When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sinar sang fajar yang menyeruak masuk di antara celah jendela berhasil mengusik ketenangan Alya dari tidurnya. Matanya mengerjap beberapa kali hingga akhirnya terbuka dengan kesadaran penuh. Memperhatikan dengan seksama keadaan sekitar dan akhirnya menyadari kalau saat ini ia tengah berada di kamar baru nya. Hal pertama yang Alya rasakan saat pertama kali membuka mata adalah Pening. Ia pikir tidur lebih awal akan membantu keadaannya lebih baik dari sebelumnya. Nyatanya tidur cepat tak membantu apa pun saat ini, jetlag masih kentara terasa. Alih-alih bangun, Alya memilih kembali mengeratkan selimut dan melanjutkan tidur. Sepersekian menit kemudian saat hendak terlelap terdengar suara pintu kamarnya terbuka lebar. Dari balik selimut ia mengintip ada Kenzie yang melangkahkan kaki masuk ke d