“Lagi! Lagi! Lagi!,” “ayo Bram! satu gelas lagi,” “hahaha..” “Wooowww... aku tak yakin kamu bisa senekat ini bro,” Salah satu pria yang berada pada lingkaran sofa berwarna hitam pekat mengangkat botol kosong ke atas. Tangan yang naik ke atas adalah tanda keberhasilan lelaki tersebut. Semua orang bertepuk tangan riuh dan bersorak surai. Sayangnya lawannya belum tumbang. Bram sudah berada di tempat ini sejak dua jam lalu. Dia bergabung dengan kelompok yang terdefinisi paling mencuri perhatian di banding yang lain sebab kawanan ini mayoritas berisi para selebriti, pengusaha muda, seniman ternama bahkan seorang CEO stasiun televisi ternama, yakni Roland Bramantyo Dichter. Cukup mencengangkan bagi siapa pun yang detik ini bercengkerama dengan putra bungsu keluarga Dichter, sang penyele