Tak Terbaca

2999 Words

Dan bergembiralah hati Ferril ketika ia mendapati Echa telah menunggu di depan gang. Senyumannya mengembang seketika. Ini benar-benar seperti mimpi. Ia tak pernah menyangka kalau akhirnya Echa mau berjalan bersamanya. Dengan senang hati, ia mengajak ke tempat tongkrongan hari ini. Tentu saja akan ada beberapa sepupunya yang juga ikut. "Siang, beyb," sapanya. Echa hanya tersenyum kecil. Gadis itu membuka pintu mobil. Ferril menatapnya tanpa kedip. Gadis itu tetap cantik. Wajah Indonesia yang terlihat mendominasi. Namun bentuk wajahnya memang tampak asing. Ferril percaya kalau Echa itu asli Sumatera. Karena bundanya juga begitu. Tapi wajah Echa tak begitu melayu. Ia sedikit berbeda yang... "Gak jalan?" Echa menegurnya. Ia sudah selesai memasang sabuk pengaman tapi Ferril malah asyik mel

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD