Syarat Menjadi Teman Tidur

1425 Words
“ Apa permintaanmu? Pasti akan kukabulkan kalau bisa aku lakukan. Aku juga ingin suamiku sembuh. Aku juga tidak ingin terus-terusan merasa bersalah. Dokter Kevin adalah pria baik yang mencintaiku dengan sepenuh hatinya. Sudah terlalu banyak pengorbanan yang dia lakukan untukku. Dia tidak bisa berkarir lebih tinggi lagi, padahal dia mampu, dia hanya stuck jadi kepala bidang departemen jantung di rumah sakitku. Padahal kalau dia tidak jatuh cinta padaku, pasti dia bisa menjadi pimpinan rumah sakit besar dengan keahlian yang dimilikinya ” Kata Evie dengan sorot mata sedih. “ Itu bukan pengorbanan dokter. Itu adalah rasa cintanya untuk anda. Mungkin saja, mister Kevin sudah puas dengan segala yang dicapainya sekarang ini, yang terpenting baginya adalah bisa mencintai anda seumur hidupnya.” Kataku pelan “ Nah, supaya dia tetap bisa mencintaiku seumur hidupnya, aku perlu pertolonganmu untuk melakukan hal itu. Aku ingin kami berdua tetap hidup bahagia, saling mencintai selamanya,tetapi dengan bantuanmu. Kalau mister Kevin sekiranya baik-baik saja dan bisa melakukannya bersama wanita lain, berarti bersamaku tidak bisa dilakukannya karena efek psikologis, karena dia tidak mau menyakitiku. Apapun itu nanti hasilnya, kamu laporkan kepadaku dan aku baru akan memikirkan solusi terbaik, untuk Mister Kevin. Sekarang coba sebutkan apa permintaanmu?” Tanyanya sekali lagi. Aku terdiam cukup lama, memikirkan kembali apakah pantas aku memintanya. Tapi kalau tidak kuminta, aku tahu, aku pasti tidak sanggup melakukannya. “Maaf kalau aku lancang. Aku setuju melakukan hal itu, tapi jangan langsung disuruh melayani mister Kevin, ibarat wanita penghibur. Tolong kondisikan kami berdua agar lebih akrab dulu, yang aku tidak tahu bagaimana caranya. Pasti anda bisa mengaturnya agar setidaknya kami berbincang dulu beberapa kali dan aku tidak ingin mister Kevin melakukannya di kamarku di belakang rumah ini. Aku tidak sanggup membayangkannya harus masuk ke kamar pembantu ibarat pencuri dan melakukannya bersamaku di tempat tidur sempitku. Aku tidak bisa.” Kataku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku. “ Tidak usah khawatir, aku sudah memikirkannya. Mulai hari ini kamu pindah di ruang tidur yang menyambung ke perpustakaan. Aku akan bilang ke papaku, kalau kamu akan tidur di ruang itu , agar kamu lebih leluasa belajar sampai tengah malam untuk persiapan sertifikasi akupunturmu. Nanti aku akan menkondisikan Mister Kevin untuk membantumu dan kalian bisa berbincang akrab, sampai kalian berdua nyaman melakukannya. Semua akan aku atur. Aku juga tidak mau suamiku melakukannya di ruang tidurmu. Jadi lebih baik kalian melakukannya di ruang tidur perpustakaan. Gimana, puas?” Aku menganggukkan kepalaku. “ Okay, sekarang kamu boleh bersihkan kamar di samping perpustakaan. Ganti spreinya dengan sprei yang baru dan barang-barangmu boleh kamu pindahkan sebahagian ke ruangan itu. Tapi tidak usah semuanya. Ruang tidurmu, tetap ada di kamar belakang itu.” Katanya. Aku mengigit bibirku, dia hanya ingin aku melayani suaminya sehingga membiarkanku tidur di kamar di samping perpustakaan, tapi bukan berarti aku boleh menempati kamar itu selamanya. Dia ingin aku mengerti tentang posisiku. Posisiku tetap adalah seorang serdadu yang harus mengikuti semua perintah dari dirinya yang merupakan seorang jendral. +++ Malam itu aku sudah mulai tidur di kamar di samping perpustakaan. Tapi sebelum tidur, aku memutuskan membaca dulu deretan buku-buku yang jumlahnya ada ratusan di perpustakaan ini. Semua buku-buku itu tersusun rapi dan terindeks dengan nomor yang rinci. Bagian kanan adalah buku-buku kedokteran tentang jantung , ini pasti buku-buku Mister Kevin. Bagian sebelah kiri adalah buku-buku tentang akupuntur, dari buku yang sudah berubah jadi kuning kertasnya, sampai buku dengan kertas mengkilap terdapat di rak ini. Yang kertasnya sudah menguning pasti kepunyaan Mister Albert dan yang terbaru, pasti milik Dokter Evie. Di rak pinggir ada buku-buku kedokteran umum dan aku tertarik membaca buku tentang anatomi tubuh. Aku mengambil buku tersebut dan duduk berselonjor di karpet di bawah rak ini. Keadaan rumah sudah sepi, Mister Kevin dan dokter Evie dari selesai makan malam sudah masuk ke kamarnya. Mungkin saat ini, dokter Evie sedang menjelaskan kepada suaminya tentang niatnya. Aku tidak mau tahu bagaimana dia meyakinkan suaminya. Otakku tidak bisa lagi berpikir untuk itu. Aku hanya berdoa, agar Mister Kevin menolak keinginan gila istrinya itu. Tiba-tiba pintu ruang perpustakaan terbuka. Secepat kilat aku berdiri dan merapikan baju kerjaku, yang memang belum kutukar dengan baju daster, yang biasa ku pakai tidur. Aku pikir tidak etis kalau aku memakai baju daster, karena mungkin saja tiba-tiba Mister Albert atau Kenny masuk ke ruang perpustakaan ini. Terdengar suara Mister Kevin bertanya. “ Kamu lagi belajar, Jen? Kata istriku, mulai hari ini kamu tidur di ruang perpustakaan ya, biar kamu bisa belajar sampai malam untuk mempersiapkan ujian sertifikasimu.” Aku hanya mengangguk. “ Okay aku akan duduk di sebelah sini. Kamu boleh tetap duduk di tempatmu. Kamu pasti belajar kedokteran umum ya?” Tanyanya sambil menuju raknya yang terletak di sebelah kanan. Aku kembali hanya mengangguk, karena tidak tahu apa yang harus aku katakan. “ Kalau ada yang tidak kamu mengerti, kamu boleh bertanya padaku. Tadi Evie, memintaku membantumu agar kamu lebih cepat memahami tentang ilmu dasar kedokteran. Sehingga bisa ikut ujian sertifikasi akupuntur untuk angkatan baru beberapa bulan lagi. ” Katanya sambil mencari-cari buku untuk dibacanya Alangkah pintarnya dokter Evie, dia pasti tidak menyebutkan keinginannya kepada suaminya. Dia hanya bilang agar suaminya membantuku untuk ujian sertifikasiku. Dia ingin suaminya melakukannya atas kemauannya sendiri. Tapi aku yakin, Mister Kevin tidak akan pernah mau. Dia terlalu mencintai istrinya. Dia bukan laki-laki genit seperti Garry. Tidak pernah sekalipun selama aku bekerja , dia pernah melirikku dengan tatapan tidak sopan. Tidak seperti mata dokter-dokter di rumah sakit Chinese Health, saat mereka bertemu denganku di rapat direksi, mata para dokter itu seperti serigala yang ingin memangsa sang kelinci , tapi dokter Kevin tidak pernah seperti itu. Docter Evie mulai melaksanakan keinginanku agar aku bisa lebih akrab dulu dengan suaminya sehingga dia menyuruh suaminya membantuku untuk belajar. Kami membaca dalam diam. Aku tidak akan bertanya padanya, meskipun aku tidak mengerti. Besok aja baru kutanyakan pada dokter Evie. Aku akan meminalkan berinteraksi dengannya. Toh aku sudah minta waktu kepada dokter Evie, kalau aku tidak bisa melakukannya begitu saja dan aku yakin, hari ini, kami tidak akan melakukannya karena satu jam telah berlalu dan kami berdua masih duduk di sudut baca kami masing-masing. Tanpa kata dan tanpa interaksi apapun, bahkan aku tidak mengeluarkan suaraku sama sekali padanya. Aku hanya menganggukkan atau menggelengkan kepalaku saja. Ketika jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Mister Kevin bangkit berdiri dan bertanya padaku. “ Bisa kamu mengerti semua yang kamu baca. Bahasa inggrismu sangat bagus dong.”Katanya sambil melirik buku tebal yang kupegang dengan judul Atlas of Human Anatomy. “ Aku sekolah di international school dari TK- SMA, yang full English . Dan saat kuliah kedokteran aku juga masuk program international yang pengajarannya memakai bahasa inggris.” Kataku menjelaskan padanya. “ Oh ada international class untuk kedokteran di Indonesia” Katanya. “ Ada mister. Banyak kampus ternama mempunyai international class untuk program kedokterannya.” Kataku pendek. “ Sayang ya, kamu tidak melanjuti Internmu, agar bisa menjadi dokter. Kamu berhenti hanya jadi sarjana kedokteran. Tapi nggak apa-apa. Kamu belajar yang giat tentang akupuntur, menjadi specialis akupuntur juga sangat bagus.” Katanya sambil meletakkan bukunya kembali lalu menyambung perkataannya. “ Aku tidur dulu ya, besok kita akan baca buku bersama lagi. Aku diperintah oleh istriku membantumu. Jadi titah sang ratu harus aku jalankan. Selamat malam.” Katanya bagaikan seorang gentleman. “ Maaf mister, Tidak usah membantuku, aku bisa sendiri kok. Jadi kalau mister, besok tidak datang ke sini juga tidak apa-apa. Mister pasti perlu istirahat yang cukup setelah seharian sibuk melakukan operasi.” Kataku menolaknya. “ Nggak kok. Aku jarang bisa tidur cepat. Jam sebelas adalah waktu tidurku. Aku memang biasa baca buku dulu di kamar, sampai jam sebelas. Tapi Evie bilang, dia tidak bisa tidur kalau lampunya menyala, jadi dia menyuruhku membaca di perpustakaan, sekalian membantumu, kalau ada yang ingin kamu tanyakan.” Katanya. Dokter Evie, Kamu benar-benar pintar. Kamu benar-benar Jendral yang telah menyusun taktik perang. Agar aku bisa melaksanakan tugasku untuk berhubungan intim dengan dokter Kevin. Kamu memang luar biasa pintar pujiku dalam hati, atas pemikiran dokter Evie. Akankah besok kami seperti ini lagi. Saling diam dan tanpa bicara. Aku binggung. Bagaimana harus memulai hubungan ini. Apakah tunggu sampai kami lebih akrab dulu, seperti keinginanku ? Aku benar-benar binggung. Besok akan aku tanyakan kepada dokter Evie semua kebingunganku ini. Sebagai seorang Jendral Perang, dia pasti punya taktik gemilang. Aku masih membaca sampai jam dua belas malam, tapi pikiranku sudah tidak fokus lagi di buku anatomy ini. Aku malah sibuk berpikir, apa yang harus aku lakukan? Tetap seperti sekarang, atau aku harus menggodanya, agar tugasku cepat selesai. Melakukannya dan mendiagnosanya, apakah milik pribadi dokter Kevin, bisa melaksanakan tugasnya bersama wanita lain atau memang sudah tidak mampu lagi terhadap semua wanita??
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD