Sebuah karakter dan warna dalam kerajaan akan berubah jika rajanya telah digantikan.
Tapi jika pemeran utama tak akan bisa digantikan agar cerita taj berantakan.
"Jangan pergi Jae Sung, kau adalah pemimpin yang baik, kau harus tetap disini sampai lebaran kadal." Rahmat Jhi memohon kepadanya sambil memegangi kakinya, persis seperti istri yang takut dicerai suaminya.
Srot ..
Jae Sung menyerngit jijik melihat temannya itu menggunakan celananya untuk mengusap ingus"cih, dasar b******k k*****t! Dia menjadikan celanaku usap ingusnya," umpatnya dalam hati.
"Lepaskan kakiku Rahmat,"Pintanya geram. Mereka menjadi ajang tontonan gratis, sungguh memalukan.
"Tidak, jika aku lepaskan kau pasti akan meninggalkan kami semua," katanya.
Srot...
Rasanya Jae Sung ingin menendang wajah manusia satu ini, tidak taukah betapa malunya dirinya diperhatikan seluruh staf dan karyawan GNI Group.
"Tapi aku memang harus pergi, ini darurat," katanya mintak pengertian.
"Tidak, kau pasti tidak akan kembali," jawab Rahmat.
"Dasar sialan! Aku hanya mau ke toilet bukan mau mati," geramnya. Sungguh dia ingin mencakar wajah Menejer Marketingnya itu.
"Aku tau, pasti setelah itu kau pasti akan kabur," katanya ngotot "heh, dia pikir aku ini manusia pengecut begitu," sewotnya dalam hati.
"Tapi kau janji,'kan, tidak akan ingkar," kata Rahmat. sekarang pria itu mirip seperti gadis yang memastikan pasangannya akan menikahinya.
"Iya, iya. Aku akan meneraktir kalian semua setelah Rain kembali," pungkasnya.
"Ditempat istimewa," sambungnya. Setelah itu Rahmat langsung berdiri seakan tak melakukan apapun.
"Aku akan panggil yang lain Mr. Gawang," pamitnya tanpa dosa. Meninggalkan Jae Sung yang sudah kesal setengah hidup karenanya dia jadi tontonan gratis.
Siapa yang tetap bertahan disaat badai menerpa, dialah yang akan memperoleh kejayaan.
*****
Rahmat, Rin, Rain dan Jaenal memandang horor teraktiran yang katanya'istimewa' sedangkan pimpinannya hanya santai-santai saja. Jaenal melirik Rahmat, mungkin saja tadi dia salah informasi.
"Menejer, benarkan ini acara yang istimewa?"
"Aku juga tidak yakin,"
Jae Sung melirik kedua manusia yang sedang berbicara sambil berbisik-bisik, sepertinya meragukan acara penyambutan yang dia buat "hei, kalian!" Serunya.
Mereka langsung kicep takut kalau pembicaraannya tadi terdengar, bisa berabe nanti.
"Oppa, benarkah ini acara untuk menyambutku?" Tanya Rain memastikan.
"Tentu saja," jawabnya penuh keyakinan. Dia melirik pria cantik yang terlihat aneh tersebut.
"Apa kau tak suka?" Tanyanya.
"Ehehehe, tentu saja suka," jawabnya kikuk"meski terlihat seperti parade carnaval," batinnya.
Sebenarnya apa yang disiapkan pimpinan kita yang menurutnya sangat istimewa??
Terlihat disamping kiri jalan adalah pasukan derumband anak sd yang terdiri dari 5 pasukan. Dilanjutkan dengan pasukan Siswa-siswi yang berdandan ala Ratu - Ratu kerajaan terdahulu, mulai yang berdandan Ratu pantai selatan sampai Ratu Kencana Wungu. Bagian kiri jalan adalah pasukan anak yang berdandan ala kerajaan Korea" apakah dia ingin menyatukan dua budaya yang berbeda dalam satu tempat," batinnya. Diujung barisan itu terlihat seperti pintu masuk yang terbuat dari balon warna-warni.
"Ayo!" Serunya. Mereka serempak mengikuti pimpinan mereka, persis seperti seorang Raja yang baru pulang dari medan perang bersama para petinggi kerajaan.
"Otakmu tidak bermasalahkan, Jae Sung?" Tanya Rin memastikan.
"Kau yang benar saja Rin," kesalnya.
"Tapi lihatlah." Gadis itu memperhatikan sekelililngnya.
"Mungkin masa kecil pimpinan kurang bahagia," timpal Jaenal. Yang langsung dapat delikan dari pria itu.
"Kalian itu harusnya menghargai usahaku, aku sudah susah payah menyiapkan ini semua, tapi malah kalian hina begitu," gerutunya.
"Bukan menghina, hanya saja seleramu tidak masuk akal," kilah Rahmat.
"Tidak masuk akalmu, tapi masuk dalam akalku," sewotnya.
"Apa kau tak pernah menyaksikan BEC?" Tanya Shiou Rain.
"Apa itu BEC?"
"Banyuwangi Etnik Carnival, sebuah parade akbar yang diadakan setiap bulan agustus untuk memperingati kemerdekaan," jelasnya.
"Tidak,"
"Pantas saja," jawabnya maklum.
"HAAAH....." mereka serempak membuat Jae Sung harus menutup telinganya jika tidak ingin budek.
"Tidak bisakah kalian tidak lebay begitu," sungutnya. Mereka langsung nyengir bodoh.
"kau ini unik sekali, setelah kau membuat dirimu seperti Raja yang baru pulang dari perang, sekarang disini yang terlihat hanya sebuah terpal biru yang digunakan alas dan bakso serta rombongnya, tidakkah itu sangat aneh," komentar Rahmat.
"Tidak," jawabnya santai.
"Aku kira disini akan ada seperti istana yang digunakan untuk sebuah Ratu dan Raja, tapi ternyata sungguh diluar dugaan," sahut Rin.
"Kalian ini sungguh cerewet, belajarlah untuk menghargai usaha orang," kesalnya.
GnI seperti persatuan jiwa dalam tubuh, jiwa itu adalah anggotanya sedangkan tubuh adalah para pengurusnya.
Terkadang tubuh harus berusaha keras untuk menekan jiwanya agar tak meledak karena emosi yang bergejolak.
mereka duduk melingkar, terlihat seperti sebuah keluarga yang bahagia. Didepan mereka sudah ada semangkuk bakso, meski terlihat sederhana namun keharmonisan sangat terasa hingga membuat yang melihatnya terasa iri.
"Ini tidak buruk juga," komentar Rain.
"Tentulah, aku sengaja tidak mengajak direstoran karena sudah biasa," sahut Jae Sung.
"Dan kamu ngajak dipinggir jalan dengan pemandangan seperti parade Carnival,berujung makan bakso diatas terpal, kau ini aneh," sahut Rin.
"Aneh? Kau pikir aku manusia purba," jawab Jae Sung.
"Bukan, tapi kau ini manusina limited edition," timpal Rahmat.
"Tentulah, aku ini manusia yang tak ada duanya," kata Jae Sung penuh percaya diri.
"Cih, kepedean. Kau itu limited Edition dan pantas dimasukkan musium," lanjut Rahmat dengan ekspresi mengejek. Rin menutup mulutnya menahan tawa melihat ekpresi wajah pimpinannya berubah masam.
"Kau selalu melunturkan moodku," kata Jae Sung sambil menepuk punggung Rahmat.
Puk ...
Brus ...
"Yak, sialan kau Rahmat ...,"geram Rin sambil mengusap wajahnya kasar setelah mendapat hujan lokal kuah bakso yang menyembur dari mulut pria itu. Rahmat memandang takut gadis itu yang sudah mengeluarkan tanduk"ada singa marah," batnnya. Dia mlirik pimpinannya yang terlihat santai tanpa merasa bersalah, pria itu bahkan dengan santainya memasukkan bakso kedalam mulutnya"sialan kau pimpinan busuk," kesalnya.
Bok ...
Suut
Rahmat membulatkan matanya saat pentol yang harusnya masuk kedalam mulut pimpinannya melayang dan masuk kedalam mulut Jaenal.
"Astaga naga, pimpinan baik sekali menyuapi saya dengan mulut, tapi ya tidak begini juga pimpinan masak ada kejadian pentol terbang," kata Jaenal Syok. Sedangkan Jae Sung mendelik tajam mendengar ucapan pria itu.
"Siapa yang menyuapimu, ini gara-gara setan alas yang mengagetkanku dengan seenaknya sendiri," kesalnya.
Mereka terlihat menggemaskan dimata Rain, terkadang dia takut keindahan dan keharmonisan serta kekocakan ini berubah jadi kesunyian. Dia selalu berharap mereka akan tetap berada dalam satu raga.