15

1553 Words

"Kau bisa keluar jika kau bosan, Lauryn." Reiner memiringkan wajahnya menatap sang wanita. Ia tahu Lauryn tidak begitu menikmatii pertemuan itu. Lauryn tidak bosan, hanya saja melihat wanita-wanita yang terlalu agresif di dalam sana membuat ia merasa malu. Ia juga pernah berada di dalam posisi seperti itu ketika ia menjalankan tugas, tapi tetap saja melihat wanita lain melakukannya itu menyedihkan. "Kalau begitu aku keluar." Lauryn bangkit dari tempat duduknya. Ia meninggalkan orang-orang di dalam ruangan itu. "Kenapa kau membiarkannya keluar? Kau tidak takut dia akan diculik pria lain?" seru David. Jika ia jadi Reiner ia tidak akan membiarkan wanita seperti Lauryn berkeliaran di tengah keramaian. "Orang yang akan menculiknya berarti sedang sial." Reiner menanggapinya santai.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD