Episode 4 Bab 24

1618 Words
“Kamu menghindariku, Aileen?” Aileen menarik napasnya dengan pelan. Astaga, kenapa Keizaro harus datang ke rumahnya di saat yang tidak tepat seperti ini? Keadaan rumahnya sedang tidak kondusif, Aileen tidak ingin Keizaro tahu tentang masalah di rumah ini. “Apakah kamu tidak ada pekerjaan? Kenapa datang ke rumahku di hari kerja seperti ini?” Tanya Aileen sambil mencoba untuk tertawa dengan santai. Keizaro tampak menghembuskan napasnya dengan pelan. “Ini hadiah untukmu. Aku baru saja mengunjungi satu tempat yang indah dan aku langsung mengingat dirimu ketika aku melihat gelang ini” Kata Keizaro sambil memberikan gelang berwarna coklat tua dengan hiasan kecil berbentuk bintang. Aileen menatap gelang itu sejenak, dia tersenyum lalu membiarkan Keizaro memasang gelang itu di tangannya. “Tampak sangat cantik. Dari mana kamu mendapatkan gelang ini?” Tanya Aileen. “Aku tahu kalau gelang ini akan sangat cantik di tanganmu..” Kata Keizaro sambil tersenyum. Aileen sudah bersahabat dengan Keizaro sejak dia masih kecil, lalu kenapa belakangan ini Aileen mencoba menghindari sahabatnya itu? Selama ini Keizaro sering mengatakan kalimat asal, lalu kenapa kemarin Aileen merasa tidak nyaman dengan pemuda itu? Bukankah seharusnya Aileen menganggap jika Keizaro hanya sedang bergurau? “Aku akan pindah ke luar negeri minggu depan. Kemarin aku pergi untuk melihat suasana di sana, dan ternyata aku sangat menyukai tempat tinggalku yang baru.. Gelang ini berasal dari sana, aku harap kamu akan menyukainya” Kata Keizaro. Aileen terdiam, matanya menatap Keizaro dengan pandangan serius. Apa yang Keizaro katakan? Dia akan pindah negara minggu depan? Aileen tidak bisa mempercayai semua ini. Bagaimana mungkin Keizaro mengambil keputusan segila ini? “Apa? Apa yang kamu katakan?” Tanya Aileen sambil bangkit berdiri. Matanya menatap Keizaro dengan pandangan menuntut. Pemuda itu akan pindah minggu depan, dan Aileen baru diberi tahu sekarang? Apa-apaan ini? “Aku tahu kalau kamu akan marah karena aku—” “Aku membencimu!” Kata Aileen sambil melangkahkan kakinya untuk meninggalkan Keizaro. Aileen berlari menuju kamarnya, membiarkan rasa sesak memenuhi dadanya. Keizaro, dia akan pergi? “Aileen, dengarkan aku dulu..” Kata Keizaro. Aileen menghentikan langkahnya, dia membalikkan tubuhnya lalu menatap Keizaro dengan mata memerah karena menahan tangis. “Kamu terlalu banyak bicara hingga lupa untuk memberitahuku dari jauh-jauh hari. Kamu pikir aku siapa? Kita bersahabat sejak kita masih kecil, dan kamu—” “Itulah sebabnya.. kamu pasti akan menangis jika aku memberitahumu sejak bulan lalu. Astaga, Aileen.. jangan menangis seperti ini, kamu berlaku seolah aku akan pergi ke surga saja” “Keizaro!” Aileen menatap Keizaro dengan pandangan marah. Benar, Keizaro memang sering bicara dengan asal. “Iya, iya.. maafkan aku.. sudah jangan menangis seperti ini. Kamu membuatku harus berlari mengejarmu seakan kita adalah pasangan kekasih yang sedang bertengkar” Kata Keizaro sambil berjalan mendekati Aileen. Aileen menangis begitu pria itu memeluknya. Aileen tahu kalau ada sesuatu yang salah dengan Keizaro, tapi dia terlalu sedih untuk bertanya. Astaga, Aileen tumbuh besar bersama dengan Keizaro, mereka seperti anak kembar yang tidak bisa berpisah.. lalu sekarang pria itu mengatakan jika dia akan pindah ke luar negeri. Iya, Aileen tahu kalau dia bisa pergi kemanapun yang dia mau menggunakan mobil terbang miliknya. Aileen bisa mengunjungi Keizaro kapanpun dia mau, begitu juga sebaliknya.. tapi tetap saja, Aileen tidak menyukai keadaan ini. “Aku akan berkunjung sesering mungkin. Sudahlah, jangan menangis seperti ini..” Kata Keizaro. Aileen memukul lengan pemuda itu. “Aku membencimu, Keizaro!” Kata Aileen dengan pelan. “Aku menyayangimu, Aileen..” Aileen kembali meneteskan air matanya. Bagaimana mungkin dia bisa melepaskan Keizaro? “Aku akan menemuimu setiap akhir pekan, jangan khawatir.. tidak akan ada wanita cantik yang bisa menggantikan posisimu di hatiku” Kata Keizaro. Iya, Aileen tahu. Aileen tahu akan hal itu. Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisinya di hati Keizaro, begitu juga sebaliknya. Persahabatan mereka memang tidak akan pernah bisa terganti. “Kenapa kamu pergi ke luar negeri? Apakah ada masalah?” Tanya Aileen. Aileen bersahabat dengan Keizaro sejak dia masih kecil. Aileen tahu semua masalah yang dimiliki oleh Keizaro. “Kamu mengenalku dengan sangat baik, Aileen.. kamu selalu tahu kalau aku sedang dalam masalah. Tapi untuk hari ini, aku tidak ingin mengatakan apapun. Aku akan bercerita denganmu begitu aku siap.. sekarang, bagaimana jika kita makan malam di luar? Aku merasa sangat lapar” Aileen menarik napasnya dengan pelan lalu menganggukkan kepalanya. Aileen tidak akan memaksa Keizaro untuk berbicara. Pemuda itu bisa bercerita ketika dia telah siap. “Tunggulah sebentar, aku akan berganti pakaian..” Kata Aileen dengan pelan. Bukan hanya berganti pakaian, Aileen juga ingin membersihkan sisa air mata di wajahnya. Saat ini dia pasti tampak sangat kacau. “Tidak, jangan membuang waktuku untuk menunggumu berganti pakaian. Kamu sangat cantik, jangan khawatir pada penampilanmu” Kata Keizaro sambil menggenggam tangan Aileen. *** “Dia akan pergi ke luar negeri? Kenapa?” Tanya Adeline dengan suara histeris. Aileen mengendikkan bahunya. Tadi, ketika Aileen makan malam bersama dengan Keizaro, pemuda itu tidak mengatakan apapun. “Bagaimana mungkin kalian tidak tahu? Bukankah kamu selalu tahu segala hal mengenai dia?” Tanya Adeline. Aileen menarik napasnya dengan pelan. Iya, bagaimana mungkin dia bisa tidak tahu padahal selama ini Aileen selalu tahu segala hal tentang Keizaro. “Dia tidak mengatakan apapun..” Kata Aileen dengan pelan. Sekalipun Keizaro berjanji untuk selalu menemuinya ketika akhir pekan, Aileen tetap merasa sedih. Mereka akan semakin jarang bertemu. Aileen menatap bingkai foto yang ada di tembok kamarnya. Di dalam foto itu, Aileen sedang menikmati matahari terbenam bersama dengan Keizaro. Sebenarnya, ada banyak sekali foto mereka berdua, tapi Aileen memutuskan untuk memajang foto yang satu itu. Keizaro tampak tersenyum dengan lebar, tangannya merangkul bahu Aileen yang jauh lebih pendek dibandingkan dengan dirinya. Mereka terlihat sangat bahagia di dalam foto itu. Ah, sekarang sahabatnya akan segera pergi menjauh. Suasana hati Aileen semakin kacau begitu dia mengetahui fakta itu. “Kalian bertengkar?” Tanya Adeline. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Sebenarnya tidak ada pertengkaran apapun di antara mereka berdua. Beberapa hari belakangan ini Aileen memang sedikit menghindari dari Keizaro karena dia merasa ada yang aneh dengan tatapan pemuda itu saat mereka sedang sarapan bersama. Kalimat yang dikatakan oleh Keizaro juga membuat Aileen merasa kurang nyaman. “Apakah kami pernah bertengkar?” Tanya Aileen sambil membaringkan tubuhnya di atas ranjang. “Iya, kalian tidak pernah bertengkar. Lalu kenapa dia pergi dengan tiba-tiba?” Aileen kembali mengendikkan bahunya. Sejak Keizaro mengatakan tentang rencananya untuk berpindah negara, Aileen merasa sangat kacau. Sepanjang hidupnya, baru kali ini Aileen merasa sedih hingga membuat dadanya sesak, namun dia sama sekali tidak bisa menangis. Keizaro sangat dekat dengannya, Aileen tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupannya tanpa pria itu. “Aku tidak tahum Adeline.. aku tidak bisa memaksa dia untuk bercerita kepadaku..” Kata Aileen dengan suara putus asa. “Sudahlah, jangan seperti itu. Kamu terlihat sangat menyedihkan. Sekalipun Kak Keizaro pindah negara, kalian akan tetap bisa bertemu. Kapanpun kamu membutuhkan dia, dia pasti akan datang” Kata Adeline dengan santai. Sudah berulang kali Aileen berusaha untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa segalanya akan baik-baik saja, akan tetap saja sekalipun Keizaro tinggal di negara lain, tapi Aileen tetap merasa sedih. Dia akan jauh dari sahabatnya. Untuk yang pertama kalinya, akan ada jarak diantara mereka berdua. “Aku tahu, tapi aku tetap merasa sedih karena akan kehilangan dia. Dia pasti tidak akan bisa sering-sering datang untuk makan siang bersamaku. Akan ada banyak hal yang hilang dari hidupku, Adeline..” Kata Aileen. Aileen tidak mengerti kenapa Keizaro mengambil keputusan secepat ini. Biasanya, Keizaro selalu menceritakan semua rencana hidupnya kepada Aileen, tapi kenapa pria itu tidak mau mengatakan apapun mengenai kepindahannya yang mendadak ini? “Kalian terbiasa bersama sejak kecil, wajar jika kamu bersedih. Tapi, kesedihanmu tidak akan mengubah apapun, dia akan tetap pergi dan kamu akan tetap kesepian” Kata Adeline dengan santai. Adeline memang jago untuk membuat keadaan jadi semakin menyedihkan. “Jangan mengatakan itu, aku jadi semakin sedih!” Kata Aileen sambil melemparkan boneka ke arah Adeline. “Sudahlah, jangan terlalu berlebihan. Kalian tetap bisa bertemu walaupun tidak sesering biasanya. Lagipula ini akan baik untukmu, Aruna tidak akan bisa mendekati Keizaro lagi, dia pasti akan berhenti membuat masalah denganmu” Kata Adeline. Aileen menatap langit-langit kamarnya. Astaga, kenapa Keizaro harus pindah negara? Aileen tidak suka dengan perpisahan, dia tidak ingin melihat orang pergi meninggalkan dirinya. Itu akan sangat menyedihkan. “Aruna tidak akan pernah berhenti membuat masalah” Kata Aileen dengan pelan. “Kamu benar..” “Aku harap dia segera menikah..” Kata Aileen. “Aku juga mengharapkan hal yang sama. Mungkin akan lebih baik jika dia menikah dengan orang Syntorium atau Platon” Kata Adeline sambil tertawa. “Jangan berbicara hal yang buruk, dia adalah kakakmu” Kata Aileen. Aileen sadar kalau selama ini hubungan persaudaraan mereka sangat buruk, tapi tetap saja.. Aileen tidak tega mendengar Adeline mengatakan hal buruk tentang Kakaknya. Bagaimanapun juga, Aruna adalah kakaknya. Seburuk apapun kelakuan Aruna, dia tetaplah seorang kakak yang harus dihormati. “Itu bukan hal buruk, itu adalah hal yang baik. Kalau Aruna menikah dengan orang Syntorium atau Platon, dia tidak akan memiliki keberanian untuk mengganggu kita.” “Adeline..” Aileen menatap Adeline dengan pandangan peringatan. “Sudahlah, tidak ada gunanya berbicara denganmu. Kamu melawan Aruna setiap kali kalian berhadapan langsung, tapi kamu selalu membelanya seakan kamu menyayanginya ketika di belakangnya..” Kata Adeline. Aileen tersenyum lalu mengendikkan bahunya. Mau bagaimana lagi? Kalau Aileen berhadapan langsung dengan Aruna, hatinya sering kali terpengaruh dengan kalimat kakaknya yang menyebalkan itu sehingga Aileen selalu melawannya. Tapi, ketika Aruna tidak ada di sekitarnya, Aileen akan kembali merasa simpati dengan kakaknya. Aileen tidak suka jika ada yang mengatakan hal buruk tentang Kakaknya. “Kurasa itu lebih baik dibandingkan aku diam ketika berhadapan dengannya tapi aku terus mengatakan hal buruk ketika di belakangnya” Kata Aileen dengan santai. “Benar juga..” Kata Adeline. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD