TUL 72 - Mertua Kuadrat

2835 Words

“Baik. Saya akan datang sebelum jadwal wawancara dimulai. Terima kasih.” Savira mematikan sambungan telepon dan berbalik masuk ke dapur. Rara yang mendengar sedikit percakapan perempuan itu di halaman belakang yang langsung berhadapan dengan dapur utama rumah mereka lantas bertanya. “Kamu diterima kerja?” Savira mengangguk. “Syukurlah. Nggak lama kamu datang langsung dapat kerjaan baru.” “Baru wawancara, Ma.” “Tapi kemungkinannya besar. Optimis aja. Siapa tahu memang rezekinya kamu.” “Mudah-mudahan ya, Ma. Aku bosen kalau di rumah terus.” “Minta papa buatkan klinik atau rumah sakit sekalian.” Savira terkekeh. Rara mengatakannya seolah membuat rumah sakit adalah hal yang mudah dilakukan. “Aku cuma perawat. Kalau aku dokter mungkin bisa kelola rumah sakit.” “Ya sekolah lagi saja. K

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD