“Titania! Selamat sayangku. Akhirnya, kamu seminar proposal juga,” seru Namira. “Terima kasih, Nam-Nam.” Kedua sahabat itu berpelukan dengan berputar-putar saking bahagianya. “Ada hadiah spesial buat kamu.” “Apa?” “Sini,” ajak Namira menuju ke arah tempat parkir. “Jangan jauh-jauh Nam-Nam. Aku harus membantu teman-teman membereskan ruangan.” “Tenang saja. Aku sudah meminta tolong petugas kebersihan agar membereskan ruangan tempat seminar mu tadi.” “Gratisan?” “Tentu saja tidak. Aku memberikan uang 300 ribu dan nasi box kiriman dari Beng-Beng.” Namira berjalan sedikit cepat membuat sahabatnya yang memakai rok span panjang terseok-seok saat berjalan. Hingga akhirnya, keduanya sampai di tempat parkir mobil. “Tutup mata dulu, Titan.” “Buat apa?” “Sudah tutup saja!” “Enggak mau a