Setelah selesai dengan acara pernikahan, mas Rei segera membawaku ke Jakarta, awalnya bunda menentang keinginan mas Rei, dan bersikukuh agar kami menerima hadiah paket bulan madu yang telah disiapkan bunda untuk kami, namun mas Rei berkata bahwa ia masih memiliki pekerjaan besok, dan harus segera diselesaikan, ia juga berkata akan segera mengajakku berbulan madu segera setelah urusannya selesai. Aku hanya mengikuti saja kemauan suamiku, suami? menyebut kata suami sungguh masih sangat asing untukku. Setelah akhirnya bunda menerima keputusan mas Rei, akhirnya disinilah kami, di dalam mobil yang dikendarai sendiri oleh mas Rei, menempuh perjalanan Bandung-Jakarta dengan kebisuan, tak ada satupun diantara kami yang memulai pembicaraan, hanya suara alunan musik saja yang terdengar mengiringi perjalanan kami.
Entah hanya firasat ku saja atau bukan, aku merasa mas Rei seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat berat, selama acara pun ku perhatikan tak ada senyum yang menghiasai wajahnya, ia hanya tersenyum jika bunda menghampirinya saja, selebihnya ia memilih diam jika tidak ada yang mengajaknya bicara. Aku memaklumi karna dia dan diriku sama-sama menikah atas keinginan bunda, bukan atas dasar cinta seperti kebanyakan pasangan lain, mungkin inilah salah satu alasan atas kebisuan yang meliputi kami.
Karna waktu sebentar lagi akan maghrib, kami memutuskan untuk berhenti sejenak di rest area untuk melaksanakan sholat serta mengisi perut kami.
“ ayo kita sholat maghrib dan makan dulu, nanti setelah itu kita lanjut lagi perjalanan kita”
“ baik mas”
setelah sholat kami memutuskan untuk makan, karna perjalanan masih setengah jalan lagi.
“ kamu mau makan apa, silahkan pilih yang kamu mau”
“ aku mau makan nasi rames aja mas, mas mau makan apa biar sekalian saya yang pesan”
“ samakan saja denganmu, tapi jangan pakai sambal ya” aku hanya mengangguk saja.
Setelah selesai makan dan beristirahat sejenak kami melanjutkan perjalanan kami, butuh waktu satu setengah jam untuk sampai ke rumah mas Rei, tidak ada acara gendong ala pengantin tidak ada canda tawa mesra, aku hanya mengikuti mas Rei dari belakang dengan diam.
“ kalau kamu mau keliling-keliling rumah silahkan, saya mau ke atas sebentar”
“ iya mas”
Rumah berlantai 2 terlihat sangat minimalis, bukan tipe rumah bunda yang sangat terlihat megah dan mewah dari luar, rumah mas Rei di design sangat sederhana namun sangat asri menurutku, perpaduan cat warna putih dan hijau muda yang menghias rumah ini menambah kesan adem. Di depan terdapat halaman mini yang terdapat pohon-pohon besar yang menambah kesan asri rumah ini, tak lupa juga terdapat kolam ikan minimalis, juga terdapat garasi. Di lantai satu terdapat ruang tamu yang menjadi satu dengan ruang tv, juga tersedia dapur yang cukup luas, juga tersedia 2 ruangan dilantai bawah yang dapat ku tebak pasti sebuah kamar mungkin, tidak lupa juga terletak beberapa figura photo yang terletak indah di dinding serta di lemari kaca, photo-photo mas Rei semasa kecil dan juga photo-photo keluarga yang lain, jika dilihat dari photo-photo yang ada disini ternyata mas Rei sangat-sangat tampan dan juga menggemaskan semasa kecilnya, seperti yang sudah ku katakan,mas Rei ternyata anak yang sangat dekat dengan bunda, dilihat dari banyaknya photo-photo mas Rei dan bunda dari berbagai moment.
Di halaman belakang terdapat kolam renang juga terdapat kebun minimalis yang dihiasi dengan tanaman mawar merah dan putih yang sangat memanjakan mata, terdapat beberapa tanaman gantung yang menghiasi halaman belakang, juga jangan lupakan gazebo yang terletak tidak jauh dari kebun, serta terdapat pula ayunan. Benar-benar mengagumkan.
Setelah asyik berkeliling di lantai satu ku lanjutkan untuk melihat-lihat lantai dua. Di lantai 2 terdapat 3 ruangan, juga terdapat halaman kosong diluar, mungin sejenis rooftop, terdapat kursi dan mejanya, serta tak lupa beberapa pot bunga juga terletak disana, juga ada ayunan seperti sangkar burung terletak disana, dari sini kita dapat melihat aktivitas dibawah, dimana halaman belakang berada.
Setelah asyik berkeliling ku putuskan masuk ke ruangan yang ku yakini kamar, ruangan yang tadi dimasuki oleh mas Rei, sambil membawa koper ku langkahkan kaki ku ke dalam, ku lihat mas Rei sedang tertidur diatas kasur, mungkin ia kelelahan gumamku, lalu ku pindahkan pakaianku ke dalam lemari yang ada di dalam walk in closet karna ku lihat masih tersedia space untuk ku menaruh pakaianku, bahkan lemari ini masih tersedia space yang cukup banyak, mengingat ukurannya yang sangat besar.
Setelah beres ku lanjutkan dengan membersihkan diri, tak lupa ku ambil sekotak kado dari bunda, bunda mengatakan aku harus menggunakannya malam ini, mengingat ini malam pernikahanku dengan mas Rei, ku buka kotak itu, dan betapa terkejutnya aku melihat isinya, yang ternyata sebuah gaun tidur yang sangat sexy, bukan seperti lingerie yang terawang, tetapi gaun ini gaun yang panjangnya hanya sebatas atas dengkul haruskah aku mengenakannya? apa mas Rei tidak akan risih nantinya? aku saja merasa malu untuk mengenakannya, apalagi jika sampai mas Rei melihatnya, aku takut di cap buruk oleh mas Rei, tetapi akupun telah berjanji kepada bunda untuk mengenakannya. setelah lama akhirnya ku putuskan untuk menggunakannya. ku berharap semoga mas Rei tidak menjadi ilfeel terhadapku.
Selesai aku mandi dan sholat ternyata mas Rei masih tertidur dengan lelap, mungkinkah ia sangat kelelahan? sebenarnya aku juga merasa lelah, namun aku masih sangat sungkan untuk sekasur berdua, haruskah aku tidur di sofa? atau tidak mengapa jika aku tidur di kasur? bukankah sekarang kami telah sah menjadi pasangan suami istri? tidak salah bukan jika kami tidur sekasur? dengan mengucap basmallah ku rebahkan tubuhku disamping mas Rei, tak lupa juga ku tutupi tubuhku dengan selimut, ku lihat jam dinding telah menunjukkan pukul 10 malam, tak lupa ku matikan lampu kamar dan menyalakan lampu tidur, ku pandangi wajah mas Rei yang terlelap disampingku, wajah yang tampan dan juga akhlak yang baik, dalam hati ku sangat bersyukur memiliki dia yang menjadi suamiku, semoga ia juga mampu membuka hatinya untuk ku.akhirnya aku pun ikut terlelap juga.