Slave 5

1049 Words
Langkah kaki mungil berlari keluar dari istana, menuju pekarangan luas rerumputan yang rapi dan dihiasi patung Dewa Yunani serta air mancur yang diukir indah. Netra indah sebiru laut itu memandang sekitar pekarangan yang biasanya sepi dan hanya diisi oleh penjaga, namun seketika berubah menjadi ramai seperti pasar. Terlihat seperti pasar pada umumnya, namun yang diperjual belikan bukanlah barang-barang ataupun buah-buahan, melainkan manusia. Berdiri layaknya patung siap dipilih untuk memuaskan hasrat mereka yang memiliki banyak emas dan harta untuk ditukarkan. Kejadian seperti ini sudah tidak asing bagi Linda semenjak ia datang ke kota ini, tidak hanya wanita yang dijajakan, namun juga pria. Dan kebanyakan pembeli pria adalah golongan bangsawan wanita dari luar kota, yang memiliki harta berlimpah dan juga haus akan tubuh kekar para prajurit. Linda berjalan kesana kemari, mencari seseorang yang dikatakan oleh temannya telah mengikuti penjualan pasar ini. Melewati setiap prajurit yang berdiri tegap dengan tubuh kekarnya, dan para bangsawan wanita yang kebanyakan sudah berumur itu memegangi lengan otot dan perut kekar mereka, memastikan otot-otot itu kuat dan dapat memuaskan mereka di atas ranjang. Linda mengenakan jubah kerajaan pemberian Lord Darrius, membuatnya sedikit merasa aneh karena sebelumnya ia hanya memakai gaun biasa yang diperuntukan untuk b***k kerajaan. Ditambah dengan aksesoris yang mempercantik tampilannya, Linda adalah gadis yang cantik, seluruh temannya selalu berkata jika Dewi Afrodit telah menitipkan sedikit kecantikan yang di milikinya kepada Linda. Kedua iris mata sebiru laut, serta hidung mancung dan bibir tipis. Ditambah dengan garis wajah khas wanita Yunani, kecantikan Linda memang tidak tertandingi meski oleh Ratu dan selir kerajaan sekalipun. Dengan gaun dan jubah kerajaan berwarna biru terang itu, kecantikan Linda semakin terpancar. Para bangsawan itu sampai melihat Linda dengan terheran, mungkin mereka bertanya-tanya, Linda berasal dari kalangan bangsawan kota mana? Karena mereka sama sekali tidak pernah melihat seorang Ratu secantik itu. Linda hanya menundukan pandangan, biasanya ditempat seperti ini ia hanya penyaji makanan dan minuman. Tapi sekarang, seolah ia berdiri sejajar dengan para bangsawan lainnya yang ingin membeli seorang prajurit. Ya, jika Linda memiliki banyak uang. Ia akan membeli Eros beserta hidup pria itu dan menjauh dari kota ini. Andai hidup semudah itu, cantik saja tidak cukup untuk bisa bertahan di negeri ini. Kembali ke prinsip awal, karena wanita hanyalah b***k. Langkahnya akhirnya terhenti, ketika melihat Eros berdiri dengan dikerumuni janda bangsawan kota Sparta. Berdiri layaknya patung Dewa Yunani, dan di belakang pria itu terdapat patung Dewa Ares, Dewa Perang yang otot tubuh kekarnya sudah tidak di ragukan lagi. Linda melihat terdapat kemiripan antara Eros dan patung Dewa Ares tersebut. Linda menegak salivanya sendiri, menyadari bahwa ia telah jatuh cinta dengan pria keturunan Dewa itu. Berdiri sama persis seperti patung Dewa Ares, seolah Eros adalah wujud nyata dari patung yang ada di belakangnya. Pandangan pria itu tajam, menyesuaikan alis matanya yang juga sangat sempurna. Benar-benar pahatan indah yang pernah Dewa ciptakan untuk Linda. Setidaknya, begitulah harapan Linda... Berharap Eros dilahirkan oleh Dewa ke bumi ini hanya untuk Linda. Lengan besar Eros disentuh oleh wanita-wanita yang mengerubuninya, sebagian lagi menyentuh rahang kokoh yang terdapat sedikit brewok tipis. Wajah Linda sedikit merona, ia cemburu tentu saja, namun ia harus sadar diri, tinggal di kota ini, hal yang seperti itu adalah hal yang lumrah terjadi. Dan setiap orang harus rela berbagi miliknya dengan yang lain.. Sama seperti halnya Eros, berbagi kekasihnya dengan kesatria lain jika gadis itu dibutuhkan. Linda terlalu banyak memikirkan hal lain sekaligus mengagumi Eros disaat yang bersamaan. Sampai ia akhirnya sadar, bahwa Eros telah dibawa oleh seorang wanita paruh baya. Wanita itu bisa jadi adalah wanita paling kaya yang mengerubuni Eros, terlihat mereka sedang beradu argumen sambil memamerkan harta benda yang mereka kenakan. Kalung, gelang bahkan cincin dan anting, serta tak lupa bahan dari gaun yang mereka kenakan, pasti terbuat dari sutra yang membutuhkan proses yang lama. Dada Linda terasa diremas, berbagi Eros dengan orang lain meskipun hanya sebentar dan itupun karena sistem barter, bukanlah hal yang bisa ia terima. Hatinya terasa perih melihat wanita bangsawan dengan emas berlimpah yang dikenakan itu, kini menggandeng lengan besar Eros, lengan hangat yang biasanya merangkul tubuh Linda dan Linda juga suka menggandeng lengan itu ketika berjalan di pinggiran pantai bersamanya. "Linda?" Panggilan seseorang tiba-tiba membawa Linda kembali ke dunia, ia menoleh dan mendapati Darrius di sampingnya. Mengenakan jubah kerajaan seperti biasa, yang membuatnya selalu tampan dan berwibawa, meskipun di balik wajah dermawan sekaligus dingin itu tersimpan segala kengerian. "Ahh, Lord Darrius" Linda sedikit membungkuk, sekilas mengusap air matanya yang ternyata sudah membasahi pipinya. Mengingat Eros makin membuat perih di hatinya. "Kemarilah Linda! Maaf aku meninggalkanmu tadi pagi, kau suka pemberianku?" Tanya Darrius, pria itu jarang tersenyum. Namun semenjak semalam, Darrius seolah berusaha lembut kepada Linda. Dan itu membuat Linda terasa aneh, Darrius bahkan telah menjual Eros kepada bangsawan Yunani pagi ini. "Uhm... apakah ini tidak terlalu berlebihan My Lord?" Tanya Linda, tentu dengan nada pertanyaan yang ramah, ia tidak ingin di rajam oleh eksekutor karena berkata dengan nada kasar apalagi kepada Darrius. Darrius yang agung, begitulah rakyat menyebutnya. "Oh, tentu saja tidak. Bahkan semua perhiasan itu tidak ada tandingannya dengan kecantikanmu" balas Darrius, menyentuh dagu Linda agar menatapnya. Kecantikan Linda benar-benar bagai Dewi Yunani, Darrius pasti akan sangat bangga memiliki istri secantik Linda. Dan tentunya Linda dapat menghasilkan anak-anak yang cantik juga untuknya kelak. Darrius menarik lengan Linda dengan lembut, kemudian menaruh jemari lentik Linda di lengannya. Mereka berjalan mengelilingi pasar, Pasar Perdagangan Prajurit, begitu Darrius menyebutnya. Darrius menjelaskan tatanan kerajaan beserta sistem p********n yang memisahkan antara prajurit dan b***k wanita. Persamaan antara keduanya adalah mereka ditakdirkan untuk menjadi pelayan, melayani segala kebutuhan kerajaan dan memperjuangkan kehendak Raja. Sebab itulah, prajurit dan b***k sejatinya adalah sama, Budak... Darrius berjalan seiringan dengan Linda, mereka terlihat seperti sepasang Raja dan Ratu, sangat serasi. Meski serasi pada kenyataannya, Darrius dan Linda memiliki hati yang berbeda, Linda sangat baik sesuai dengan wajahnya yang cantik dan tutur katanya yang sopan. Tapi Darrius, di balik sifat kebangsawanannya yang berwibawa. Terdapat hati yang jahat. Seperti halnya pria yang hanya mementingkan kerajaan dan tahta, Darrius sama seperti Raja-Raja sebelumnya. Ingin memiliki seorang istri, dan juga selir serta b***k. Dan seorang istri, hanya menjadi lambang kerajaan. Memenuhi kebutuhan suami dan melahirkan anak-anaknya. Darrius tersenyum miring, ada sesuatu yang memang ia persiapkan untuk Linda. Dan entah mengapa Linda merasa Darrius memang tidak sebaik Eros. Mungkin Dewi Yunani telah memberi sebuah isyarat kepada Linda tentang perasaannya itu.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD