Anger III

1038 Words
"Semoga saja!" Sahut Don. Luis meletakan ponselnya ke atas meja kerja, gelisah saat ia masih melihat pintu ruangan rapat tertutup dengan rapat. Ternyata Don baru saja dipecat oleh pihak hotel karena perbuatannya semalam, dan Tanya belum mengetahui hal itu sama sekali. d**a Luis terasa naik-turun karenanya, ingin sekali menerobos masuk ke dalam rapat itu dan memberitahu Tanya tentang kejadian yang sebenarnya. Sementara di dalam ruangan rapat, Tanya menyiapkan semua berkas yang mungkin akan ditanyakan oleh Ayahnya. Meski Tanya lihat tidak ada satu pun investor yang hadir pada rapat hari ini, hanya ada beberapa petinggi cabang perusahaan serta hotel dan restoran. Hal yang aneh, tak biasanya Ayahnya itu mengumpulkan semua orang itu seperti sekarang ini. "Well, baiklah. Tidak ada basa-basi kali ini, aku ingin langsung pada pokok permasalahan!" Ujar Nando secara tiba-tiba, semakin membuat penasaran pada Tanya yang duduk diam di sebelah Ayahnya itu. "Tanya, Mr. Dalton ingin menyampaikan keluhannya pada seorang bartender yang menjadi.... simpananmu, karena pria itu telah menyebabkan masalah di saat jam kerjanya sedang berlangsung. Memukul dua orang pria yang salah satunya adalah staff hotel dan salah satu lainnya adalah seorang pelayan pria." Ujar Nando dengan lantang, Mr. Dalton pria berkumis itu tersenyum penuh kemenangan saat menyadari Mr. Skinner ada di pihaknya. Mendengar perkataan Ayahnya, Tanya berhasil terkejut dan berusaha mencerna semua hal ini. Benar-benar mengejutkan dan Tanya tak percaya jika hal itu terjadi, mengingat Don sudah berjanji tidak akan membuat masalah lagi apalagi sampai seperti ini. Tanya berpikir dengan keras, masih diam dan otaknya bekerja dengan sangat keras. Jika benar hal itu terjadi, pasti ada sesuatu yang melatarbelakangi peristiwa pemukulan itu sendiri, dan Tanya harus tetap menanggapi masalah ini dengan kepala dingin serta bijak. Karena menghadapi seorang penjilat tidaklah mudah! Lagi pula, jika Don sudah berjanji maka hal itu akan dia tepati. Itu artinya masalah semalam yang terjadi benar-benar mengecewakan pria itu dan Tanya harus tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. "Hmm, baiklah Mr. Dalton. Bisa kau jelaskan terlebih dahulu apa yang menyebabkan perkelahian itu terjadi?" Ujar Tanya, kini Nando melihat ke arah Mr. Dalton yang terlihat kebingungan dalam menjawab meski ia tahu jawaban dan peristiwa pastinya. "Mr. Dalton?" Tegur Nando yang masih menunggu jawaban. Pada akhirnya Mr. Dalton menceritakan kejadian yang sebenarnya meski itu akan menohok dirinya. Lagi pula Dalton masih punya jurus ampuh yang akan membuat Tanya lebih sulit menanggapinya. "Pelayan dan staff hotel tersebut menertawakan gaya hidup Miss Tanya dengan Don dan juga sekertarisnya, hingga akhirnya Don si pria bartender itu emosi dan membuatnya memukul kedua pria tadi." Jelas Mr. Dalton, semua orang terlihat mencerna semua rangkaian peristiwa itu. "Hanya itu? Dan kau membuat rapat mendadak seperti ini?" Sahut Tanya yang masih bersikap dingin dan santai meski dalam hatinya seolah terbakar karena amarah. "Bukan itu saja Miss Tanya, ku rasa pengaruh hubunganmu dengan pria bartender itu yang menyebabkan perkelahian ini. Sehingga kedua pegawaiku harus dirawat di rumah sakit!" Sahut Mr. Dalton berusaha membela diri di depan Nando, sementara Tanya tidak perlu melakukan hal itu karena dirinya tak harus meyakinkan Ayahnya itu. "Apa hubungannya antara aku dan perkelahian yang ada di restoran? Bukankah itu adalah kesalahan pegawai restoran dan staff hotel? Mengapa mengobrol di saat jam kerja sedang berlangsung?!" Cecar Tanya menohok Mr. Dalton, Tanya tak pernah kehabisan akal dalam mengintimidasi lawan bicaranya. Semua terdiam, begitu pun dengan Nando yang sudah memperhitungkan segalanya saat mengetahui hubungan putrinya dengan kedua pria itu. Dan hal ini ternyata benar terjadi, masalah datang karena Tanya tak mau mendengar ucapan Ayahnya agar wanita itu memilih salah satu dari kedua pria itu. Sehingga mungkin masalah seperti ini tidak akan terjadi dan menyebabkan perpecahan di antara semua pihak. "Kau tidak bisa menjawabnya bukan, Mr. Dalton?" Ejek Tanya, Nando berusaha menengahi pertikaian ini dengan nemotong pembicaraan Tanya. "Sudahlah, Tanya! Sebaiknya semua orang yang ada di sini mengoreksi diri terlebih dahulu. Maaf mengumpulkan kalian di rapat seperti ini, kalian boleh pergi!" Ujar Nando kepada semua orang. Tanya yang kesal karena ia pikir rapat ini adalah masalah pekerjaan yang harus dibahas, malah mengejutkannya dengan masalah seperti ini. Tanya bersumpah, Mr. Dalton harus membayar hal ini dengan setimpal, tunggu pembalasan Tanya. "Dan kau tetap di sini!" Ujar Nando saat Tanya ingin beranjak dari duduknya. "Ada apa, Dad?" Ujar Tanya saat semua orang sudah keluar dari ruangan rapat. "Kau masih meragukan permintaan Daddy? Lihat apa yang terjadi sekarang, kau mengacaukannya!" Cecar Nando, terlihat d**a Tanya naik-turun saat berbicara dengan Ayahnya. Nando telah membawa emosi wanita itu naik ke permukaan, dan tak seharusnya pria itu berkata demikian kepada putrinya. "Apa?! Aku! Bukankah kau sudah nendengarnya dengan baik tadi? Bahkan Mr. Dalton pun sudah mengakuinya." Sahut Tanya tak kalah ketus dari Nando. "Ya, tapi semua itu awalnya bersumber dari hubunganmu yang tidak sehat, Tanya! Apa kau masih mau mengelak hal itu? Lihat apa yang telah kau lakukan?!" Sahut Nando, suara pria itu terdengar mulai meninggi. Membuat Tanya tak percaya jika yang ada di hadapannya ini adalah Ayahnya sendiri, hubungan yang seperti apa? Tapi Tanya merasa nyaman dan bahagia dari pada tinggal satu atap bersama kedua orang tuanya terutama Ayahnya, itu artinya ia bahagia. Dan beberapa orang sepertinya tidak dapat bersikap profesional dalam bekerja untuk tidak mencampur adukan masalah pribadi dan pekerjaan. Bahkan hubungan Tanya dan Luis yang sebagai bos dan sekertaris, tidak terpengaruh sama sekali dengan hubungan mereka. Itu aneh! Tanya rasa hanya ada beberapa orang yang iri dan merasa tidak suka dengan apa yang Tanya lakukan. Semenjak pengakuan Tanya di depan umum, masalah muncul silih berganti dan masalah iru bukanlah dari Luis dan Don. Melainkan orang lain! "Baiklah, Dad! Jika ini semua salahku, kau bisa memecatku dan aku akan kembali ke New York!" Ucap Tanya dengan nada pelan namun sangat berhasil membuat Nando terdiam seketika. Wanita itu lalu beranjak pergi meninggalkan Nando seorang diri di dalam ruangan rapat, jika Liliane mengetahui perkataan Tanya barusan. Wanita itu pasti akan memarahi Nando, karena Liliane tak ingin kehilangan putrinya lagi meski hanya berbeda kota. Nando menghela nafas kasar seraya memijit dahinya sendiri, mengapa hubungan yang seperti itu dipilih oleh Tanya? Mengapa putrinya itu tidak seperti wanita-wanita di luar sana yang memiliki seorang kekasih lalu menikah pada akhirnya. Memang tidak semudah membalikan telapak tangan karena Nando pernah menjalani hal itu juga, tapi setidaknya dirinya tak pernah berhubungan dengan dua wanita sekaligus. Apalagi sampai membawa kedua wanita itu untuk tinggal bersama.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD