“Bisa saja apa?“Rainhard bertanya dengan nada malas. Namun dalam hati, dia menggebu ingin tau.
Yuna mencondongkan badannya,” bisa saja dia sedang bersama dengan pria lain dan sedang menjelek-jelekanmu,” bisik Yuna.
Rainhard mendengus.“Tak mungkin!“ cibirnya, tapi dia gelisah.
“Aku kan cuma mengatakan kemungkinan saja,” dan Yuna menggeser kembali duduknya.
Rainhard sampai menggerutu, kesal dan menyesal karena sudah mendengarkan perkataan Yuna.
Dengan cepat, dia mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor Sava.
Setelah ketemu, dia segera mengirimkan pesan kepadanya.
“Kamu dimana? Sedang apa? Bersama siapa?“ itu isi pesannya.
Rainhard merasa kesal, karena pesannya masih centang dua abu.
Sudah sampai, tapi belum dibaca.
Dia mengepalkan tangan, saking jengkelnya.
Sementara itu, Yuna cek
