“Dari tadi kuperhatikan kamu melamun terus?” Kujira menatap Savira yang tampak tidak bersemangat sarapan hari ini.
“Karena insiden semalam, aku batal menelepon Shindu,” ungkapnya.
“Sampai Nusa Penida kamu bisa meneleponnya. Sekarang kita sarapan dulu sebelum berangkat. Nanti kamu pingsan, aku yang kewalahan.”
“Kamu kan perawat.”
“Tapi aku ke sini untuk liburan. Bukan untuk merawat orang sakit dan galau karena cinta.”
Savira berdecak. “Iya. Iya. Bicaramu itu.”
Kujira terkekeh lalu buru-buru menyelesaikan makannya dan pergi ke pelabuhan sanur yang hanya berjarak seratus meter dari hotel tempat mereka menginap semalam.
Di sana, sudah tersedia speed boot khusus yang akan membawa Savira, Kujira dan Akihiro serta lainnya untuk berlibur ke pulau Nusa Penida.
Begitu tiba di pelabuhan, Savi
