6.

1873 Words
Malam ini, setelah makan malam Ara langsung memasuki kamarnya. Seperti yang biasanya, ketika Ara tengah tidak ada pekerjaan ia langsung membuka ** nya dan melihat apa saja yang dipost sang idolanya 'BTS', hingga terlihat notifikasi dari layar hanphonenya. 'Ck, pasti Alex' From: My posesif♥ Kamu masih gak mau minta maaf? "What?" gumam Ara tak percaya. Ara langsung membalasnya. To: My posesif♥ Aku gak salah lex. From: My posesif♥ Bukan gak salah,tapi gak mau ngaku salah. To: My posesif♥ Sekarang sebutin salah aku? From: My posesif♥ Pas latihan kamu gak fokus sama aku, kamu malah main handphone. Kamu gak mikirin aku tapi kamu malah mikirin cowok sialan itu. Kamu gak liat aku saat aku ada di depan kamu, tapi kamu malah liatin cowok sialan itu. WHAAAT?? fyuuh. To: My posesif♥ Maaf lex From: My posesif♥ Kalo gak ikhlas mending gak usah To: My posesif♥ Kamu mau aku minta maaf dan aku udah lakuin itu lex Read. "Yah di read doang, ck.marah pasti..." gumam Ara dan ia pun menelphone nya. Alex POV Drrtt... drttt.... "Nelphone juga dia," gumam Alex yang langsung mengangkatnya. "Hallo!" "Kenapa?" "Aku mau minta maaf, bener-bener minta maaf..." ucap Ara di sebrang sana. "Bukanya kamu gak ngerasa salah yah?" "Aku ngaku aku salah, seneng kan? Udah yah, jangan marah lagi cape aku." "Kalau gak mau aku marah turutin semua ucapan aku," "Ya udah aku mau tidur yah, daah... " "Ya udah, love you..." "You too..." Setelah itu gue pun memutuskan untuk tidur, karena gue gak mau kesiangan jemput Ara, bisa-bisa tuh cowok sialan jemput Ara. Author POV Tak terasa pagi telah menjelang dan terlihat sekali seorang gadis yang tengah memasukkan buku-bukunya dengan terburu-buru karena hari ini ia terlambat bangun. "Ayo Lex, berangkat!" ajak Ara yang membuat Alex mengerutkan keningnya. "Kenapa?" bingung Ara. "Enggak, kamu gak sarapan?" tanya Alex. "Udah gak pa-pa nanti aja Lex, udah telat." ujar Ara. Alex menggeleng. "Kita lagi ada di ruang makan, sekarang kamu duduk dan makan sarapan kamu!" ucap Alex dan Ara mendengus kesal. "Udah siang Lex, yuk ah!" "Makan dulu yaang, nanti lambung kamu jerit-jerit kesakitan." Ara pun mengambil satu roti isi dan menuntun Alex untuk pergi. "Maaah Ara sama Alex berangkat yaah!" pamit Ara sedikit berteriak karena Riana tengah berada di dapur. Di dalam mobil Ara tengah memakan sarapanya dengan lagu kesukaanya 'Euphoria'. "Yaang bisa kamu matiin gak lagunya?" tanya Alex yang langsung di beri tatapan sinis Ara. "Kenapa?" "Enggak jadi deh, udah lanjut aja makannya..." jawab Alex saat melihat tatapan tak bersahabat dari Ara. Ara mengangguk dan melanjutkan kembali makannya. "Enak yah jadi staff di Big Hit, bisa liat Bangtan langsung. Apalagi jadi stylishnya hadeuuh..." ucap Ara. "Kamu juga enak bisa dapetin aku," sahut Alex. Ara terkekeh geli. "Percaya, oh iya Lex, kamu tau gak BTS konser di Arab dong... Hebat kan?" ujar Ara pada Alex dengan semangat. "Oooh..." Alex hanya beroh ria dengan di barengi anggukkan. "Ck. sebel ngobrol sama kamu." "Ak-aku takut salah bicara Ara... apalagi--apalagi ini tentang Idola kamu, kamu kan tau aku gak pernah suka sama cowok yang kamu suka, tapi untungnya mereka jauh dan gak kenal kamu." ujar Alex sedikit ragu. "Siapa bilang dia gak kenal aku?" "Tuh kan bener salah ngomong." "Tiap kali BTS dapet penghargaan, pasti dia manggil Army, otomatis aku termasuk dong!! wlee..." ucap Ara yang tak terima. "Iya... iyaa... dia kenal kamu, udah yuk turun," mereka pun turun dari mobil. "Aku ke kelas yah Lex, " "Bentar, biar aku anter!" Alex pun mengambil tas nya dan blazernya kenapa? Karena hari ini ada rapat  PRESMA, entah apa yang akan dibicarakan. Sambil berjalan. "Nanti kamu pulang bareng Reno yah," ucap Alex tiba-tiba. "Loh, kenapa bareng Reno?" "Aku ada technical meeting, dulu, bakalan lama, bi-nah itu Reno! Reeen!" panggil Alex, Reno pun berbalik dan menghampiri Ara dan Alex. "Napa lex?" tanya Reno. "Balik kuliah nanti Ara bareng lo, okay?" tanya Alex. "Boleh-boleh aja dengan senang hati Lex, tapi gue pake motor hari ini, gimana?" ujar Reno dengan alis yang terangkat. "Lu pake mobil gue, abis itu lu balik lagi ke sini atau lu pake deh mobil gue, biar hari ini gue pake motor lo, bisa kan?" saran Alex. Reno sedikit menimang namun pada akhirnya ia mengiyakan. "Okay." "Lo emang sohib gue Ren," ucap Alex menepuk-nepuk pundak Reno. "Ya udah kalo gitu gue duluan, Ara sayang aa duluan yah!" pamit Reno. "Sialan lu!" sahut Alex. Akhirnya Ara pun sampai di kelasnya. "Aku masuk yah," Alex mengangguk. "Aku pergi yah, belajar yang bener, kalo bisa ikut organisasi biar gak jadi preman lagi kayak dulu!" ujar Alex. "Idiih aku berantem karna alasan yang kuat gak kayak kamu! udah sana ke kelas gih!" Alex tertawa dan berlalu meninggalkan kelas Ara. Ara pun masuk ke dalam kelas dan duduk di samping Selina sembari menunggu masuk. "Cieee dianterin most wanted..." goda Selina. "Diem deh lo, jangan bikin bad mood, masih pagi nih!" ujar Ara. "Selamat pagi, semuanya!" Sapa seseorang di belakang Ara. "Diem deh l--eh Bapak maaf Pak!" Ternyata itu dosen dan hampir saja Ara membentak dosen tersebut, syukurlah masih hampir. Ara langsung berpindah dan duduk di tempat duduknya, barisan paling depan. Di sisi lain terlihat Alex tengah berbincang dengan seseorang yang mana itu adalah Ali. "Gimana? Lo udah baikan sama Ara?" tanya Ali meremehkan. Alex terkekeh. "Gua sama Ara baik-baik aja, kenapa harus baikan. Oh iya, baru aja gua nganterin dia ke kelas." Ali terdiam. "Lo tenang aja, hubungan kita baik-baik aja." lanjut Alex dan berlalu meninggalkan Ali dengan keadaan geram. Dua jam telah berlalu dan itu sangat terasa oleh Alex dan Ara, setelah Alex mengikuti pelajaran ia harus mengurusi organisasi yang ia ketuai. Sedangkan Ara, pembelajaran tadi sungguh membosankan dan akhirnya selesai sudah pembelajaran tersebut. "Ra, ngantin yuk!" "Sorry Sel, gue pengen tapi gue harus ke Perpus nih... Gak pa-pa kan?" Selina pun tersenyum tanda tidak pa-pa. Ara pun berjalan menuju Perpustakaan. Tadinya Ara hanya akan mengembalikan buku, namun karena melihat perpustakaan sepi dengan otomatis ia merasa nyaman dengan keadaan ini. Ara pun membawa satu buku dan duduk di salah satu bangku. "Permisi..." "Sel--eh Ali, udah duduk aja gak pa-pa kok," ujar Ara mempersilahkan. "Lagi ngapain Ra?" tanya Ali. "Tadinya sih baca buku, cuma ada notif updatean dari BangtanTV jadi buka handphone deh hehe..." jawab Ara. "Ouh, by the way mereka udah come back 'kan?" ujar Ali dan itu Ara respons dengan senang hati. "Kok tau sih, iya bener Li, trending tuh MVnya." ujar Ara semangat. "untung gue sempet search tentang Bete-es... " gumam Ali dalam hati. "Ra," "Hmm?" "Tiap kali aku liat mata kamu, seakan-akan mata kamu itu bilang kalo kamu itu butuh Cinta, tapi kamu selalu tutupin dengan prilaku kamu mungkin," ujar Ali tiba-tiba dan itu membuat Ara sedikit bingung. "Ya, aku emang butuh cinta dan orang lain pun pasti butuh dan aku udah dapetin itu dari Alex pacar plus tun--" "Ekhem." Dengan Refleks Ara langsung berdiri mengahampiri orang yang mengeluarkan suara itu, Alex lah orangnya. "Alex, kamu kok--" "Bisa ada di sini?" "Emm... sorry kayaknya gue kel--" "DIEM LO! Mau ke mana?" tanya Alex yang kini tengah menghalangi jalan keluar Ali. "Alex udah ini perpustakaan, Lex... " ucap Ara, namun tanpa sepatah kata Alex langsung pergi seraya menarik Ara tergesa-gesa. Ara tidak tau Alex akan membawanya kemana, karena Alex membawanya begitu terburu-buru. "Awsshh... sakit Lex... " "Aku. Gak. Peduli. Jawab aku, ngapain kamu berduaan di perpus, bareng cowok sialan itu?" tanya Alex to the point dan tidak menghiraukan sakitnya tangan Ara. "Itu gak sengaja Lex, aku lagi baca buku terus Ali dateng dan kita cuma ngobrolin Idola aku doang, kok..." jawab Ara apa adanya. "Jadi karena satu idola, kamu nyaman berduaan bareng dia?" "Ya ampuun Lex, enggak gitu! ak--" "Aleeeeex!!!" pekik seseorang dan, BRUGH!! Gadis itu memeluk Alex erat dan itu membuat Ara kaget begitu pun Alex, untung saja Alex sedang berada di keseimbangan, jika tidak, bisa jatuh mereka. Alex menatap Ara yang tak kalah kaget dengan dirinya. "Sorry, Dir..." ucap Alex melepaskan pelukan gadis yang bernama Nadira itu. "Kenapa?" tanya Alex. "Acara amal yang kita buat udah di kasih izin Lex, setelah dananya kekumpul, kita bisa pergi ke panti yang kita tuju!" jawab Dira senang dengan memegang lengan Alex, jujur Alex sangat ingin melepaskannya, namun ia takut menyinggung perasaanya karena dia seorang wanita. Ara memalingkam wajahnya. "Ya udah nanti kita obrolin saat rapat," Nadira mengangguk semangat dan berlalu dengan hati yang gembira. "Emm, waktu itu dikasih minum, sekarang dikasih pelukan..." sindir Ara. "Aku minta kamu bener-bener jauhin cowok sialan itu!" titah Alex tanpa bantahan. "Kamu gila atau aarrghh... Lex, aku gak bisa jauhin dia gitu aja, he is my friend!" tolak Ara. "Ra, aku gak minta hal yang lebih. Aku gak minta yang aneh-aneh atau apa, aku cuma mau kamu jauhin cowok itu buat ngejaga hubungan kita." ujar Alex memberi penjelasan. "Kamu gak percaya sama aku? Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu dan aku tunangan kamu Lex..." ucap Ara. "Tapi kamu-ck. Seberapa besar sih kamu nerima kehadiran aku di hidup kamu?" tanya Alex. "Kamu kok nanyanya gitu sih? seakan-akan aku itu gak pernah nerima kehadiran kamu, padahal selama ini aku ngakuin kalo kamu itu pacar aku, tunangan aku." ucap Ara yang mulai berkaca-kaca karena selalu saja ia yang salah. "Kamu ngakuin aku karna aku yang mau iya 'kan? Dan orang lain juga tau karena aku yang selalu nunjukin kalo kamu itu milik aku." balas Alex yang membuat Ara terdiam. "kalo orang lain udah tau buat apa aku ngasih tau..." gumam Ara. "Cukup Lex, aku cape. Aku udah nurutin semua perintah kamu tapi apa? Setiap ada kesalahan pasti aku yang jadi sasaran kamu." kini Ara mengutarakan isi hatinya. "Maksud kamu apa?" kini Alex yang bertanya. "Aku lelah Lex, aku udah coba buat nelusurin hati kamu dengan cara ngikutin kemauan kamu, biar kamu gak usah cape cape marahin aku, dengan harapan kamu bakalan percaya sama aku. Tapi semua percuma, sekarang aku malah terkurung dalam harapan dan perasaan. Kalo kayak gini terus bisa bisa aku minta buat pu--" "Gak akan! Kamu gak bakalan pernah lepas dari aku! Inget itu!" tegas Alex tak terbantahkan. "Ikut aku!" Alex menarik tangan Ara dengan cukup erat. Tiba-tiba saja Alex membawa Ara ke dalam satu ruangan. BRAKH!!! "A-alex ini ruangan siapa?" tanya Ara takut. "Ini ruangan pribadi aku, keluargaku berpengaruh atas kampus ini!" jawab Alex. "Kalo kamu gak mau jauhin dia, dengan sangat mudah aku bisa jauhin dia dari kamu!" ancam Alex yang membuat Ara menelan ludah. "A--aku janji aku bakalan jauhin Ali..." putus Ara yang kini tengah berada dalam kungkungan Alex di sudut ruangan. Alex mulai mendekatkan wajahnya dengan otomatis Ara menutup matanya takut, serta jantung yang mulai tidak berdetak normal. Ara merasakan ada yang hangat menyentuh bibir nya, Alex menciumnya, dengan lembut. "Jangan pernah bikin aku marah, aku gak suka marahin kamu..." ucap Alex lembut dengan ibu jari yang tengah menyentuh lembut bibir Ara. "I Love you.." ucap Alex seraya mengecup singkat bibir Ara. Ara pun tersenyum. "Kamu gak mau jawab?" tanya Alex. "Love you too. " jawab Ara tersenyum ringan. Curahan hati Ara: Waktu pun berlalu dalam anganku Kau berikan warna cinta padaku Namun kini berubah menjadi sebuah belenggu dalam hatiku Kasih, untuk apa kau membatasi setiap gerak langkahku Sementara ada perasaan yang kau lupakan dariku Berilah aku kebebasan Memilih jalan hidupku Haruskah aku menuruti keinginanmu? Aku kekasihmu bukan b***k penurut sikap otoritermu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD