Bab 22. Wanita Impian

1469 Words

Jantung Dion melompat-lompat lagi. Posisinya sama seperti saat ia mengalami mimpi tentang Venus beberapa hari yang lalu. Dion butuh oksigen. Paru-parunya mulai sesak. “Mas Dion gak pa-pa kan?” tanya Venus lagi dengan lembut. Dion tak bisa bicara, dia hanya mengangguk saja. Venus pun tersenyum dan melepaskan pelukannya. Sepertinya tak ada bagian Venus melepaskan pelukan dalam mimpinya kemarin, bukan? “Sebenarnya Mas Dion kan punya janji sama aku malam ini,” tambah Venus lagi. Dion mengernyitkan keningnya. “Janji apa?” Venus sontak mengerucutkan bibirnya dengan tingkah cemberut. “Lupa ya? Mas Dion kan kalah tadi siang dan janji mau kencan denganku?” sahut Venus separuh merengek kesal. Mata Dion sontak membesar. Dia kira itu hanya bercanda. “M-Maksud kamu ... beneran ...” Venus menganggu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD