Anger

1049 Words
Tanya terbangun di pagi hari karena bunyi alarm di meja nakas, seperti biasa ia akan langsung beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Menggosok gigi lalu mengguyur seluruh tubuhnya di bawah pancuran shower, memilih setelan kantor yang formal tapi masih terkesan seksi di tubuhnya. Setelah itu duduk di meja rias guna menambah kesan cantik di wajah dan seluruh tubuhnya. Hari-hari yang membosankan tapi bagi beberapa pekerja keras itu adalah sesuatu yang menyenangkan, ia mengambil tas dan meletakan ponsel ke dalam sakunya. Keluar dari dalam kamar dengan perasaan penuh percaya diri dan hati yang bahagia, menuju tempat dimana Luis berada. "Pagi, Lu!" Sapa Tanya seraya mendudukan dirinya di kursi makan selagi Luis menyiapkan sarapan, Tanya mengutak-atik ponselnya. Pagi ini terlihat sangat cerah, masih belum sadar jika ada seorang pria di dalam kamarnya sedang tertimpa masalah semalam. Don masih tidur guna mengistirahatkan tubuh dan mentalnya karena semalam ia berhasil menghajar dua pria sekaligus, karena kamar Luis yang tertutup Tanya mengira pria itu belum pulang dari pekerjaannya. "Ayo, Lu! Aku tidak ingin terlambat, hari ini ada rapat penting." Ujar Tanya setelah selesai dengan sarapannya, wanita itu masih melihat ke arah ponsel. Luis sendiri mengernyit bingung, ada sebuah rapat dadakan yang sama sekali tidak ia ketahui. Well, mungkin ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan. Karena bukan Luis yang mengatur semua jadwal Tanya, wajar jika dirinya tak mengetahui hal itu. Luis mengekor di belakang Tanya, memasuki garasi guna memasuki kendaraan wanita itu. Tanya duduk di jok belakang dan wanita itu masih setia dengan ponselnya, sesuatu yang jarang Tanya lakukan. Mendengar suara deru mobil, berhasil membangunkan Don dari tidur pulasnya. Netra kebiruan itu mengerjap beberapa kali, melihat ke arah luar jendela dan menyadari hari sudah pagi. Don berusaha duduk di atas ranjang saat bahunya terasa pegal, mungkin akibat kejadian semalam. Mengambil ponselnya yang tak jauh dari bantal dan mendapati sebuah pesan yang sangat membuatnya terkejut. "Kau dipecat!" Dua kata itu berhasil membuat jantung Don seolah senam pagi, pagi-pagi sekali ia dikejutkan oleh pesan singkat yang menyatakan bahwa dirinya sudah dipecat oleh bosnya sendiri. Don memijit dahinya sendiri sambil melihat ke arah pesan yang ia baca, masih tak percaya namun Don telah menerima pesan tersebut. Berpikir bagaimana jika Miss Tanya mengetahui hal ini, wanita itu tentu akan mengamuk. Walau Don tahu jika kemarahan Tanya bukanlah ditujukan kepadanya, tapi kepada orang-orang yang mengganggu kehidupan Don dan Tanya serta Luis. Sungguh, Don rasanya tidak ingin merepotkan Tanya dengan hal ini ketika wanita itu sudah merasa bahagia dengan kehidupan baru ini. Apakah Don harus menyesal dengan perbuatannya semalam? Menyesal karena telah merepotkan Tanya, iya. Tapi menyesal karena telah membuat kedua pria semalam babak belur, sama sekali Don tidak menyesalinya. Jika dirinya harus dipecat Don tidak perduli, baginya ia harus meninggalkan lingkungan yang toxic dan tidak baik bagi kehidupannya seperti di hotel itu. Tapi jika pemecatan yang ditujukan kepada dirinya harus kembali merepotkan Tanya, Don kembali merasa bersalah karena lagi-lagi terlibat dengan peristiwa seperti ini meski Tanya sudah berusaha keras agar Don tidak melakukan hal ini. Don mengacak rambutnya frustrasi, ingin berbicara dan menghubungi Tanya sepertinya hal itu tidak akan berguna lagi. Wanita itu telah pergi ke kantor dan dirinya sudah resmi dipecat oleh pihak hotel. Sementara Tanya saat di