Wajah Tanya saat ini telah kembali berbinar setelah obrolan mereka yang ringan dan tawa yang keras, sudah Tanya katakan bahwa dirinya sangat beruntung memiliki dua pria seperti Don dan Luis. Dan Tanya tidak akan pernah melepaskan kedua pria itu sampai akhir khayatnya jika bukan kedua pria itu yang meminta.
Karena Tanya tidak ingin menyakiti salah satu perasaan dari kedua pria itu yang telah berjuang untuk bersama Tanya melewati apapun, tidak mudah memang bersanding dengan Tanya. Karena kehidupan wanita itu yang penuh gairah dan banyak tantangan, membuat siapa saja yang singgah harus memiliki kebesaran hati untuk tetap bersama Tanya.
"Baiklah, kalian lanjutkan saja obrolan kalian! Aku ingin menghubungi seseorang." Ucap Tanya mematikan rokoknya seraya beranjak dari duduk, meninggalkan kedua orang itu kembali ke kamarnya. Don dan Luis sempat bingung dan bertanya-tanya, siapa seseorang tersebut? Tapi sepertinya itu adalah urusan pribadi Tanya dan mereka tidak harus tahu tentang hal itu.
Tanya mengambil ponsel dari dalam tas kerja yang sama sekali tidak ia hiraukan sejak pulang dari kantor, terdapat banyak pesan singkat dan panggilan telepon yang ia abaikan. Yang tak lain dan tak bukan adalah dari Nando, sungguh Tanya tidak perduli kali ini. Ayahnya itu pasti khawatir jika Tanya benar-benar serius akan ucapannya tadi pagi. Namun jika Nando belum memutuskan, Tanya tidak akan pergi sampai bibir Ayahnya sendiri yang melontarkan kalimat pemecatan.
Kembali ke niatan Tanya mengambil ponsel, ia segera mencari satu nama yang selalu ia gunakan untuk berbagi cerita serta kesedihannya.
Irina..
Tanya menempelkan ponsel tersebut ke daub telinga, berharap ada sahutan dari wanita itu setelah beberapa hari menghilang dan meninggalkan Tanya tanpa adanya kabar. Satu, dua bahkan tiga kali panggilan tak kunjung ada jawaban. Namun ketika Tanya mencobanya lagi, terdengar suara seorang wanita di seberang telepon. Yang membuat Tanya cukup senang mendengar bahwa sahabatnya itu dalam keadaan baik-baik saja.
"Ir, kemana saja dirimu? Aku khawatir." Kata Tanya tanpa basa-basi lagi.
"Tanya? Maafkan aku, aku sedang sibuk sampai-sampai lupa untuk menghubungimu lagi setelah hari itu?" Kata Irina, Tanya mengangguk mengerti.
"Tidak apa, aku tahu kau sibuk." Balas Tanya.
"Aku tidak suka nada bicaramu!" Sahut Irina bercanda.
"Kau ingin aku bernyanyi?"
"Hahaha... tidak, terimakasih! By the way, bagaimana kabarmu sekarang? Apa dua pria itu masih tinggal bersamamu?" Tanya Irina yang membuat raut wajah Tanya kembali suram.
"Ya, mereka berdua masih ada bersamaku. Dan, tidak! Kabarku sedang tidak baik." Jawab Tanya yang membuat Irina menjadi khawatir.
"Mengapa? Apa lagi yang terjadi padamu, Tanya?"
Terdengar helaan nafas dari seberang telepon, berat untuk bercerita namun Tanya membutuhkan saran dari sahabatnya itu.
"Ayahku menyuruhku untuk memilih salah satu dari kedua pria itu, ditambah ada beberapa orang yang tidak menyukai gaya hidup kami bertiga. Sehingga salah satunya mengadu domba Ayahku yang sejatinya memang tak menyetujui hubungan kami bertiga." Jelas Tanya panjang lebar.
Sebenarnya, Irina tak menyalahkan Nando tentang hal ini. Hubungan yang seperti ini, memang tidak biaa dipublikasikan semudah itu apalagi kepada orang-orang awam dan tidak berpikir luas. Irina harusnya menyalahkan Tanya, dengan mudahnya wanita itu berkata secara lantang akan hubungannya dengan Don dan Luis. Tentu saja itu adalah sebuah kesalahan, apalagi Nando yang terlalu jauh dari kata modern dan tidak mengerti pergaulan jaman sekarang.
"Harus ku katakan bahwa ini adalah salahmu, Tanya! Kau tak seharusnya mengatakan hubungan gelap ini kepada semua orang, kau tahu resikonya bukan?" Ujar Irina dari seberang telepon yang membuat Tanya berpikir keras.
"Ya, Ir! Ku rasa kau ada benarnya juga, namun tidak seharusnya Ayahku ikut menyalahkan diriku atas semua hal yang terjadi." Sahut Tanya, memberikan pertanyaan besar di kepala Irina.
"Memangnya hal apa yang terjadi, Tanya?!" Ujar Irina, Tanya menceritakan seluruh rangkaian kejadian mulai dari semenjak dirinya memublikasikan hubungan mereka bertiga, hingga saat Don memukul dua pria sekaligus hingga menyebabkan mereka kedua pria itu masuk rumah sakit. Hanya karena kedua orang tersebut mencemooh gaya hidup Don yang tidak sehat, karena semenjak saat Tanya mengakuiinya di depan banyak orang. Gunjingan serta gosip dan tatapan aneh mulai menghantui kehidupan mereka bertiga.
"Kau jelas-jelas salah, Tanya! Salah! Ada sebuah alasan mengapa aku menutup rapat komunitas Female-Dominant yang ada di dalam salonku ini, karena tidak semua orang dapat menerimanya!" Cerca Irina kepada Tanya, menyalahkan segala hal tentang gaya hidup yang seharusnya tidak diketahui oleh siapapun. Dan dengan seenaknya Tanya mengatakan hal itu di depan banyak orang, mungkin juga dengan wajah yang bangga.
"Iya, Ir! Aku tahu, aku salah! Maafkan aku!" Kata Tanya yang sudah menyesali segala perbuatannya.
"Jika kau ingin meminta maaf, minta maaflah dengan kedua pria yang sudah kau repotkaj kehidupannya." Kata Irina lagi.
Tanya mengangguk mengerti, perkataan Irina memang ada benarnya. Saat Luis mulai terganggu di tempat kerja, dan akhirnya Don kembali kehilangan pekerjaannya hanya karena Tanya tidak dapat menghilangkan rasa egonya yang tinggi.
"Aku tahu, aku akan melakukannya!" Sahut Tanya, menyesal sudah tiada guna. Begitu pun dengan Don yang menyesal sudah memukul kedua pria malam itu, seharusnya ia tidak melakukannya. Tapi pada dasarnya, semua hal yang terjadi karena takdir itu adalah murni kesalahan orang lain. Saat seseorang memiliki kehidupan pribadi segila apapun itu, orang lain tak seharusnya ikut campur selagi itu tidak merugikan orang lain dan banyak pihak.
"Lalu, sekarang bagaimana?" Tanya Irina.
"Entahlah! Aku bicara kepada Ayahku, jika dia tidak suka dengan gaya hidupku dan tetap memaksa agar aku memilih salah satu dari kedua pria itu. Maka lebih baik dia memecatku dan aku akan kembali ke New York!" Ujar Tanya, Irina berusaha mencerna semua hal itu. Bahwa lari bukanlah jalan keluar, Ayahnya juga pernah mengatakan hal itu pada Tanya.
"Dan meninggalkan Ibumu? Kau tahu bagaimana keluarga besar Skinner memperlakukan mendiang Nenekmu? Kau ingin itu kembali terulang kepada Ibumu?" Tanya Irina.
"Tentu saja, tidak! Aku akan mengubur dalam-dalam siapa pun yang berani melakukan hal itu pada Ibuku!" Cecar Tanya tak ingin hal itu terjadi.
"Baguslah, jika kau berpikir demikian!" Kata Irina.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan, Ir?!" Ujar Tanya dengan nada gelisah.
"Berpikir, Tanya! Hadapilah! Kau yang memulai semua ini, maka kau yang harus memikirkan jalan keluarnya." Ucap Irina seolah memberi semangat kepada wanita itu, Tanya berpikir keras seketika.
Apa yang harus ia lakukan?
Tetap pada gaya hidupnya dan meyakinkan Ayahnya? Meski Tanya tahu hal itu tidak mudah, ketika ia harus berusaha meyakinkan seekor serigala pemarah akan hubungan gelap dan gilanya. Atau meninggalkan Los Angeles dengan membawa kedua prianya turut serta bersamanya, lari dan tak berani menghadapi masalahnya sendiri.