"Ciyeee tumben ngajak ketemu duluan," tukasnya. Wajahnya malah tampak gembira. Hal yang membuat Echa menarik nafas dalam. Gadis itu sebenarnya hendak mengatakan sesuatu. Tapi akhirnya malah urung untuk dikatakan. Apalagi wajah Ferril malah sumringah begitu. Tak seperti diharapkannya. Kenapa lelaki ini tak kunjung menyerah saja? Kenapa masiih bersikukuh mempertahankan perempuan sepertinya? Padahal masih banyak perempuan lain di luar sana yang jauh lebih pantas darinya untuk mendampingi Ferril. "Kenapa, beyb?" Echa justru menggeleng. Ya kalau memang Ferril bahagia dengan hal sekecil ini ya sudah. Ia tak jadi mengakhirinya sekarang. Mungkin nanti? Tapi pasti akan ia lakukan dalam waktu dekat. Lalu ia berdeham. Mencoba menghapus sebentar tentang hal itu. "Aku ke kosan dulu mau mandi. Kamu tu