Dari pada melamunkan hal tentang Venus, Dion memilih untuk menepi sejenak menikmati indah dan hijaunya lapangan tembak di sebelah. Ia duduk di salah satu bench (bangku) yang disediakan untuk menonton. Lapangan tembak itu setara dengan lapangan latihan standar untuk pasukan khusus polisi dengan segala perlengkapan dan target yang dipasang saat diperlukan. “Untuk apa semua ini, hhhmm,” gumam Dion dalam hatinya. Ia menarik napas panjang dan merogoh ponsel pribadinya. Dion pun membuka galeri foto dan melihat-lihat isi di dalamnya. Entah mengapa jarinya membuka folder foto-foto kebersamaannya dan Laras. Mereka pernah mengadakan acara pertunangan yang sederhana dan manis. Terlihat foto Dion mencium sisi kening Laras yang tersenyum sambil memejamkan matanya. Rasanya saat-saat itu begitu indah d