui itu.
saat ini aku memilih berdiam sendiri di dalam ruang kelas,eh..maksudku tidak benar-benar sendiri, karena ternyata masih ada juga segelintir manusia yang tetap duduk manis di ruangan ini,entah apa alasan mereka,tapi yang pasti mereka juga punya alasannya sendiri dan pastinya juga alasannya tidak mungkin sama sepertiku.
kuletakkan kepalaku di atas meja sambil menghela nafas panjang,sedang fikiranku tidak jelas melanglang buana entah kemana,mungkin saja otakku ini tengah sedang mencari-carinya di dalam belantara ingatanku,sebab hanya dengan mengingat bima moodku ini bisa membaik seketika.
dan...masih dengan fikiranku yang tidak sedang berada di tempat dan tentu saja aku sedang tidak dalam kondisi siaga juga, tiba-tiba kehadiran seseorang yang sangat-sangat aku kenali mampu membuatku sangat terkejut, seketika hawa aneh menjalar di sekujur tubuhku, tentu saja siapa lagi yang mampu membuatku seperti ini,kecuali dia..siapa lagi kalau bukan,..
"bima..!" kataku seraya membelalakkan mataku seakan tidak percaya dengan apa yang kulihat di hadapanku.
"kenapa begitu kaget,seperti lihat hantu saja". katanya sambil mengembangkan senyumnya yang cukup memabukkan menurutku.
"ah..tidak,aku hanya...aku".
Tuhan kenapa aku jadi gagu begini, bodoh". ucapku dalam hati.
aku masih mematung ketika bima dengan santainya menyibakkan rambutku yang sedikit berantakan.
dan tentu saja perbuatannya mampu membuat degup jantungku seperti akan meledak saja.
"apa..." kataku spontan
ya Tuhan lagi-lagi aku berkata-kata tidak jelas,bodoh..bodoh..dasar bodoh.
"sepertinya rambutmu ini mengganggu penglihatanmu jadi aku hanya ingin menyekanya dari wajahmu,itu saja". jawabnya dengan santai tapi tidak sesantai keadaanku saat ini.
eh..tunggu ini kan rambutku sendiri? bagaimana dia bisa menyimpulkan kalau rambutku ini menggangguku atau tidak,karena bagiku perlakuannya padaku yang justru telah sangat mengganggu kewarasanku saat ini.
"nilam,kenapa diam?" tanyanya,sekali lagi menatapku dengan tatapan yang menyelidik.
"ah..tidak,aku tidak apa-apa,hanya sedikit terkejut saja". jawabku datar sebisa mungkin mengatur detak jantungku agar kembali normal.
"sepertinya akhir-akhir ini kamu kelihatan kelelahan,ada apa?" tanyanya.hahh..tunggu-tunggu, dia bilang apa? "akhir-akhir ini". jadi maksudnya dia sudah memperhatikanku akhir-akhir ini? ya Tuhan..jangan biarkan ekspektasiku melambung terlalu tinggi karena pernyataannya tersebut,karena aku bisa GR karenanya.
"ya sudah,sepertinya kamu memang butuh sekali istirahat saat ini, aku pergi dulu,maaf sudah mengganggumu tadi" katanya sambil tersenyum,dan kemudian melangkahkan kakinya dari hadapanku, sementara aku masih mematung dan membiarkannya berlalu begitu saja dari hadapanku,sebab perasaanku masih tidak karuan karena kejadian barusan.
aku harap dia tidak mendengar detak jantungku yang sedang berkejar-kejaran ini.
setelah bima menjauh dari hadapanku
akupun langsung menjatuhkan kembali wajahku di atas meja,rasanya benar-benar tidak bisa diungkapkan, wajahku pasti merah sekali saat ini karena menahan malu dan juga karena debar di d**a yang meletup-letup ini.
*
pagi harinya entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba saja semangatku bertambah sepuluh kali lipat dari hari-hari sebelumnya...ya..tentu saja karena bima,dia yang sudah membuatku bersemangat dan membuat hatiku berbunga-bunga tentunya.
aku berjalan dari rumah menuju tempat dimana aku biasa menunggu angkot untuk berangkat ke kampus.
karena terlalu senang aku tidak menyadari hampir 20 menit aku menunggu angkot lewat,dan aku baru menyadari angkot tidak bersliweran di hadapanku seperti biasanya.
kupikir aku pasti akan terlambat jika angkot tidak segera muncul,sedikit banyak ini mampu mampu menurunkan moodku pagi ini.
"huffttt...."aku menghela nafas sambil berharap ada angkot yang segera muncul, dan sepertinya Tuhan mendengar permintaanku dan bahkan ini lebih baik,sepertinya sekali lagi Tuhan melipat gandakan harapanku kali ini, bukan hanya angkot yang Tuhan kirimkan untukku, melainkan bima seseorang yang selalu berhasil membuat jantungku berdetak lebih kencang.
mulanya aku tidak menyadari motor yang berhenti di hadapanku adalah bima, baru setelah bima membuka helmnya aku pun menyadari bahwa itu dia.
"ayo bareng,entar telat". katanya sambil menyodorkan helm kepadaku.
pikirku kok dia bisa pas banget bawa dua helm,jangan-jangan dia sengaja mau mengantarku..hehehe,aku tersenyum sendiri karena memikirkannya,tapi sepertinya bima mengetahui apa yang sedang kupikirkan lalu diapun mengatakan.
"ini aku tadi habis nganter ibuku ke pasar".katanya
"oh..." jawabku singkat,dalam hati aku merutuki pikiran bodohku ini, ternyata benar kata orang bahwa cinta adalah jalan lain agar orang menjadi bodoh,dan aku sudah membuktikannya,dan itu benar,aku sudah dibuat bodoh karena "cinta".
akhirnya aku pun berangkat ke kampus dengan dibonceng oleh bima, lagi-lagi dadaku berdegup,berdesir, meletup-letup dan perasaan-perasaan lainnya yang tidak biasa,perasaan yang hanya muncul ketika aku berada di dekat bima.
20 menit untuk sampai di kampus, perjalanan yang terasa sangat singkat menurutku,rasanya aku ingin lebih lama lagi dibonceng bima seperti ini.
"oke nilam,bangun-bangun sudah cukup halunya". kataku pada diriku sendiri.
"nanti pulangnya aku tunggu kamu disini ,jam 3 oke,jangan telat". katanya sambil begitu saja pergi dari hadapanku,but wait..wait bima bahkan belum mendengar jawabanku iya atau tidak bukan? main pergi saja dia, tapi aku senang sekali sekaligus penasaran kenapa tiba-tiba bima mengajakku pergi, jadi tidak sabar menunggu jam agar cepat berlalu.
seantusias itu aku ingin bertemu dengan bima sore nanti,aku menerka-nerka apa yang akan terjadi antara aku dan bima setelah hari ini.
2:40
dan yang kutunggupun akhirnya datang juga,bima menghampiriku dan menyapaku.
"aku yang seharusnya menunggumu kan,kok malah kamu yang sudah duluan berada disini?"tanya bima kepadaku sembari tersenyum penuh arti.
nah..loh gawat kan aku harus jawab apa sekarang, apa iya aku jujur saja karena saking senengnya mau ketemuan jadi aku buru-buru ke tempat ini, ahh..tidak..tidak aku masih cukup punya gengsi untuk mengakuinya.
"tadi aku selesai lebih cepet,jadi baliknya juga jadi cepet". jawabku mengada-ada
"ya udah yuk keburu sore". katanya
"kita kemana?"tanyaku penasaran
"enggak jauh,aku cuma mau ngajak kamu ngobrol sambil menikmati sore di depan gereja dekat alun-alun,kalau sore begini langit di sana bagus banget". jawabnya
..."whatttt....enggak salah ini,dia lagi kerasukan arwah Shakespeare atau apa? seorang bima yang cuek gitu bisa-bisanya jadi seromantis ini" kataku pada diriku sendiri yang masih melongo mendengar kata-katanya barusan.
"nilam cahaya nurani". dia bahkan menyebut namaku dengan lengkap sambil menjentikkan jarinya di keningku.
"hahhh.." reaksiku yang tidak jelas, karena terlalu bingung harus berekspresi seperti apa.
"nah kan bengong mulu ni anak" katanya lagi kali ini sambil menarik tanganku dan aku pun menurutinya begitu saja.
dan sore ini aku bersama bima menuju tempat yang dimaksud,tidak jauh dari kampusku,aku bahkan sering melewatinya.
aku duduk di kursi panjang taman,tepat di bawah pohon perdu di sana, di depan kami berdua berdiri gereja yang sudah cukup tua,tertera tahun 1817 di depan bangunan tersebut,mungkin itu awal dibangun gereja GPIB Beth -El kala itu.tapi meskipun sudah setua itu,gereja tersebut masih sangat terawat dengan baik dan terlihat sangat indah,dan mungkin jejak waktu dan rekam sejarah yang tertera di sana yang justru membuat tempat ini menjadi sangat menarik dan istimewa,dan benar saja rona jingga mulai menghiasi langit sore ini,membuat pemandangan di depanku berlipat-lipat menjadi lebih mempesona.
"indah sekali"gumamku dengan mata yang tidak berkedip menatap lukisan semesta yang luar biasa menawan di hadapanku ini.
"dan aku sedang menikmati keindahan keduanya,langit senja dan...kamu". katanya lagi sambil tersenyum menatapku.
lagi-lagi aku dibuat melongo dengan ucapannya,fix ini bukan bima yang ku kenal, bima tidak pernah menunjukkan sisi dirinya yang seperti ini di depanku selama ini.
aku masih tidak percaya dengan yang kudengar,kata-kata seromantis itu bisa keluar dari mulutnya,"aku pasti sedang mimpi" ucapku pada diriku sendiri.
"nih anak,bengong mulu kerjaannya, nilam kenapa,ada yang aneh?" tanyanya , lagi-lagi menyentil keningku dengan jarinya
"enggak..enggak apa-apa, eh..tapi tunggu,kamu memang sedikit aneh sih menurutku hehe...". jawabku datar dengan senyum yang sedikit kupaksakan
"masa iya,ganteng-ganteng gini dibilang aneh". ucapnya dengan tawa yang tertahan
"tapi serius bima,kamu beda enggak seperti biasa" jelasku
"emang biasanya aku seperti apa?" tanyanya lagi
"ehmmm,..pokoknya biasanya enggak seperti ini,aku ngerasa ada yang beda aja dari kamu". kataku
..hening beberapa saat..
"nilam,aku seneng banget,andai bisa aku ingin menghabiskan waktu sama kamu seperti ini terus,sederhana saja..hanya duduk disini,ngobrol,dan menikmati sore yang indah dan tenang,rasanya aku ingin bisa melakukannya setiap hari denganmu." ucapnya dengan pandangannya yang masih menatap langit dengan rona jingganya yang sempurna.
"aku tidak tahu ada apa dengan bima hari ini,tapi terlepas dari rasa penasaranku ini,aku juga sangat menikmati kebersamaanku dengan bima seperti saat ini,Tuhan jika aku boleh meminta akupun ingin tetap seperti ini" ucapku pada diri sendiri.
"kenapa diam?" lagi-lagi bima mendapati aku tengah melamun
"sebenarnya aku ingin bertanya mengapa,dan bagaimana bisa? serta banyak sekali pertanyaan lainnya yang menumpuk di kepalaku,tapi saat ini aku memilih untuk mengabaikannya saja, aku lebih ingin menikmatinya saja tanpa berprasangka apapun" kataku dengan tersenyum penuh arti kepada bima.
"ingat selau aku dan kita di sore ini,nilam". katanya sambil tersenyum
"apa?" tanyaku pura-pura tidak mendengar
"udah,bukan apa-apa,cari makan dulu yuk, kamu suka kebab kan,kebab di sebelah sana enak loh". katanya sambil berdiri dan meraih tanganku dan aku mengikutinya tanpa penolakan.
sore yang indah dan sangat berarti untukku,sebab ini pertama kalinya aku bisa sedekat itu dengan bima.
entah kenapa aku merasa begitu terikat dengannya,padahal belum ada ikrar pacaran atau status apapun di antara aku dan dia,tapi aku merasa dan bahkan yakin jika bima sebenarnya juga memiliki perasaan yang sama sepertiku,perasaan "cinta".
3 hari kemudian*
"hahh...bima sudah 3 hari ini tidak masuk kuliah,kok aku tidak tahu?aku juga tidak tahu kenapa sejak pertemuanku dengannya sore itu bima belum juga menampakkan dirinya di hadapanku, bahkan percakapan terakhir yang kuingat adalah malam setelah kebersamaan kita waktu itu,itupun dia cuma say good night saja dalam chat yang dia kirimkan padaku,tidak ada kata-kata yang mencurigakan.
apa aku harus mengirim pesan atau menelfonnya dan menanyakan keadaannya saat ini,..ahh tidak,aku terlalu malu untuk melakukannya, biar saja dulu,dia mungkin memang sengaja tidak ingin memberitahuku,mungkin juga aku memang tidak sepenting itu baginya hingga untuk apa dia repot-repot mengabariku,Ya Tuhan perasaan macam apa ini,kenapa rasanya sesak sekali di d**a, bukankah dia memang bukan siapa-siapaku,lantas mengapa aku merasa dicampakkan,..hikkks...dan kalau dia saja bisa mengabaikanku seperti ini,lantas kenapa aku harus repot-repot mengeluarkan air mata untuknya,air mata yang nyatanya terus mengalir tanpa diminta."
aku merasa kesal sekali karena hilangnya bima yang tiba-tiba dari hidupku,terlebih lagi dia pergi tanpa sepatah kata pun,memang siapa dia, bisa-bisanya melakukan ini padaku.
*
sebulan sudah aku tidak melihat bima, dia seperti ditelan bumi,hilang begitu saja,akun media sosialnya pun tidak aktif,dan nomer HPnya pun tidak bisa kuhubungi,aku sudah mencari tahu lewat teman-temannya tapi tidak ada yang tahu pasti kemana dia pergi,...sudahlah mungkin memang ini yang dia inginkan.
"huffft..."entah sudah berapa kali aku menghela nafas panjang seharian ini.
moodku seketika menjadi berantakan dan sepertinya aku telah kehilangan semangat hidupku karenanya.
aku melihat jam di tanganku,baru jam 2.15 siang,tapi kenapa terasa lama sekali hari ini,semua ini gara-gara bima, dia yang membuat kekacauan ini. hikss..lagi-lagi air mataku meluncur tanpa seijinku,entah kenapa juga aku masih saja mengharapkan dia setelah semua yang dia lakukan,nyatanya perasaan sayangku padanya jauh lebih besar dari pada kekesalanku kepada bima.
anak-anak satu persatu mulai meninggalkan ruang kelas,begitupun aku dengan langkah yang terasa begitu berat aku berjalan menuju tempat biasa menunggu angkot.
tak berapa lama angkot yang kutunggu datang,dan aku bergegas naik,aku ingin sekali segera pulang dan merebahkan diri ditempat tidur,atau lebih tepatnya menangis di atas tempat tidur,rutinitas yang sering kulakukan akhir-akhir ini, bima memang keterlaluan bisa-bisanya dia mempermainkan perasaanku hingga seperti ini.
20 menit sudah akhirnya aku sampai di depan minimarket yang tidak jauh dari rumahku,aku berhenti di sana
tanpa menoleh kesana-kemari akupun berjalan menuju rumahku yang cukup jauh masuk gang.
aku tidak mengira dalam perjalananku menuju rumah ternyata ada seseorang yang sudah mengikutiku sedari tadi tapi aku tidak menyadarinya sama sekali hingga tiba-tiba saja
"bugghh...."aku terkejut bukan main ketika sepasang tangan yang cukup kekar menarikku dalam pelukannya ketika aku hampir saja terserempet motor karena kecerobohanku sendiri yang jalan tidak lihat-lihat sekitar karena terlalu asik menikmati kegalauanku.
"bima..?!" hanya itu yang terucap sebab aku terlalu terkejut untuk memikirkan kata yang lain.
sementara bima malah tersenyum melihat raut muka kebingunganku saat ini.
"dasar ceroboh,kamu baik-baik saja kan? kenapa tidak hati-hati ada motor lewat itu" tanyanya sambil melepaskan tangan yang erat mencengkramku tadi
tapi aku masih sangat terkejut hingga tak satu katapun keluar dari mulutku, sekali lagi bima tersenyum.
"maafkan aku nilam mengejutkanmu seperti ini,tapi aku tidak bisa menahan diri untuk sesegera mungkin menemuimu" katanya
apa?dia bilang maaf,apa dia tidak tahu apa yang sudah dia lakukan padaku sejak kepergiannya? dan tiba-tiba saja dia datang dan bilang "maaf".
tapi tunggu, untuk apa aku marah, dia memang tidak harus kan selalu memberi kabar dan memberi penjelasan,aku kan bukan siapa-siapanya dia.
"apa kamu tidak kangen padaku?" tanyanya
"hahhh...maksud kamu apa?" tanyaku pura-pura tidak mengerti
"aku minta maaf karena pergi begitu saja tanpa memberitahumu,aku memang sengaja...maaf ya aku hanya ingin sedikit mengerjaimu,tapi sungguh aku tidak benar-benar pergi,aku sering bertanya keadaanmu kepada temanmu geta,aku ingin tahu jika aku pergi apa kamu akan merasa kehilangan atau tidak,dan melihat kegalauanmu belakangan ini..hmmm sepertinya memang...". dia tidak melanjutkan kata-katanya,tapi malah kembali menatapku dengan sorot matanya yang tajam.
sementara mataku seketika berkaca-kaca mendengar ucapannya. apa-apaan ini,dia menganggap lucu perasaanku.
"jahat".. kataku lirih sambil menundukkan kepalaku,kali ini aku tidak bisa menahan air mataku yang meluncur mulus di kedua pipiku.
melihatku yang diam,kemudian bima menarikku dan memelukku dengan erat.
aku merasakan detak jantungnya dengan jelas dan hembusan nafasnya yang teratur namun berbanding terbalik dengan degup jantungku yang seperti mau meledak saat ini.
dadaku terasa sangat sesak ketika dia mendekapku dalam pelukannya, kapan dia akan melepaskan pelukannya ini,aku seperti mau pingsan rasanya.
"aku sudah berhenti kuliah nilam,jadi selama sebulan ini aku sibuk mengurusi semuanya,aku akan berangkat ke gombong,kebumen besok pagi, aku akan memulai pendidikanku sebagai seorang tamtama di sana,ini adalah keinginanku, cita-citaku nilam,jadi pas waktu itu ada pendaftaran baru Dikmata(pendidikan pertama tamtama) ,aku iseng ikut daftar,aku tidak berharap banyak sebenarnya, karena sebelumnya aku pernah mendaftar tapi tidak lolos,dan setelah tahu yang kali ini aku lolos makanya aku tidak ragu lagi berhenti kuliah dan memulai pendidikanku di sana" jelasnya panjang lebar
"oh..".reaksiku,dan sepertinya bima tidak puas dengan reaksiku yang hanya seperti ini.
"kok cuma "oh"?. katanya lagi seolah menanti jawaban yang lebih dariku.
"aku harus bilang apa?nyatanya aku sendiri bingung harus berkata apa,kamu pergi tanpa pesan apapun,dan tiba-tiba sekarang kamu berdiri di hadapanku, tunggu,...biarkan aku menata hatiku dulu". kataku masih dengan mataku yang berkaca-kaca.
"maafkan aku,nilam aku tidak bermaksud mengacaukan semuanya, aku hanya tidak terlalu pandai mengungkapkan perasaanku". katanya sambil terus menatapku.
"aku ingin marah padamu,tapi tidak bisa, aku benci ini". kataku
"marah saja sebanyak kamu ingin memarahiku,aku tahu aku tidak seharusnya bersikap ambigu seperti ini" jawabnya lagi.
"sudahlah,kamu tahu kan aku tidak pernah bisa marah padamu meski sebenarnya aku sangat kesal saat ini".
kataku sedikit cemberut
"i love you,nilam". katanya dengan jelas terdengar di telingaku
"hahh..". reaksi spontanku lagi yang seakan tidak percaya dengan pendengaranku sendiri.
"aku serius,nilam..aku menyukaimu juga menyayangimu,dan mungkin rasaku padamu lebih besar dari perasaanmu terhadapku" kata-katanya hampir saja membuatku berhenti bernafas.
dia menyatakan perasaannya padaku, seperti ini dan dalam keadaan yang seperti ini,tidak bisakah dia sedikit romantis?.
haruskah aku bilang kalau akupun juga menyukainya,bagaimana kalau dia berfikir aku terlalu gampang mengungkapkan cinta,ahh.. bodoh sekali,kenapa juga aku masih mencemaskan hal itu,bukankah memang ini yang kuharapkan,dia menyatakan cintanya padaku.
aku masih saja terbengong,sibuk mengatur fikiranku yang riuh seperti pasar malam.
"nilam,setidaknya katakan sesuatu, aku baru saja menyatakan cintaku,beginikah reaksimu?" katanya sedikit kesal,sambil menggenggam erat tanganku
..
"sekali kamu genggam tanganku,jangan pernah berfikir untuk melepaskannya lagi". tiba-tiba saja kata-kata itu meluncur mulus dari mulutku.
Bimapun tersenyum dan semakin mengeratkan genggaman tangannya.
"nilam,tunggu aku ya,mungkin beberapa tahun lagi sampai aku berhasil mewujudkan cita-citaku,aku ingin kamu tetap di sana,menemani dan menungguku dengan sabar,..sampai tiba waktunya nanti aku akan menjadikanmu halal di hadapan Allah,aku mungkin tidak punya apapun yang bisa kujanjikan untukmu tapi kamu harus percaya padaku,sekuat tenaga aku ingin membahagiakanmu, jadi,nilam cahaya nurani mulai hari ini aku memintamu dengan sungguh bersediakah kamu berbagi hidup yang mungkin tidak selalu mudah denganku?" ungkapnya panjang lebar kepadaku
dan akupun hanya menganggukkan kepalaku,.."ya..bima,aku bersedia". jawabku dengan yakin.
bagaimana aku bisa menolaknya sedang sepanjang nafasku ini aku hanya mencintainya seorang.
"aku mempercayaimu bima,dan akan kupegang janjimu kepadaku,lebih tepatnya janji kita... jika ini adalah pintamu,maka percayalah sejengkalpun aku tak akan pergi darimu".
end....!