perjalanan ke kantor, sedari tadi dirinya tak dapat menghubungi Irina. Wanita itu sudah mengabaikan Tanya selama dua hari di saat Tanya membutuhkan teman untuk berbicara, apakah wanita itu sedang sibuk? Batin Tanya. Berharap Irina dalam keadaan baik-baik saja dan segera menghubungi Tanya dengan segera, karena ada banyak hal yang ingin Tanya bagi dan hingga saat ini nomor Irina tidak dapat dihubungi semenjak percakapan mereka beberapa waktu yang lalu lewat telepon. Tanpa terasa kendaraan telah berbelok ke sebuah gedung perkantoran, Tanya turun dari dalam mobil disusul oleh Luis. Seperti biasa kedua pasangan itu terlihat sangat percaya diri saat memasuki kantor, mengabaikan tatapan aneh dan mungkin bisikan yang tertuju kepada mereka. Namun hari ini, Tanya tidak merasa dan melihat apapun saat kedua kakinya memasuki kantor. Semua orang terdiam dan tertunduk saat melihat wajah Tanya yang ketus seperti biasanya, padahal Tanya tidak pernah melakukan apapun kepada mereka. Dan tidak memecat seseorang hanya karena gosip murahan seperti itu, Tanya melewati mereka dengan kepercayaan diri yang tinggi bersama Luis yang ada di belakangnya. Menyadarkan semua orang bahwa tidak ada yang bisa melawan Tanya yang levelnya jauh lebih tinggi dari semua orang. Tanya melihat jam tangan di pergelangan tangan kirinya, pagi ini entah mengapa rapat itu dibuat. Ketika semua orang sedang sibuk sarapan atau membuat secangkir kopi. Entah siapa yang membuat jadwal rapat mendadak seperti ini, dan temanya juga belum jelas dan belum diketahui oleh Tanya. "Al, sudah kau siapkan ruang rapat?" Ujar Tanya saat pintu lift baru saja terbuka, Alfred bahkan belum sempat berbasa-basi menyapa wanita itu pagi ini. "Iya, sudah Miss!" Sahut Alfred, untung saja pagi ini Alfred tiba di kantor dan langsung menyiapkan ruangan rapat yang tak jauh dari ruangan Tanya berada. Menyiapkan peralatan serta kursi-kursi yang telah lama tidak diduduki, dengan langkah besar Tanya memasuki ruangannya sendiri terburu-buru. Luis yang masih tidak mengertu dengan kehebohan wanita itu akhirnya bertanya pada Alfred. "Memangnya ada apa, Al?" Tanya Luis seraya menduduki kursi dan meletakan tasnya di dalam lemari. "Rapat dadakan yang diadakan oleh Mr. Skinner, semua orang bahkan belum mengetahui apa yang akan dibahas di rapat yang mendadak ini. Termasuk Miss Tanya." Jawab Alfred, Luis terlihat berpikir keras. "Siapa saja yang akan menghadiri rapat tersebut?" Tanya Luis lagi. "Beberapa petinggi cabang perusahaan Mr. Skinner termasuk perhotelan dan restoran, mungkin ingin membicarakan sesuatu atau strategi pemasaran." Jawab Alfred, Luis merasa ada sesuatu yang aneh hari ini. Tak biasanya Mr. Skinner melakukan hal itu, karena pikir Luis. Tidak mungkin orang seperti Mr. Skinner perduli akan strategi pemasaran dari setiap cabang perusahaannya, karena pria itu tidak akan menggaji besar beberapa orang untuk melakukan hal itu jika dia perduli akan strategi pemasaran itu sendiri. Luis menghembuskan nafas panjang, melirik ke arah ruangan kerja Tanya. Khawatir akan terjadi sesuatu kepada wanita itu mengingat Tanya sedang berselisih dengan Ayahnya sendiri, tapi apakah Mr. Skinner tega melakukan sesuatu yang merugikan putrinya sendiri? Luis segera berusaha mengenyahkan pemikiran negatif tersebut, menuju pantry guna membuatkan Tanya segelas kopi guna merilekskan pikiran wanita itu. Sesampainya Luis di dalam ruangan Tanya, wanita itu terlihat sibuk dalam mempersiapkan berbagai hal yang Luis sendiri tidak mengerti, meletakan secangkir kopi yang telah ia buat ke atas meja Tanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD