episode 14

2813 Words
Sayup -sayup Jae Sung mendengar suara alunan musik dari negri sungai gangga, awalnya dia mencoba mengabaikannya, lagi pula untuk apa juga malam-malam nonton sinema India, tapi suara gadis yang menyanyikan lagu itu terasa tak asing di telinganya. La la la Hey hey Dahinya berkerut saat mendengar suara seorang pria yang menyahuti lagu gadis itu, sepertinya lagu duet. La la la Hey hey Matanya langsung terbuka lebar saat mengenal kalau itu adalah suara Erika dan Rain yang lagi bernyanyi lagu india, dia menoleh kesamping, terlihat dari kaca bus itu Rain dan Erika sedang duet romantis. Erika berdiri tak jauh dari Rain, gadis itu sedikit memalingkan wajahnya karena malu, dia diminta Oleh teman-temannya menyanyi lagi India bersama Rain, awalnya dia menolak tapi karena permintaan pria yang sudah dianggap sebagai kakaknya itu juga memintanya akhirnya dia bersedia. La la la la, la la la la Saat lirik itu Erika memandang Rain malu-malu membuat pria itu tersenyum sendiri. Jae Sung langsung turun dari bus tak perduli dirinya yang masih demam,dia yakin pasti kedua manusia itu akan kembali berdansa seperti dulu, ia tak akan membiarkan kekasihnya melakukan duet romantis bersama pria lain. Saat musik Rain melangkah perlahan mendekati gadis itu, lalu mengulurkan tangannya sambil bernyayi. Aap ka aana, dil dhadkaana Mehndil laage yun sharmaana Dengan perlahan Erika menerima uluran tangan pria itu, Rain langsung menariknya hingga membuat tubuh gadis itu sedikit tersentak, lalu dipeluknya pinggang gadis itu. Aap ka aana, dil dhadkaana,, Mehndil lagaake yun sharmana,,, Pyaar aa gaya re, Pyaar aa gaya,,, Rain menatap dalam gadis itu membuat pria lain yang sedang menyaksikan duet mereka ingin membakar pria itu. Rain mengambil tangan Erika lalu meletakkan di bahunya, dan sebelah tangan yang masih bebas ditaruh diatas tangannya kemudian menuntunnya berdansa seirama. Aap ka aana, dil dhadkaana,,, Mehndil laagake yun sharmana,,, Pyaar aa gaya re Pyaar aa gaya Pyaar aa gaya re Pyaar aa gaya Disaat Rain melantunkan syair itu, Erika menangkap sosok sang kekasih berdiri tak jauh darinya,pandangan mata pria itu begitu tajam kearah mereka, ia tau pasti kekasihnya itu sedang cemburu,ia pun melepaskan genggaman tangan Rain dan pergi mendekati sang kekasih. Oh, oh, oh, oh, oh, oh, oh, oh Oh oh, oh, oh, oh, oh, oh, oh, Erika mencoba mengambil tangan sang kekasih yang terkepal karena menahan marah, dia menggenggamnya erat dan menaruhnya didepan dadanya, matanya memandang pria itu penuh kasih sedang kekasihnya tak mau menatap matanya. Kyoon hota hain dil deewana aaj yeh humne jaana,,, Jae Sung sangat kesal dengan gadis itu,tak semudah itu dirinya dirayu, ia pun menyentakkan tangan gadis itu sedikit kasar membuat tubuh gadis itu sedikit oleng kebelakang dan hampir jatuh kalau dia tak segera menangkapnya kembali lalu memeluknya erat, pria itu sangat takut kalau gadis yang dia cintai sampai celaka karena dirinya,hingga mengabaikan kekesalannya tadi. Erika tersenyum bahagia, dia tau pria itu bukan pria yang akan tega menyakiti kekasihnya. Pyaar aa gaya re Pyaar aa gaya re Setelah itu perlahan dia melepaskan pelukannya kekasihnya dan menatap pria itu, ia jadi merasa bersalah melihat kekasihnya begitu khawatir padanya, dia pun menciumi setiap inci wajah kekasihnya sebagai tanda penyesalanya. Aap ka aana, dil dhadkaana Daalke daana mujhe sataana Pyaar aa gaya re Pyaar aa gaya Cup... Pria itu langsung membalas satu kecupan dibibir gadis itu membuatnya tersipu malu lalu memalingkan wajahnya. Pyaar aa gaya re Pyaar aa gaya re Saat musik Erika membawa kekasihnya ketengah kurumunan teman-temannya yang lagi berkumpul melingkar, lalu dia berbalik dan hendak pergi namun terlebih dulu tangannya ditarik oleh kekasihnya, membuatnya tepaksa menghentikan langkahnya saat syair yang dilantunkan sang kekasih.... Mili jo nazar, hua yeh asar,, Yeh dil gum hua, arre bekhabar,,, Seluruh anggota GNI yang hadir menyaksikan pimpinannya terkagum melihat pria asal Korea itu bernyanyi lagu India dengan pelafalan yang tepat, bahkan Rain sampai terhipnotis dibuatnya, apa lagi Iranida dan Rin, mereka bahkan sampai tak berkedip mendengar pria pujaannya bernyanyi, suaranya juga tidak fals. Jae Sun menarik tangan gadis itu, hingga membuatnya sedikit berputar dan jatuh dalam dekapannya. Mili jo nazar, hua yeh asar,,, Yeh dil gum hua, arre bekhabar,,, Lantunnya sambil menelusuri setiap inci wajah gadis itu dengan jemarinya,tatapannya sangat dalam, saat gadis itu memalingkan wajahnya karena malu dan hendak kembali pergi, ia memeluk pinggang gadis itu dari belakang. Erika bahkan tersenyum simpul,dia juga tak tau kalau pria itu bisa menyanyi lagu india, ia pun mengimbangi kekasihnya. Chhupi hai shararaat tere pyar mein Dil haar baithe pehli baar mein,,, Palia mein apna kyoon ho jaata hai koi begaana,,, Setelah itu ia berbalik, dan memegang bahu kekasihnya dengan satu tangan, dan tangan yang bebas dia gunakan untuk membelai wajah rupawan kekasihnya dengan tatapan yang begitu lembut. Pyaar aa gaya re Pyaar aa gaya,,, Tanpa diduga,pria itu langsung mengangkat tubuhnya seperti pengantin dan membawanya berputar-putar dengan syair yang dia lantunkan.... Aap ka aana,dil dhakkhaana,,, Mehndi lagaake yun sharmana,,, Pyaar aa gaya re Pyaar aa gaya Inarida tak terima begitu saja, masak hanya gadis itu saja yang di gendong dan di ajak menyanyi, dia,'kan, juga mau, gadis itu bangkit dari tempat duduknya,lalu meminta pria itu menurunkan Erika, keinginanyapun terwujud,pimpinan GNI itu menurunkan kekasihnya, dan hendak pergi,tapi Inarida malah memegangi tangannya, seakan mengatakan, sebagai seorang suami bersikaplah yang adil, masaka hanya istri pertama saja yang digendong, lalu istri keduanya tidak. Jae Sung memijit batang hidungnya,rasanya dia kembali pusing mendengar ucapan gadis itu, bagaimana mungkin dia adil pada dua istri, satu istri saja belum punya. Ia pun mengalihkan perhatiannya pada sang kekasih yang tadi disampingnya, tapi gadis itu tak ditemukannya, matanya memicing melihat Rain memberi isyarat pada kekasihnya agar mendekat padanya, tentu dia tidak akan membiarkannya. Pria itu mengabaikan Inarida yang masih ngomel-ngomel, dia melangkah mendekati sang kekasih dan memegang bahunya dari belakang membuat gadis itu langsung berhenti. Tere pyaar ka, nasha chhaa gaya,,, Mili voh saza,, maza aa gaya,,, Perlahan dia memutar tubuh gadis itu dan memintanya menghadap padanya, dia mengambil tangan gadia itu lalu meletakkan didadanya,dia ingin mengatakan hati ini tak rela bila kau dekat dengan pria lain, meski mungkin arti lagu yang dia lantunkan tidak mungkin juga tak seperti itu, tapi dia tidak perduli... Tere pyaar ka nasha chhaa gaya Mili voh saza,, maza aa gaya. Erika mengerti maksud sang kekasih,dia pun membalas genggaman tangan kekasihnya, lalu membawanya juga ke dadanya, seakan ingin mengatakan, hatiku tak akan pernah terbagi karena selamanya aku adalah milikmu dengan syair lagu... Baathon ne teri jaa du kiya Ban baitha tu mere piya Khan khan bole choodi meri doll leke aana,,, Pria itu juga memahami maksud kekasihnya,dia pun tersenyum lembut lalu menarik sang kekasih kedalam dekapannya. Aap ka aana dik dhakkhaana Mehndi lagaake yun sharmana,,, Prok... Prok... Riuh tepuk tangan mengakhiri duet romantis sepasang kekasih beda kebangsaan itu. "Hah, kalian ini romantis sekali, "komentar Rin sambil berjalan menghampiri Erika dan Jae Sung. "Malam ini terasa dingin,"celetuk Jaenal. "Benar, bagaimana kalau kita uji nyali? "usul Akiramenai. "Boleh juga, "timpal Rain yang masih berdiri tak jauh dari Erika. Rahmat benar-benar mengutuk Akiramenai, dia tau kalau dirinya penakut, eh, malah ngusulin uji nyali, dipikir ini acar tv. "Bagaimana pimpinan? "tanya Rin mintak persetujuan. Jae Sung melirik sekilas kekasihnya, setelah itu dia pun mengangguk setuju,"Ok, baiklah, tapi aku dengar hutan ini sangat angker kalau malam, jadi aku sarankan begitu masuk hutan jangan terpencar, dan satu lagi, jangan pernah berhenti berdoa, agar tak ada jin yang masuk kedalam tubuh, "jawabnya. Rahmat semakin gemetar,dia menggeser berdirinya jadi semakin dekat dengan Pimpinan GNI tersebut,Jae Sung melirik pria itu dengan ekor matanya, bibirnya menyunggingkan senyum jahil, "Kau jadi pimpinannya, "tunjuknya sukses membuat Rahmat melotot tak percaya. "Eh, Sung, kau adalah pimpinan terhebat, biasanya kau tak pernah melemparkan amanahmu padaku, kenapa sekarang kau memberikan posisimu padaku?" katanya dengan ekspresi melas. Sang pimpinan hanya memandang acuh pria itu, ucapannya tak akan membuatnya berubah pikiran, siapa juga yang mau memberikan posisinya, dia, 'kan, hanya memintanya jadi pimpinan acara uji nyali ini. "Sung, ayolah, jangan aku, "rengek Rahmat. "Kalau tidak kau, apa aku harus menyuruh, Inarida, yang jadi pemimpinnya? "tanya Jae Sung sok bodoh. Yang lain hanya menahan tawa melihat ekspresi Rahmat Jhi yang sudah pucat pasi karena takut. "Ya, jangan, Ina, juga kali, Sung, kau saja yang jadi pimpinannya, "jawab Rahmat. "Ogah, aku ini pimpinan GNI Group, bukan uji nyali,"kilah Jae Sung. "Sudah, Oppa, biar Oppa saja yang merangkap semua jabatan itu, "timpal Rain dengan senyum palsunya. Rahmat menggangguk penuh semangat sedang Jae Sung memandang jengkel HRDnya itu, " sialan kau, Rain, kau ingin aku bertanggung jawab atas keselamatan mereka semua, sedang kau mau dekat-dekat,Erika, jangan harap, "batinnya dongkol. "Ok, baiklah, sekarang prianya ada berapa yang ikut, Rahnat Jhi, Shiou Rain, Akiramenai, Jaenal, dan aku, tugas kita adalah menjaga para perempuan ini, khusus, Erika, aku sendiri yang jagain, Inarida, tanggung jawab,Rahmat,"ucapnya. "Apa?! Sung, sembarangan banget kalau bicara, aku bahkan tak pernah menyentuh,Ina, kok aku suruh tanggung jawab,"protesnya tak terima. Plak... "Aduh, "keluh Rahmat saat kepalanya di geplak oleh Rin. "Eh, dodol, siapa bilang kau pernah menyentuhnya, maksudnya kau harus jagain,Ina,nanti," ucap Rin kesal. Pria itu langsung merengut kesal, selalu saja terkena amukan wanita galak itu. "Ya, sudah, dari yang ku lihat, di depan sana, itu adalah pintu masuk dunia ghaib, atau gerbang Ghaiblah, tentunya banyak para penunggunya, nggak usah banyak cincong, atau banyak pertanyaan intinya persiapkan diri kalian, ingat! Jangan sampai fikiran kosong, melamun nanti bisa kerasukan, 아라 세오?!(arasseo)" jelasnya. "Apa, sung? Makan bakso? "tanya Rahmat dengan mata berbinar. Mereka semua sweet drop. "Kak, Rahmat, tidak ada yang bilang makan bakso, Oppa, hanya tanya apakah bisa dimengerti? "jelas Rain. Pria itu hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Ya, ya, mengerti, "jawabnya. "Berangkat!" seru Inarida. Sunyi sepi hanya terdengar suara jangkrik yang menghiasi malam ini, udara terasa semakin dingin. Wuss "Anginya kenceng banget,"celetuk Inarida. Gadis itu merasakan bulu kuduknya merinding, membuatnya bergidik ngeri. "Ada apa, Ina? "tanya Rahmat saat melihat gadis itu terlihat gelisah. "Tempat ini terlihat sangat menyeramkan, Ina, jadi takut, "jawabnya "Tenang, ada aku, "ucap Rahmat. Gadis itu hanya mengangguk, kadang dia merasa pria di sampingnya itu terlihat sangat baik dan perhatian. "Kita akan masuk kedalam gerbang ghaib yang tak kasat mata, apa kalian siap? "tanya Jae Sung. Semua mengangguk, setelah itu satu persatu mulai melangkahkan kakinya memasuki gerbang ghaib. Wuss Angin berhembus dengan kencang, persaan tak enak menyelimuti pimpinan GNI tersebut,"kenapa perasaan ku tak enak, "batinya sambil terus melangkah. Dia mengeratkan genggaman tangannya pada sang kekasih. Matanya memperhatikan satu persatu dari sahabatnya, ia harus memastikan bahwa mereka tetap baik-baik saja. "Jae Sung, kau merasa ada yang memperhatikan kita tidak? "tanya Rin sambil menyentuh tengkuknya yang mulai merinding. "Ternyata,Rin,merasakannya,"batin Jae Sung. "Suamiku, menurutmu apa disini tidak ada hantuny? " Pertanyaan Inarida yang memanggilnya suami membuat pimpinan GNI itu ingin menamparnya, bagaimana pun juga dia harus memikirkan perasaannya seorang gadis yang bersetatus sebagai kekasih itu. "Berhenti!" serunya. Semua langsung berhenti mengikuti intruksi pria itu. "Ada apa, kak, Jae Sung?"tanya Erika lembut. "Tenang, amour, aku akan selalu menjagamu, "jawab Jae Sung sambil memandang gadis itu penuh kasih. "Ehem, ini hutan, banyak hantu, jangan bermesraan,"celetuk Rain sok polos. "Selalu saja mengganggu, "gerutu Jae Sung. "Tak apa, kakak, "ucap Erika menenagkan. "Mister, Hwang, bukankah kau bisa melihat hantu, bisakah anda mendeteksinya sekarang? "tanya Akiramenai sesopan mungkin agar pria yang sudah kesal dibuat Rain itu tak semakin kesal. Jae Sung menghela nafas, "baiklah, "jawabnya. Hwang Jae Sung mulai memejamkan matanya, ia memusatkan penglihatannya pada mata ajna yang ada di pertemuan kedua alisnya, pria itu dapat merasakan energi negatif yang sangat besar di tempat itu, kemudian dia kembali membuka matanya, pria itu memperhatikan sekelilingnya,"Satu meter di belakang mu, ada hantu genderuwo,Rahmat Jhi, "ucapnya sambil menatap lekat apa yang ada di belakang Menejernya itu. Deg... Jantung Rahmat seakan berhenti sekita, tubuhnya membeku, keringat dingin mengalir di tengkuknya, bahkan wajahnya sudah pucat pasi sangking takutnya. Krecek... Krecek... Pimpinan GNI itu mengalihkan perhatiannya pada celana Menejernya yang basah serta air, "Bwahahahaha... " pria Itu bahkan sampai tak bisa menahan tawanya melihat Rahmat ngompol dicelananya. Rain, Rin, Akiramenai,Jaenal,Inarida dan Erika menatap bingung pimpinan GNI tersebut, sedangkan Rahmat benar-benar gondok melihat pria itu menertawakan penderitaannya. "Sial, kau pimpinan busuk!"makinya. 6 orang itu heran kenapa Menejer marketing itu tiba-tiba memaki pimpinannya Hwang Jae Sung langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya, karena berusaha menghentikan tawanya,"Huff, maaf, Mat, tapi kau lucu sekali, "balasnya. "Diam kau! "ucap Rahmat kesal. Pria itu langsung merapat pada pimpinan GNI tersebut. "Oppa, bagaimana?"tanya Rain. "Ya, tempat ini memang sangat angker, Rain, energi negatif disini sangat besar, dan tadi aku melihat salah satu penghuninya di ujung sana, "jelas Jae Sung sambil menunjuk tempat yang dimaksud dengan pandangan matanya. Erika langsung memeluk pinggang kekasihnya, dia juga takut hal-hal yang berbau mistis, melihat sang kekasih ketakutan, pria itu merangkul bahu gadisnya, "Jangan takut, jin dan manusia itu diciptakan hanya untuk menyembah Yang Kuasa, jika kita takut padanya, artinya kita ingkar pada keesaan Tuhan, "ucapnya menenangkan. "Mister, apa kita akan lanjut atau kembali? "tanya Akiramenai. "Kita tak bisa kembali dengan mudah, Akira, kita sudah masuk kedalam kerajaan ghaib, banyak ilusi yang ada disini, "jawab Jae Sung. "Lalu kita harus bagaimana, Oppa ku sayang?"tanya Inarida yang sudah mulai ketakutan. "Mencari jalan keluar, coba perhatikan sekeliling kalian, apa kalian menemukan jalan yang tadi kita lewati?" ucap Jae Sung. Mereka pun mulai menperhatikan sekelilingnya. Ternyata benar, seakan mereka telah berada di suatu tempat yang tak mereka kenali. "Aku ingin segera pulang, lalu kembali kekantor, sebentar lagi tahun baru, kita belum mengadakan lomba,"ucap Rin sambil memeluk tubuhnya sendiri. "Karena itu kita harus segera keluar dari tempat ini, "ucap Jaenal. "Hm, aku setuju, "timpal Jae Sung. Setelah itu mereka kembali melangkahkan kakinya, hanya ada desahan angin dan suara ranting patah karena injakan kaki. Berulang kali pimpinan GNI tersebut menghela nafas, jika teman-temannya merasakan suasana yang mencekam tanpa tau apapun sedang dirinya merasakan benturan energi negatif yang kuat dengan energi positif miliknya. Hihihihi Serempak mereka langsung menghentikan langkahnya, saat mendengar suara wanita tertawa mengerikan, "Suara siapa itu?"tanya Rahmat ketakutan. "Kuntilanak, "jawab Rain. "Tempat ini menyeramkan, "komentar Inarida. Huek... Semua menoleh pada Akiramenai yang seperti mau muntah tapi tak mengeluarkan apapun, Jaenal yang berada didekat pria itu khawatir takut kalau tiba-tiba temannya itu sakit. "Menejer, Akira, apa kau sakit? "tanyanya. "Tidak, Jaenal, aku juga tak tau, tiba-tiba saja aku mual, "jawab Akiramenai. "Kemarilah, Akira!"perintah Jae Sung. "Ada apa, Mister?"tanyanya bingung. "Tidak perlu banyak tanya, kemarilah!"jawab Jae Sung. Pria itu hanya menurut saja, dari pada pria Korea itu ngamuk. Akiramenai mendekat pada pimpinanya, Jae Sung meletakkan telepak tangannya pada puncak kepala pria itu lalu menariknya keatas lalu melemparnya, membuat pria itu bingung dengan apa yang dilakukan pimpinannya barusan. "Kau tadi sedang apa, Sung? "tanya Rahmat. "Mencari kutu, "jawab Jae Sung seenaknya. Krik.... Krik.... Hanya ada suara jangkrik yang seakan juga bingung dengan hawaban pria itu, masak mencari kutu di malam gelap begini. Rahmat, Rain, Rin, Inarida, Jaenal dan Erika saling melirik, mendengar jawaban tak masuk akal pimpinan GNI tersebut, Jae Sung memperhatikan hatikan teman-temannya yang seakan penuh tanda tanya. "Apa? "tanyanya. "Masak cari kutu begitu, Jae? "tanya Rin. "Lalu apa? "tanya Jae Sung sok g****k. "Kakak, Mirip dukun yang biasanya ngusir hantu itu, "celetuk Erika. Pria itu langsung mengalihkan perhatiannya pada sang kekasih, dia memandang aneh gadis itu. "Dukun? "tanyanya sambil menujuk dirinya sendiri. Gadis itu hanya mengangguk. "Dukun beranak,"timpal Rahmat. Jae Sung mendelik tajam pada pria itu, enak saja di bilang dukun beranak. "Atau dukun bayi, "timpal Rain. "Sukun pijat mungkin,"sela Rin. "Atau dukun santet, "sahut Inarida. Kepulan asap sudah terlihat tak kasat mata dari kepala Jae Sung, kenapa teman-temannya itu bisa berfikir kalau dirinya itu dukun, apa lagi dukun anak, dukun bayi, dukun santet, rasanya dia ingin membakar habis teman-temannya itu. "Apa dukun c***l? "ucap Akiramenai yang tak tau situasi. "Apa kau bilang?! c***l?" tanya Jae Sung dangan aura pembunuhan yang sangat kuat. Pria itu langsung menelan ludahnya sendiri, apa lagi pimpinanya itu menatapnya. "Aduh, kenapa tadi main jeplak aja si ni mulut, "batin Akira sudah panas dingin. "Ulangi! "perintah Jae Sung. "Anu... Mister, maksud saya, itu... "ucap Akiramenai bingung harus menjawab apa, dia melirik Rahmat. "Kak, Rahmat, mirip dukun c***l, iya, begitu,"ucap Akiramenai sambil senyum -senyum takut. "Hei, enak saja kau bilang aku mirip dukun c***l, pacaran saja belum pernah, "protes Rahmat tak terima. Akiramenai memandang takut pimpinanya yang berdiri didepannya sambil berkacak pinggang, dengan mata yang melotot tajam,"Akiramenai,"ucap Jae Sung memberi peringatan. "Kakak, sudah, maafkan menejer,Akira, dia tidak sengaja, "pinta Erika sambil membelai lembut wajah kekasihnya. "I-itu benar, Mister,Hwang,paling baik sedunia,"ucap Akiramenai modus. Dari pada nanti pria asal Korea itu memanggil teman -teman hantunya. "hah, baiklah, "balas Jae Sung. Sebenarnya tadi dia tak marah, hanya sedikit kesal. Huk Huk... Aungggg... Suasa semakin mencekam saat suara lolongan serigala itu terdengar...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD