"Hatci!" Clarista mengalami bersin-bersin setelah ia sempat terkena guyuran hujan selama di perjalanan. Ya, berhubung mobilnya memiliki kendala dan harus diderek oleh si montir ke bengkelnya, maka mau tak mau, Clarista pun harus nebeng pulang bersama Gerrald. Setelah sekian lama, ia pun duduk satu jok lagi di atas motor bersama cowok itu. Meskipun kondisinya sudah berbeda, tapi tetap saja, jantungnya berdetak tak keruan selama ia masih berada di belakang si cowok yang fokus mengemudi. Rasanya begitu aneh dan canggung. Bahkan, ia pun merasa ragu-ragu untuk sekadar berpegangan apalagi sampai harus memeluk pinggang Gerrald demi mengamankan dirinya sendiri supaya tidak jatuh saat dibawa ngebut. "Kamu gak mau pegangan, Di?" seru Gerrald pada saat itu. Entah kenapa, Clarista begitu sungkan