02

1898 Words
♥ ♥ ♥ ♥ ♥ Sinar hangat Matahari pagi mengintip dari celah gorden. Clarista berjalan menuju jendela apartemen dan membukanya, seketika udara sejuk menyapa wajahnya. Cuaca pagi ini benar-benar membuat mood Clarista sangat baik. Kaki jenjangnya berjalan menuju tempat favorit ketiga selain tempat tidur dan ruang kerja, sekaligus tempat bereksperimen tentang makanan tertentunya. Pagi ini perut sudah lapar minta diisi sehingga Clarista memutuskan untuk membuat makanan simple sebagai menu breakfastnya yaitu omelet dan segelas s**u. Hari ini ia berencana untuk bertemu langsung dengan salah satu kliennya, yang kemarin kabarnya memilih untuk pulang karena tidak mau jika tidak bertemu langsung dengan Clarista It's ok! Customer adalah Raja atau pun Ratu. Lagi pula, seharian ini Clarista akan menyibukan diri untuk mengecek pekerjaan gaun-gaun pesanan semua kliennya yang hampuir mendekati hari H pengambilan. "Pagi, Mbak Cla?" sapa salah satu di pegawai butiknya. Clarista menganggukkan kepala dan menebar senyum terbaik miliknya, kepada semua pekerjanya yang ada dibutik. Lalu berjalan menghampiri Asisten pribadi kepercayaannya. "Kinan, kemarin katanya ada klien yang bikin janji sama gue ya?" tanya Cla pada asisten pribadi yang bernama Kinanti. "Eh, mbak Cla. Iya, Mbak. Dia kemarin kesini terus sempet ngobrol sebentar, tapi dia nggak mau ngomongin detail gaunnya kalo nggak sama Mbak Cla," jelas Kinanti, menyodorkan buku agenda milik Clarista. "Oh gitu, jadi jam berapa dia mau kesini?" tanya Clarista sambil membolak balik buku agenda yang baru saja diberikan Kinan padanya. "Jam sepuluh deh, Mbak. Dia itu model Internasional loh, Mbak. Aku juga kaget pas dia kemarin kesini. Berasa kayak pernah liat mukanya di majalah atau di TV. Eh, nggak taunya beneran. Ternyata dia itu model yang suka di majalah fashion itu, Mbak. Tapi lupa deh siapa namanya," jelas Kinanti panjang lebar. "Ohhh... Ya, udah deh. Terserah siapa dia. Eh, iya. Gimana progress gaun milik Danisha? Udah disiapin belum? Soalnya nanti siang dia mau fitting," kata Clarista mengingatkan Kinanti. "Kayaknya udah deh, Mbak. Nanda yang siapin gaun itu," ucap Kinanti. "Oh... Oke deh. Ya, udah gue ke atas dulu. Mau cek bahan sama pesanan semua klien. Nanti kalo model itu datang, lo kasih tau aja," ucap Clarista sembari melenggang menuju lantai atas. Danisha memang punya selera fashion sedikit diatas normal. Kalau biasanya orang mau menikah menginginkan gaun yang terlihat elegan dan glamor, tapi Danisha malah minta dibuatkan gaun yang full flower. Dan Clarista merasa takut sahabatnya itu tidak suka dengan gaun yang ia buatkan. Padahal Clarista termasuk fashion desainer yang hobi membuat gaun dengan motif flower, tapi ia tetap tidak percaya diri ketika harus membuatkan gaun untuk sahabat sendiri. Beberapa gaun sudah dipersiapkan, Clarista banyak turun tangan langsung dalam membantu memeriksa dan packing. "Mbak Cla, tamunya udah datang. Sekarang ada diruang kerjanya, Mbak," ucap Kinan dan Cla hanya mengancungkan jempol ke arah sang asisten.  "Hai, maaf menunggu,"sapa Clarista ramah pada wanita berambut blonde, tinggi semampai, bertubuh proporsional dan juga cantik sedang duduk di sofa yang ada diruang kerja Cla. "It's okay, Dear," jawabnya santai "Kenalkan, aku Clarista Salsabilla Biantoro. Biasa dipanggil Cla," sang desainer memperkenalkan diri. "Hai, aku Vistania Joseph. Panggil aja Tania," jawabnya ramah. "Kita ngobrol santai aja, ya? Jadi apa yang bisa aku bantu buat kamu?" tanya Clarista pada Tania. "Sebelumnya aku mau minta maaf. Kemarin aku sempat kesini dan ketemu sama pegawai kamu, but aku nggak mau. Aku mau ngomong sama kamu langsung. It's okay, kan? Kamu nggak terganggu, kan?" ujar Tania, membuat Clarista terkekeh pelan. Ia berjalan menuju lemari es untuk mengambil beberapa softdrink dan gelas untuk dirinya sendiri dan Tania. "It's okay. Kemarin aku ada janji ketemu sama sahabatku, jadi nggak ada dikantor dan aku malah senang kalo kamu mau ketemu langsung. Aku tersanjung model Internasional kayak kamu mau ngobrol langsung sama aku. Mari diminum," jawab Clarista. "Thank you, Cla. Jadi gini, aku mau bikin gaun yang warnanya itu campuran pastel dan warna-warna lembut lainnya jadi kayak rainbow but soft colour. Gaun buat pertunangan aku," kata Tania mulai menjabarkan Gaun impiannya pada Clarista. "Wowww...! Congratulations, Darl. Semoga lancar acara pertunangannya. Oke, kamu ceritain aja detail seperti apa yang kamu mau. Aku sambil bikin sketsanya, ya?" kata Clarista siap dengan pensil serta buku di hadapannya sambil mendengarkan semua kalimat yang dilontarkan Tania. Dua jam berlalu. Tania dan Cla menghabiskan waktu diruang kerjanya. Cla harus mengulang dua kali menggambar sketsa gaun milik Tania, karena dia kurang puas dengan hasil yang pertama. Pintu ruang kerja Cla diketuk pelan. Membuat Cla dan Tania sontak menoleh secara spontan ke arah pintu yang perlahan pintu itu terbuka. Sosok pria bertubuh tegap, memakai blazer biru dongker, dengan kemeja dalaman biru tua celana senada dengan blazer, sepatu mengkilap yang harganya cukup mahal menurut Cla sedang berdiri menatap mereka berdua sambil memegangi gagang pintu. Jangan lupakan wajahnya, ya Tuhannn...Tampan! No, Lebih dari tampan. But, Cla seperti kenal dengannya. Wajah yang sama sekali tidak asing di mata Cla. Tapi entahlah, sepertinya pria ini adalah tunangan Tania. "Excuse me, apa aku ganggu kalian?" tanyanya dengan suara berat. Tania tersenyum senang melihatnya, terlihat sekali binar kebahagiaan di mata mereka berdua. Oh, s**t! Tuhan begitu baik pada mereka. Dua-duanya tampak serasi. Yang satu cantik dan seorang model. Lalu yang satu lagi pria tampan luar biasa. Tania berdiri menghampiri pria itu dan menggandengnya mendekati tempat duduk Cla. "Hai, Cla. Kenalin ini Augfar Andrean. Kamu bisa panggil dia Augfar atau Dean. So, ini Cla. Dia desainer yang bikin gaun aku," ucap Tania memperkenalkan Cla pada pria tampan yang bernama Augfar Andrean, nama yang cukup familiar ditelinga Cla. "Halo, aku Augfar. Salam kenal, Cla," ucap pria itu dengan suara berat dan tangannya terlalu erat untuk menjabat tangan Cla, bahkan tatapannya tidak bisa Cla jabarkan ketika menatapnya intens. "Salam kenal juga. Aku Cla," balas Cla dengan tangan yang masih berada di genggamannya. Tania berdehem dan itu membuat Cla seketika kikuk namun tidak dengan Augfar, dia terlihat biasa saja. Cla berdeham pelan, menetralkan detak jantung serta suaranya yang mendadak hilang. Bagaimana mungkin Cla menyukai pasangan kliennya sendiri. Ini tidak waras. Namun, akhirnya Cla mempersilakan Augfar untuk duduk dan mereka melanjutkan perbincangan mengenai gaun pertunangan milik Tania. "Aku akan menyelesaikan gaun ini kurang lebih dua minggu. Kalo sudah siap untuk di fitting, pegawaiku akan menghubungi kamu," ucap Cla dengan menatap lurus ke arah Tania dan mengabaikan pandangan pria disampingnya yang terus memandangi Cla tanpa henti. "Baiklah kalo begitu. Aku percayakan ini semua ke kamu, Cla. Aku yakin kamu bisa bikin sesuai keinginanku. Aku suka sekali sama semua rancangan kamu, makanya aku pilih kamu buat nangani gaun aku," ucap Tania sungguh-sungguh. "Kamu bikin aku tersanjung. Makasih atas kepercayaannya. Aku pastiin kamu bakal suka sama gaunnya," balas Cla pada Tania. "Kalo gitu aku sama Dean pulang dulu. Kamu bisa hubungi aku langsung kalo ada apa-apa," ucap Tania berpamitan dengan Cla. Setelah mengecup pipi kanan kiri, Tania keluar ruangan Cla terlebih dahulu dan disusul oleh pria itu dari belakang. Tapi tanpa sepengetahuan Tania, tunangannya itu mengecup pipi Cla cepat. "Sampai ketemu lagi, Tata," bisik Augfar sebelum berlalu dari hadapan Cla dengan senyum smirk dibibirnya. Dan Cla hanya diam mematung, karena shock akan perbuatannya barusan, "Dasar playboy kurang ajar!You are jerk!" umpat Cla kesal. Cla menutup pintu ruangannya dengan cukup kencang, meluapkan emosinya. "Halo, Kinan!" sapa Danisha pada asisten pribadi Clarista. "Eh, Mbak Dani. Apa kabar, Mbak? Ciyeee...Yang mau married," ledek Kinanti yang sudah akrab dengan Danisha. "Baik. Makasih, ya? Eh, bos lo ada nggak?" tanya Danisha. "Mbak Cla ada kok, Mbak. Habis ketemu klien sampe sekarang mbak Cla nggak keluar-keluar. Makan siang aja cuma diruangannya," jelas kinanti. "Tumben banget bos lo diem ditempat. Biasanya ke mana-mana," kekeh Danisha. "Mbak Dani bisa aja. Nggak tau tuh, Mbak. Sepulang klien cantik dan ganteng tadi, nggak tau kenapa mood Mbak Clarista berubah jelek," curhat Kinanti. "Sawan kali ya, Nan. Ya, udah deh. Gue masuk dulu, ya? Mau liat bos lo. Siapa tau dia lagi kejang-kejang didalam," ucap Danisha sambil tertawa renyah dan ditanggapi oleh Kinan begitu juga. "Halo, sayangnya gue," sapa Danisha ketika buka pintu ruang kerja Cla. "Egh! Hai, Darling! Masuk sini," Cla mencoba terlihat antusias pada Danisha. "Sibuk banget lo. Kayaknya kegagalannya udah jauh banget, ya?" sindir Danisha yang ternyata memergoki aku sedang melamun. "Sialan! Nggak dong. Biasa, suntuk gue," balas Cla. "Jangan-jangan lo tadi lagi ngelamun jorok, ya? Lo jangan gesrek kayak Grenda yang jebol tiap malem, Cla. Apalagi ntar malem doi mau ketemu sama si Alex," ucap Danisha yang selalu blak-blakan. "Anjir! Apa beda sama lo? Kuda-kudaan mulu sama si Dima," sindir Cla balik. "Damn you!" umpat Danisha yang membuat Cla terkekeh. "By the way, tumben lo ga mondar-mandir, sibuk sana sini kayak biasanya?" tanya Danisha. "Nggak kenapa-napa. Eh, lo pernah denger nama Augfar Andrean nggak sih, Dan? Gue kok kayak familiar banget ya sama nama itu?" tanya Cla penasaran. Danisha termasuk orang yang kenal dengan makhluk-makhluk populer di dunia ini. "What! Maksud lo, Andrean Augfar Davinci?" tanya Danisha dan dijawab Cla dengan gedikan bahu. "Masa lo nggak kenal?" histeris Danisha. "Yeee... Kalo gue kenal mah, gue nggak nanya lo bego!" sebal Cla pada Danisha. "Calm, Babe! Augfar Andrean itu temen SMA kita dan doi itu ketua geng most wanted. Dia itu sohibnya pria b******k yang gue tabok waktu tragedi aula waktu itu. You know what I mean, Darl?" jelas Danisha. "Anjir! Lo serius? Itu Andrean yang ganteng parah di SMA kita?" tanya Cla memastikan. "Yes, Darl.Setau gue nama Augfar Andrea yang ganteng gak ketolongan yah dia doang. Doi sekarang jadi CEO Davinci Corp. Masuk jajaran pria hot yang kaya raya dan seperti yang lalu, gosip manusia es. Pria terdingin nggak bisa hilang gitu aja dari doi," jelas Danisha lagi yang hanya Cla tanggapi dengan anggukan kecil. "By the way, kenapa lo tiba-tiba nanyai tentang doi? Lo naksir doi, ya?" ledek Dani lagi. "Gila lo, ya! Temennya aja nolak gue, apalagi dia? Lagian dia juga udah punya tunangan," jawab Cla dengan mengibaskan tangannya. "Hah? Seriously? Doi udah tunangan? Yakin lo?" tanya Danisha shock. Cla menganggukkan kepala sembari mengiyakan pertanyaannya. "Tadi dia kesini sama tunangannya. Model berkelas internasional dan dia minta gue buat bikinin gaun tunangan mereka." "Hah! Gue masih nggak percaya kalo dia tunangan. Masa sih? Perasaan dia itu single alias jomlo loh. Kenapa tiba-tiba dia tunangan?" tanya Danisha. Cla lagi-lagi hanya mengedikan bahu tanda tidak peduli. Meskipun masih tersisa rasa penasaran cukup besar atas tindakan yang dilakukan Augfar Andrean itu padanya tadi. "Yuk, ke atas. Kita fitting baju lo. Gue harap lo suka sama gaun gue ini," ajak Cla pada Danisha, mencoba menepis pemikiran tentang pria itu. "Oh, oke. Ayo. Gue nggak sabar liat gaunnya." Mereka berdua berjalan menuju lantai tiga, karena semua koleksi gaun Cla tersimpan rapi disana termasuk milik sahabat Danisha.. "Sumpah, Cla! Ini keren gilaaa... Gue suka banget!" pekik Danisha, yang membuat Cla sontak tersenyum bahagia. Cla bahagia jika pada akhirnya Danisha menyukai hasil karyanya. Tidak sampai disitu saja, Cla memberikan kejutan spesial sebagai kado untuk pernikahan Danisha dan Dima beberapa bulan lagi. "Dan, gue punya satu kado buat wedding kalian berdua. Terkhusus buat lo, sahabat terbaik gue," ucap Cla. Cla melangkah kesalah satu lemari yang berisikan koleksi gaun yang telah selesai ia buat. "This is special for you, Dear!" ucap Cla yang langsung mendapat serangan pelukan erat dari Danisha. "Gue suka! Makasih banyak, Sayang! Kado lo luar biasa. Lo juga yang terbaik!" pelukan erat Danisha terasa begitu hangat, sehangat persahabatan mereka sedari dulu. ♥ ♥ ♥ ♥ ♥ Bahagia itu tidak cuma harus dengan pasangan namun dengan sahabat, pun akan terasa luar biasa. ❤️❤️❤️❤️❤️ Jangan lupa tinggalin jejak kalian yah
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD