Rara masih setia di sini, berada di ruangan yang ia benci, saat SMP ia pernah menyaksikan sendiri kakaknya menghembuskan napas terakhir di ruangan serba putih itu. Ia tidak ingin lagi merasakan hal yang sama secepat ini. Tuhan, aku tidak akan memaksakan hati Kak Iqbal menjadi milikku tapi kumohon Tuhan sadarkan Kak Iqbal dan Kak Valen. Setetes air mata mengalir dari mata Rara, doa demi doa selalu ia rapalkan untuk kesembuhan dua orang yang berarti dalam hidupnya. "Kak, maafkan aku yang suka ganggu hidup kamu sejak SMP, aku janji akan menjadi Rara yang baik yang penting kamu bangun, melihat kamu seperti ini seperti ada ribuan jarum tertusuk di hatiku." Langit yang menginap di rumah sakit bersama Rara masih setia mendengarkan isakan tangisan gadis itu. Ada rasa kasihan di hati Langit mel