KEDUA

1073 Words
IV. Rentetan Kenangan Darinya “aku tak ingin menjadi monster” “ceritakan lagi” pintaku kepadanya. Dalam keadaan gambar kami yang berantakkan, ia menundukkan kepalanya. Ia jatuh dalam tangisanny, beberapa air mata jatuh di sisi kanan bawah. Tepat di mana ia menuliskan namanya, akhirnya nama itu basah dan tintanya merembes.Nama Catherine jadi tidak karuan bentuknya. “aku tak tau, permainan apa yang ingin mereka lakukan” suaranya tak begitu jelas memancarkan keputusasaan. Sepertinya ia sedang mencoba melawan kesedihan yang mencoba menguasai emosinya. “kau sudah berusaha” aku ingin menyodorkan beberapa helai tissue, tapi yang kumiliki hanyalah sapu tangan yang digunakan untuk menampung ingus. Ia menatapku, terkejut dengan kata-kataku yang frontal padahal ia belum menceritakan apapun. “terima.. kasih” sahutnya lemah. Kuputuskan untuk tidak bertanya lebih dalam. Untuk anak berusia 10 tahun seperti kami, pertengkaran orang tua adalah titik terendah di kehidupan. Aku curiga lebam di tangannya akibat pukulan benda tumpul. Sekujur tubuhnya penuh dengan lebam, ia menutupi semua bekas luka yang ia bisa. Tak lama lonceng tanda waktu istirahat berdering. Aku menjejalkan beberapa bolu keci yang kubeli I depan rumah. Kami masih terdiam, kupikir bukan waktu yang tepat untuk menawarkan bolu. Dalam diam aku membuka mulutnya dan menjejalkan beberapa bolu. Sekarang pipinya mengembang layaknya panda gendut. Aku tertawa keras, ia mendongak dan melihatku aneh. Seketika ia juga tertawa keras beriringan dengan tangisannya yang semakin kuat. Kau tau? rasa ingin tau tidak akan pernah bisa dibendung, mau setidak peduli apapun kau tentang suatu masalah. Yakinlah pikiran dan hatimu tak akan pernah sejalan. Cari taulah sebanyak mungkin dan tetap diam. Aku menanyakan beberapa hal ke ibuku. Ia sedang sibuk menghitung uang p********n pelanggan. “ma, kenapa seseorang harus tersiksa di rumahnya sendiri?” tanyaku, merasa sedih memikirkan kehidupan Catherine. Ibuku memejamkan mata lalu menceritakan fakta yang sesungguhnya. Dari sini aku mempelajari beberapa hal baru tentang laki-laki. Permainan apa yang sering mereka lakukan dengan pasangannya serta beberapa hal lain. Kemudian aku mulai menumbuhkan suatu sikap terhadap laki-laki. Kini mereka menyebutku abnormal tanpa alas an yang jelas. “Catherine jika kau membaca ini di duniamu sana, maafkan aku yang tak bertanya lebih banyak tentang masalahmu. Mungkin kau tidak percaya dunia ini mungkin saja terjadi dengan sendirinya, yang mana aku sendiri sulit mempercayainya. Apakah begitu sulit untuk mempercayai bahwa dunia akan tetap damai seperti yang seharusnya?. Aku sudah mendengar semuanya, tentang bagaimana ia memperlakukanmu, bagaimana yang terjadi tidak sesuai ekspetasi ibumu. Tentang bagaimana kau harus memasrahkan dirimu padanya. Terkadang hidup memang terlalu berat untukmu. Tapi sebuah kematian di usiamu yang belia juga bukan jalan keluar yang benar. Apakah kau baik-baik saja di sana? Hari itu kau bergumam “harusnya aku pergi sejak lama, harusnya aku tak lahir” Bagaimana aku harus menjelaskannya? Intinya aku senang jika kau juga senang di sana bersama teman-teman barumu. Cathrine….. Mari bertemu lagi saat aku menyusulmu. Entah kapan waktu yang pasti itu, yah… Entah kapan, cepat atau lambat pastinya aku akan menemuimu -Valeria Sutanto” Aku meletakkan beberapa bunga lily. Bunga lilymemilikin kadar racun yang lumayan tinggi di bagian dalam kelopaknya. Bunga lily ini mengingatkanku tentang Catherine yang mengakhiri hidupnya dengan racun. Perempuan cantik dengan kulit putih, mungkin ia bisa menjadi malaikat kalau tumbuh sayap di punggungnya. Begitulah Catherine di mataku. Bunga lily of the valley sangat menggambarkan dirinya, cinta yang suci sebuah kesetiaan dan ketulusan. Bunga mungil yang mematikan. Ia bisa memikat lelaki dengan pesonanya yang ematikan kalau ia tidak pergi…. Kalau saja…. V. Pertambahan Usia Semakin tua seseorang, perubahan akan semakin terlihat. Perubahan fisik, perubahan sifat. Pendewasaan dari masa kanak-kanak. Kenangan, momen indah menjadi hal-hal yang diidam-idamkan oleh orang-orang saat mereka dewasa. Sebuah hadiah ulang tahun sesuai ekspetasi mereka. Beberapa menginginkan kehidupan indah layaknya drama di Televisi. Mereka tak peduli tentang pahitnya sekolah, mencari kerja ataupun yang lainnya di luar dugaan mereka. Terkadang besar harapan akan runtuh karena sebuah fakta yang menyakitkan. Begitulah mereka , penyesalan yang datang di akhir cerita merupakan sad ending yang tak terduga. Aku berulang tahun tepat di usiaku yang ke-13 tahun. Walaupun tubuhku masih kecil, aku merasakan ada sesosok orang dewasa berdiam di dalam tubuhku. Ia menahan diri dan tetap membiarkanku menjadi anak-anak. Terkadang ia liar dan memberitahuku hal-hal yang orang dewasa lakukan kelak. Hari ini di hari kelahiranku, ia bercerita tentang cinta. Aku enggan mendengarnya, tapi kupaksakan telingaku untuk menangkap segala ucapannya. Jujur, ia cukup pintar memanipulasi pikiranku., meski aku tak begitu paham tentang yang ia ucapkan. Setidaknya masih terngiang-ngiang topik itu sampai sekarang. Aku mulai mengucap doa dan keinginanku sebelum menghembus api kecil di atas lilin. Lilin berwarna-warni yang tertancap pada kue blackforest kesukaanku. Entah apa yang kuharapkan kemarin, tapi aku memohon kisah cinta itu akan datang padaku. Tanpa basa-basi, kumeniup padam semua api. Tepuk tangan semua orang menggema di seluruh ruangan, perasaan senang sekaligus haru mengisi hatiku. Pemotongan kue dilakukan bersama ibu, dilanjutkan dengan makan dua butir telur merah dan menyeruput misua panjang. Misua istilah dari mie putih rapuh yang dimasak dengan telur, udang, daun bawang dan sedikit berkuah. Sebuah adat yang tidak bisa dilupakan saat pertambahan usia. Menarik mie ke atas dengan sumpit plastik merah yang panjang, harus memakannya tanpa putus adalah keunikan tersendiri. Memakan mie tanpa putus artinya umur yang panjang. Sedangkan telur merah melambangkan kebahagiaan. Dalam beberapa keluarga juga disediakan pao isi kacang merah yang bentuknya menyerupai buah persik kecil. Perayaan seperti ini hanya dilakukan untuk ulang tahun kalender lunar sesuai penanggalan umat tionghoa. Mengenai perbincangan tentang cinta. Aku berharap banyak tentang cinta yang mirip seperti putri belle, cinta tanpa pandang fisik. Atau cerita seperti putri ariel, cinta dengan pengorbanan yang luar biasa. Impian anak umur 13 tahun itu, akankah dikabulkan??. Setelah menonton berbagai season dari putri Disney , maka perjalanan cinta yang ia inginkan akan berubah. Sejalan dengan kartun-kartun romantic baru yang ditayangkan. Hanya 1 dalam pikirannya, “lalu mereka hidup berbahagia” hanya itu yang sama. Akhir cerita yang membosankan Pada saat otakku dipenuhi serangkaian cerita-cerita manis, mendadak bahuku terasa ringan. Jantungku berdetak begitu kencang, sepertinya ia akan berhenti tepat setelah aku mengetahui tangan siapa ini. “boo….” Laki-laki itu memajukan bibirnya. “haish… kau membuatku takut Rey!” aku menjerit shock, ia mengelus punggungku. Hampir saja aku jungkir balik, seandainya ia tak menahan punggung kecilku. “ulang tahun ya? Membosankan bukan merayakannya tiap tahun?” Rey menyuapkan beberapa cupcake kecil. “aku sengaja memesankan cupcake ini untukmu loh!” aku menunjuk kue yang Rey makan. “heum.. kau tau tentang seleraku, that’swhy aku menjadi temanmu” hampir saja kulemparkan piring plastik ini ke kepalanya. Kumenahannya untuk kebaikan Rey, hari bahagia nyaris berujung lempar-lemparan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD