Gadis yang ditarik Bramantyo kini sudah berada di dalam taksi. Keduanya terdiam seribu bahasa. Tidak ada percakapan apa pun di antara mereka. Sampai sang sopir taksi mempertanyakan ke mana arah tujuan. Lalu masing-masing dari mereka saling memandang satu sama lain. “Aku harus mengantar mu ke mana?” Ujar Bramantyo. “Pulang, tapi kota sebelah?” “Kamu akan pulang ke rumah bapak?” mimi Mengangguk dengan mulut terkunci. “Begitu rupanya,” Ini adalah kalimat Bramantyo, menanggapi apa yang diutarakan Mimi. “Tunggu sebentar pak,” Bramantyo tidak lekas mempersilahkan mimi mengatakan kepada sopir taksi ke mana iya harus dibawa pergi. “Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar?” tawar Bramantyo menolehkan wajahnya pada gadis yang membeku disampingnya. Mimi tidak punya alasan menolak, t