Williams yang sejak tadi fokus membaca berita di social media mendengus begitu mendengar suara ketukan pintu yang cukup nyaring. Padahal ia sudah berpesan pada sekretarisnya agar ia tidak di ganggu untuk beberapa jam kedepan. "Masuk!" Williams sama sekali tidak bisa menutupi rasa kesal dalam nada bicaranya. Saat pintu ruangannya terbuka dan kembali tertutup, Williams sama sekali tidak berniat melihat siapa orang yang baru saja memasuki ruangannya. "Daddy." Williams sontak mendongak begitu suara bariton yang teramat sangat ia kenal itu memanggilnya dengan sebutan Daddy. "XO Brian Edwards," desis tajam Williams. Tangan Williams bersedekap, menatap putranya dengan alis bertaut. "Ternyata kamu masih ingat ya arah jalan menuju ke kantor ini? Daddy pikir kamu lupa." "Apa kaba