Two Black Man

1003 Words
Tanya pulang ke rumah dalam keadaan kesal, hampir seharian ini ia mengurung diri di dalam kamar setelah rapat itu berlangsung. Tanya segera meninggalkan kantor tak perduli dengan pekerjaan hariannya di sana saat Ayahnya ada di kantor, ia tak perduli. Tanya hanya ingin menyendiri ketika emosinya sedang tinggi, Luis yang melihat Tanya meninggalkan kantor dengan wajah kesal hanya bisa prihatin tanpa bisa berbuat apapun. Karena Luis masih terikat kerja di perusahaan ini, maka dari itu Luis harus tetap mengikuti peraturan kantor dan pulang ketika waktunya sudah tiba. Luis terjebak seharian di kantor bersama Alfred yang selalu bertanya kepadanya tanpa bisa Luis jawab. Tidak ada Tanya hari ini, dan itu berhasil membuat hari Luis terasa kosong dan hambar. Belum lagi masalah yang dialami oleh wanita itu, seolah Luis ingin segera meninggalkan kantor dan menyusul Tanya dan bertanya apakah wanita itu baik-baik saja. Bahkan Luis menunggu setiap menit dan detik saat jam dinding hampir menunjukan waktu usai bekerja, menyambar tas kerjanya yang sudah ia siapkan di atas meja lalu pergi seketika saat jam kerja telah selesai. Membuat Alfred yang melihatnya menjadi bingung dan bertanya-tanya, sayangnya pria itu tak lagi mau membagi kisahnya dengan bosnya sendiri kepada Alfred semenjak kedekatan Luis dan Tanya. Alfred hanya berpikir mungkin dirinya bisa membantu kesulitan dan masalah yang dialami Luis dan Tanya. Keluar dari dalam taksi secara buru-buru, Luis membayar beberapa dollar setelah ia tiba di rumah Tanya. Memasuki rumah seraya mencari keberadaan wanita itu namun tak Luis dapati, ia mendongak melihat ke lantai atas. Pintu kamar wanita itu terlihat tertutup rapat, mungkin Tanya sedang menyendiri usai masalah yang baru saja ia hadapi. Tak lama Don keluar dari dalam kamarnya setelah mendengar deru suara taksi yang menandakan Luis sudah pulang dari bekerja. "Apa kau sudah bertemu dengannya?!" Ujar Luis yang khawatir, Don menggeleng. Wanita itu pulang ke rumah dan langsung menuju kamarnya tanpa keluar lagi dari sana setelah itu. Don juga khawatir, Tanya belum memakan apapun sejak pagi. "Tidak! Dia langsung masuk ke kamar, bahkan dia belum makan." Sahut Don, Luis menghembuskan nafas kasar seraya berpikir keras. "Bisa kau buatkan dia makan malam? Aku mau mandi dulu, setelah itu biar aku yang mengantar makanan ke kamarnya." Kata Luis mengambil inisiatif, Don mengangguki hal tersebut dan langsung menuju pantry. Sementara Luis membersihkan dirinya dahulu dari bekerja, buru-buru dengan acara mandinya karena Luis khawatir akan keadaan wanita itu yang kata Don belum memakan apapun semenjak pagi. Dengan rambut yang masih basah, Luis keluar dari dalam kamar menuju pantry. Melihat Don yang telah selesai memasak untuk mereka bertiga namun milik Tanya diletakan di sebuah nampan lengkap dengan minumannya. "Sudah?" Tanya Luis, Don mengangguk. "Ya, kau bisa membawanya." Sahut Don, Luis segera membawa nampan yang berisi minuman dan makanan itu ke lantai atas dimana kamar Tanya berada. Mengetuk pintu kamar Tanya secara perlahan karena tak ingin mengejutkan pemiliknya atau membuatnya marah, tak ada sahutan setelah beberapa kali Luis mengetuk. Bahkan panggilan dari Luis pun tidak ada tanggapan dari dalam sana, cukup lama Luis berdiri di depan pintu kamar Tanya berharap wanita itu baik-baik saja dan tak bunuh diri karena masalahnya hari ini. Walaupun Luis tahu, bunuh diri bukanlah salah satu ciri khas kepribadian Tanya yang kuat. Wanita itu hanya butuh waktu seorang diri untuk berpikir sambil meluapkan kesedihannya, hingga sebuah suara yang Luis yakini adalah milik Tanya menyuruhnya untuk segera pergi dan meninggalkan Tanya sendiri. "Pergilah, Lu! Aku sedang tidak ingin diganggu." Ujar Tanya dengan suara ketus setelah mengetahui Luis tak beranjak dari depan pintu kamarnya, mendengar Tanya masih bisa bersuara dan berucap ketus. Menandakan wanita itu masih dalam keadaan baik-baik saja dan hal itu berhasil membuat Luis menghembuskan nafas lega. Luis turun dari lantai dua kembali menuju pantru dimana Don berada memakan makan malamnya, meskipun Luis membawa kembali makan malam milik Tanya. Namun setidaknya Luis tak perlu khawatir lagi akan keadaan wanita itu. "Sepertinya dia tidak mau makan, tapi ku rasa dia baik-baik saja." Kata Luis yang datang kembali membawa nampan berisi makanan dan minuman milik Tanya, lalu meletakannya ke atas meja. "Biarkan saja dulu, dia butuh waktu untuk berpikir." Sahut Don, Luis mengangguk lalu mendudukan dirinya di kursi dan menyantap makan malamnya sendiri. "Memangnya apa yang terjadi di kantor tadi? Karena masalahku semalam?" Tanya Don memecah keheningan di antara mereka berdua setelah beberapa menit diam. "Lebih buruk lagi, Ayahnya menyalahkan Tanya atas hal yang terjadi padamu semalam. Aku mendengarnya dari luar saat rapat sedang berlangsung, dan aku tahu bagaimana perasaan Tanya saat dicerca di hadapan banyak orang seperti itu, oleh Ayahnya sendiri." Jelas Luis, Don hanya bisa menghembuskan nafas kasar. Tak menyangka apa yang dilakukannya semalam ternyata dapat membuat wanita itu dalam masalah besar, jika Don harus meminta maaf dan menyesali perbuatannya agar Tanya tak lagi terlibat masalah akan Don lakukan. Tapi sepertinya Tanya bukan tipe wanita yang mudah meminta maaf kepada orang lain, dan Tanya tidak akan pernah mengijinkan Don untuk melakukan hal itu. "Jika bisa ku ulang waktu, maka aku berjanji tidak akan melakukannya." Racau Don, Luis yang mendengarnya tidak setuju dengan hal itu. Karena hubungan mereka bertiga bukanlah untuk konsumsi publik apalagi sampai orang lain harus ikut campur akan hubungan mereka. Hal itu jelas-jelas melanggar etika. "Hey, Man! Itu bukan salahmu, orang-orang itu saja yang terlalu berpikir negatif seolah mereka tidak pernah memiliki dosa. Jika aku tidak ada di belakang Tanya, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama ketika semua orang menggunjing gaya hidup kita tepat di depan wajah. Itu adalah hal yang paling membuat emosi!" Seru Luis dengan cara bicara yang menandakan pria itu sedang marah. Don membenarkan hal itu, beberapa orang hanya bisa memandang sisi negatif dari setiap perbuatan orang lain tanpa bisa memandang ke arah dirinya sendiri. Don, Luis dan juga Tanya tak pernah mengganggu dan menyakiti orang lain dengan gaya hidup seperti itu. Tapi mengapa semua orang mempermasalahkannya? "Mungkin mereka iri, melihat hidup Tanya yang terlalu sempurna. Bahkan Lauren mantan pacarmu itu juga ikut menggunjingku dengan Tanya!" Ujar Luis dengan nada bercanda. "Dia bukan pacar, aku mendekatinya hanya bertujuan untuk membuat Tanya cemburu. Dan hal itu benar-benar berhasil ku lakukan." Sahut Don membuka kenangan lama.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD