LANJUTAN 1

2377 Words
Gelisah, itulah yang Krisna rasakan sepanjang perjalanan menuju kota tujuan, dalam hatinya selalu muncul rasa takut, dan perasaan bersalah ketika mengingat kejadian di rumah pak Sueng , dan anehnya setiap kali Krisna terlelap di dalam bis, bayangan hitam selalu ada dalam mimpinya, entah apa bentuknya, hanya samar dan membayang. “ Kenapa tangan ku basah sekali dengan keringat ?” Ujar Krisna kebingungan. “ Apa Aku sakit ?” Tanya Krisna kepada dirinya sendiri. “ Suhu badan aman .” Ujar Krisna sambil memegang kening nya. “ Tenggorokan juga ga sakit .” Ujar Krisna sambil menelan ludah. “ Atau hanya perasaan Ku saja?, sudahlah mungkin hanya perasaan Ku saja yang sedang kacau, padahal tadi dari rumah Aku sudah makan, banyak pula. Obat anti mabuk kendaraan juga sudah aku minum, bekal uang Ku juga cukup kayanya, tapi kenapa gelisah gini ya, sudahlah bodo amat, dari pada mikir yang engga-engga Aku lebih baik tidur, lagi pula ini baru setengah perjalanan .” Ujar Krisna menggerutu.   Di tengah kejenuhan perjalanan, Krisna kembali terlelap, dan luar biasa terkejutnya Krisna dengan apa yang ia mimpikan , dalam mimpinya ia melihat bayangan hitam yang menariknya ke dalam sebuah ruangan gelap.   Di dalam ruangan gelap itu , tiba -  tiba muncul setitik cahaya yang menghampiri Krisna, cahaya itu perlahan - lahan membesar dan membuat Krisna menjadi silau karena paparan cahaya yang Ia lihat, lalu betapa terkejutnya Krisna saat terdengar suara seperti seorang lelaki tua yang berteriak kepada Krisna, seakan – akan suara itu ingin memberikan sebuah pesan kepada Krisna.   “ Di sini gelap sekali, siapa yang tadi menarik Ku ?” Ujar Krisna kebingungan di dalam mimpinya. “ Cahaya apa itu ?” Ujar Krisna sambil menutupi kedua matanya dengan tangan kanan di dalam mimpinya. “ Dekati Aku Nak, dekati !” Suara dalam mimpi itu kepada Krisna.   Krisna seakan terhipnotis dengan kata – kata itu, tanpa sepatah kata yang keluar dari mulut Krisna , Dia berjalan mengikuti cahaya itu.   “ Ikuti Aku, jangan melihat ke belakang, ingat kata – kata Ku, ADAT DI ISI, JANJI DI LABUH .” Ujar suara dalam mimpi Krisna.   Sontak Krisna langsung terbangun dari tidurnya, sambil sesekali ia mengusap dahinya yang bercucuran keringat, Krisna terdiam sejenak, dan mengingat kembali apa yang Dia alami di dalam mimpi.   “ Adat di isi, janji di labuh?, maksudnya apa, dan mimpi itu terlihat seperti nyata, mungkin aku tadi tidur ga berdoa dulu, jadi mimpi yang aneh yang Aku alami, sudah lah hanya bunga tidur saja .” Ujar Krisna berusaha untuk tidak memperdulikan mimpi yang Ia alami.   Sudah 4 jam perjalanan yang Krisna lalui, sampai lah Krisna di kota, tepat pukul satu siang, barang – barang Krisna satu persatu di turun kan dari dalam bagasi bis. “ Akhirnya sampai juga di kota," sambil melihat jam di tangannya, " sudah jam satu juga, Aku sembahyang dulu, sebelum mulai cari tempat kost .” Ujar krisna sambil melihat sekeliling.   Krisna berjalan sambil membawa barang bawaannya menuju mushola stasiun, ketika sampai di depan mushola, Krisna tiba -tiba merasakan hal aneh, perutnya langsung mual, hatinya tidak tenang tanpa ada sebab dan lehernya terasa panas, hingga akhirnya Krisna memutuskan untuk diam sejenak di pelataran mushola itu.   “ Kenapa Aku jadi gelisah, mual – mual lagi, ayolah jangan sakit.” Ujar Krisna kepada dirinya sendiri.   Krisna akhirnya memasuki area berwudhu dan langsung mengambil air , secara tiba- tiba mual – mual itu hilang, badannya juga kembali terasa lebih segar, bergegas lah Krisna masuk kedalam mushola melakukan kewajibannya sebagai umat beragama.   Perjalanan Krisna pun berlanjut, ia harus sesegera mungkin mendapatkan indekos untuknya beristirahat, dia berjalan mengunjungi setiap g**g , karna dia tau harga sewa kos di kota itu ga murah, jadi dia memutuskan untuk mencari kos yang di dalam g**g dari pada kos yang berada di jalan utama.   “ Sepertinya Aku cari kos di dalam g**g saja, takut uang Ku ga cukup, ga papa kecil juga, asalkan layak untuk tidur .” Ujar Krisna sambil berjalan menyusuri setiap g**g.   Hampir 2 jam Krisna berjalan menyusuri g**g, bertanya ke setiap orang pun mereka bilang sudah penuh. Dia sudah sedikit putus asa, kondisi hari pun sudah menuju sore, tapi ternyata lebih susah dari pada yang di bayangkan olehnya, dan kebetulan handphone  Krisna berdering, rupanya Ayu yang menelpon.   “ Ternyata susah juga cari tempat kos, udah jalan dari g**g satu, sampai ke g**g akhir belum juga dapet .” Ujar Krsna mengerutu.   Handphone Krisna berbunyi. Bertuliskan Ayu.   “ Siapa lagi yang telpon .” Ujar Krisna sambil melihat handphone nya.   “ Ohh Ayu .” Ujar Krisna sambil menerima panggilan dari Ayu.   “ Kenapa Yu, Aku baru sampe kota .’’ Ujar krisna. “ Syukur kalo sudah sampe, jangan lupa makan sama minum .” Jawab Ayu. “ Kalau urusan isi perut Kamu ga usah khawatir Ay, itu selalu nomber satu .” Jawab Krisna. “ Ohhh, jadi isi perut nomber satu buat Kamu ?’’ Jawab Ayu. “ Ia sudah pasti, jadi Kamu posisi nya nomber dua aja .’’ Jawab Krisna . “ Lohh, kok jadi gitu ?’’ Jawab Ayu. “ Ia, ia bercanda, sudah ga usah di bahas lagi yah.” Jawab Krisna. “ Ia engga, ohh ia Kamu udah dapet kos buat tempat tinggal sementara di sana ?’’ Tanya Ayu. “ Nah itu dia Ay, sampai sekarang Aku belum dapet juga, padahal udah hampir dua jam aku jalan kaki masuk tiap gang.’’ Jawab Krisna. “ Kalau ga dapat hari ini nanti Kamu tidur di mana ?” Tanya Ayu. “ Kalau hari ini belum dapet kos, Aku mau balik ke terminal bis saja .” Jawab Krisna. “ Kamu mau balik lagi ke kampung ?” Tanya Ayu. “ Bukan , Aku paling tidur di mushola terminal saja, soalnya sudah cape juga, itupun kalau ga dapet hari ini, mudah – mudahan dapet, minta doa nya aja.” Jawab krisna. “ Ohh, Aku kira mau nyerah, terus balik kampung ,” Tanya Ayu. “ Masa belum apa- apa udah nyerah duluan, minta doanya aja biar semuanya lancar .” Jawab Krisna. “ Amin, pasti Aku panjatkan doa yang terbaik untuk Kamu .” Jawab Ayu. “ Ya sudah nanti Aku kabari lagi yah, Aku mau lanjutin dulu cari kos, mudah - mudahan di depan ada yang di sewakan .” Ujar Krisna. “ Hati-hati, jaga diri, sehat -sehat di kota, jangan lupa ngabarin .” Jawab Ayu.   " Ia pasti Aku bisa jaga diri di sini, Kamu juga jaga diri baik - baik ya, di sana, titip kedua orang tua ku ." jawab Krisna. " Ya sudah nanti telpon lagi , jangan lupa terus berdoa ." jawab Ayu. Setelah perbincangan mereka selesai, Krisna berjalan kembali, tidak lama Krisna berjalan, terlihat rumah dua lantai, besar, luas tapi posisinya berada di ujung g**g, pepohonan di pekarangan rumah dua lantai itu juga sudah besar – besar, dan terlihat sedikit menyeramkan tapi di sisi lain pohon besar itu juga memberikan suasana yang sejuk di sekitar rumah, terpampang sebuah tulisan bahwa tempat itu beberapa kamar di dalamnya di sewakan.   “ Itu rumah terakhir yang ada di g**g ini , agak serem juga suasana nya, tapi ga papa lah, Aku sudah cape, Aku coba tanya saja di sana .” Ujar Krisna.   “ Permisi, permisi, pak, Ibu, ada orang di rumah ?” Ujar Krisna sambil mengetuk pagar rumah menggunakan batu kecil.   Tidak lama kemudian, keluar seorang pria berambut putih, datang menghampiri Krisna, sambil tersenyum, Bapak tua itu bertanya dan membukakan pagar besi serta mempersilahkan Krisna untuk masuk.   “ Ia sebentar !” Sahut dari dalam rumah.   “ Ohh ada tamu, silahkan masuk mas, ada yang bisa Bapak bantu ?” Tanya bapak pemilik kos. “ Ia pak, perkenalkan nama saya Krisna, apa betul di sini saya bisa sewa kamar kos ?” Tanya Krisna kepada Bapak pemilik kos. “ Ohh mau sewa kos di sini, boleh silahkan, kebetulan Bapak juga di sini tinggal sendiri, makannya Bapak sewa kan saja beberapa kamar biar rumah ini sedikit hangat .” Ujar Bapak pemilik kos. “ Sudah berapa kamar Pak yang terisi ?, saya cari dari g**g depan sampai ke sini semuanya penuh terisi .” Ujar Krisna. “ Untuk sekarang belum ada yang kos lagi .” Ujar Bapak pemilik kos. “ Kenapa bisa Pak ?, padahal di sini bersih, sejuk, bapak juga ramah? Oh ia maaf kalau boleh tau nama Bapak siapa ?” Tanya Krisna. “ Nama Bapak ‘Yaya’, mungkin karena di sini posisinya di ujung g**g , jadi akses mereka terlalu jauh juga, jadi mereka memilih untuk mencari yang dekat dengan tempat kerja mereka .” Ujar pak Yaya. “ Ohh bisa jadi juga sih pak, soalnya tadi juga jaraknya agak luamayan dari jalan utama ke sini, lalu untuk biaya sewa nya berapa Pak ?” Tanya Krisna. “ Di sini 500 ribu per bulan, di dalam kamar sudah ada tempat tidur dan lemari , jadi tinggal pakai saja, lalu untuk baju kotor di sini ada mesin cuci bisa di pakai, dan untuk makan biasanya mas Krisna hanya beli lauknya saja, di sini beras Bapak sendiri yang  sediakan .” Jawab pak Yaya. “ Syukur lah Pak, kalau seperti itu, Saya mau kos di sini Pak .” Ujar Krisna. " Boleh Mas, dengan senang hati." jawab Pak Yaya. Tanpa sedikit rasa curiga Krisna akhirnya tinggal di kos milik pak Yaya, pak Yaya mengantar Krisna ke kamar yang di sewanya, kebetulan kamar Krisna berada di lantai 2, perabotan rumah pak Yaya juga rata – rata bisa di bilang antik, mulai dari jam antik dari belanda sampai kursi dengan ukiran khas dari Jepara, beranjak ke lantai dua pun tidak berbeda, semua nya antik dan kuno.   “ Nah ini mas Krisna, kamarnya tidak terlalu luas tapi cukup untuk di isi 3 orang , jendelanya mengarah ke balkon, dan kalo mas Krisna ingin duduk di balkon pintunya ada di samping kamar ini .” Ujar pak Yaya.   “ Bagus sekali Pak kamarnya, mudah – mudahan saya kerasan tinggal di sini ya Pak .” Ujar Krisna.   “ Harus betah di sini ya mas, biar Bapak juga ada teman, ohh ia mas Krisna kerja di mana ?” Tanya Pak Yaya.   “ Saya baru datang dari kampung Pak, katanya di kota lagi ada lowongan pekerjaan untuk menjadi marketing, makanya saya datang ke sini. siapa tau ada rejeki .” Jawab Krisna.   “ Ohh gitu , mudah- mudahan ya mas Krisna, bisa dapat pekerjaan di kantor itu, sekarang Mas Krisna istirahat dulu saja, nanti kita lanjut obrolan nya, kalau Mas butuh apa – apa Bapak ada di bawah ya, Bapak tinggal dulu ya Mas, permisi .” ujar pak Yaya sambil pergi meninggalkan kamar Krisna.   “ Syukurlah Aku sudah dapat tempat buat istirahat, Aku mau kabari Bapak sama Ibu dulu di kampung.” Ujar Krisna.   Sambil posisi tertidur, Krisna mengambil Hpnya dan segera menelepon ke kedua orang tuanya di kampung, pertama Krisna menelpon Ibunya tapi tidak ada respon, lalu Krisna menelpon Bapaknya dan sungguh tidak di sangka Krisna sebelumnya yang niatan awalnya hanya ingin memberi kabar, malah menjadi sesuatu hal yang menyebalkan bagi Krisna.   “ Kenapa Ibu ga ngangkat telpon dari Krisna? , mungkin Ibu lagi masak di dapur, ini udah sore juga, jadi kayanya lagi masak buat makan malam, ya udah Aku telpon Bapak saja .” Ujar Krisna sambil menelpon kembali Bapaknya di kampung.   “ Hallo Pak, Krisna sudah sampai di kota, dan Krisna juga sudah dapet tempat tinggal juga .” Ujar krisna.   Tiba – tiba saja Pak Dadang memotong pembicaraan Krisna sebelum Krisna membereskan cerita tentang kabarnya di kota.   “ Sudah Kris, Bapak sebenarnya sudah tidak khawatir lagi dengan keaadan kamu di sana, kamu juga jangan takut di sana, kamu di sana sudah ada yang jaga, cukup ikuti saja kata Bapak .” Ujar Pak Dadang .   “ Tapi Pak, Krisna hanya memberikan kabar, tapi ya sudah yang penting Bapak dan Ibu sehat – sehat di kampung.” Ujar Krisna sedikit kecewa dengan tanggapan dari Bapaknya.   “ Sudah, Kamu jangan memikirkan itu, ingat benda pemberian dari pak Sugeng harus Kamu jaga baik – baik, setiap malam kamu harus keluarkan dari dompetmu, jika kamu keluar rumah jangan lupa di bawa, ingat pesan Bapak jika kamu ingin selamat di sana .” Ujar pak Dadang dengan nada tegas.   “ Ya udah Pak, Krisna mau istirahat.” Ujar Krisna dengan nada kesal , sambil menutup pembicaraan mereka di telpon.   Sungguh kesal Krisna dengan kondisi keluarganya yang lebih mementingkan bersekutu dengan makhluk lain. Di sisi lain juga Krisna kelelahan di perjalanan yang cukup jauh tidak terasa Krisna kembali terlelap tidur, dan bayangan hitam itu kembali muncul.   Krisna terkejut, lidahnya kelu, semua sendi – sendi dalam tubuhnya menjadi kaku sesaat, ketika melihat bayangan hitam itu lagi, krisna hanya terdiam saat bayangan hitam itu datang mendekat dan mulai menggerayangi tubuhnya yang terpaku, badannya perlahan – lahan panas sesuai dengan arah sentuhan bayangan hitam itu.   Krisna hanya bisa berteriak di dalam hati, “ Ampun, ampun, panas, panas, siapa kamu, pergi dari tubuhku .” Ujar Krisna yang tidak berdaya di dalam mimpinya. Tak di duga oleh Krisna, datang cahaya sangat cepat menuju ke arahnya dan seketika Krisna terbangun dari mimpinya, dan ternyata pak Yaya yang membangun kan Krisna, karna menurut pak Yaya, Krisna tidur sangat gelisah seperti sedang mimpi buruk.   “ Mas Kris, bangun Mas, waktunya makan malam .” Ujar pak Yaya membangunkan Krisna. “ Panassss .” Ujar Krisna berteriak ketika pak Yaya membangunkan tidurnya. “ Kenapa Mas, mimpi buruk, atau ketindihan, tadi saya lihat Mas Krisna kaya yang gelisah dan seperti kesusahan untuk membalikan badan .” Ujar Pak Yaya sambil menanyakan kondisi Krisna yang berkeringat. “ Mungkin saya hanya mimpi buruk saja Pak, Saya terlalu cape kayanya jadi ketiduran, dan alhasil saya lupa berdoa dulu .” Ujar Krisna sembari menghapus keringat di dahi dan seluruh mukanya. “ Ya sudah , kita makan Mas, kebetulan tadi udah masak, jadi tinggal makan aja, dan mending Mas cuci muka dulu saja, biar terlihat lebih segar.” Ujar Pak Yaya sambil meninggalkan Krisna di kamarnya. “ Ya ampun, bayangan itu kembali lagi, apa maksud dari bayangan itu, ahhh, sudah lah , cape mikirin hal yang ga penting .” Ujar Krisna sambil berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh muka.   Krisna berjalan keluar kamar, setelah menutup pintu kamar, tercium sesaat bau singkong bakar, hanya saja Krisna tidak terlalu menghiraukan apa yang ia rasakan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD