Wind

2416 Words

Aku terjaga terlalu pagi keesokan harinya, Jean sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya. Padahal aku hendak pergi kemarin, namun pria itu bersikeras mencegahku. Terlebih ketika dia bertanya kemana arah tujuanku. Yang tentu saja ku jawab tidak tahu. Terus terang perjalananku menuju penginapan Peony yang Nyonya Rose mintakan padaku sudah menjadi bagian dari kenangan. Meski aku bersikeras kesana pun aku merasa Nyonya Rose tidak akan pernah datang menjemputku. Lalapan api dalam kenangan itu masih terasa jelas dalam ingatan. Tidak ada harapan meskipun aku berdoa agar dia tetap berada dalam kondisi hidup. Terlalu menyulitkan. Aku melirik kesegala penjuru arah sampai menemukan dua ekor srigala dengan warna bulu yang berbeda menghampiriku. Aku tidak melihat mereka kemarin, apa mereka liar? Tida

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD