Zombie 32 - Mrs. Samantha
Pagi yang cerah di kota Troxbo. Hari ini akan menjadi hari tersibuk di universitas Flaxion. Untuk mengerjakan tugas akhir memang di perlukan tenaga dan waktu yang cukup banyak. Sepetinya Samantha dan teman-temannya. Mereka memutuskan untuk membuat ekstrak yang bisa membuat mereka menciptakan sesuatu yang berharga untuk penelitiannya.
"Sam, coba lihat. Hasil campuran ekstrak kemarin sudah bereaksi," lapor Chintya saat mengecek hasil percobaan mereka kemarin.
"Coba aku lihat," bukannya Samantha yang maju duluan untuk melihat hasil penelitian. Jimmy yang malah maju mendahului Samantha. Memang sih seharusnya Chintya melaporkan hasilnya pada Jimmy. Bukan malah pada Samatha.
"Good job! Ini berhasil. Coba Felix kamu lihat ini!" Pinta Jimmy. Tidak lama Felix melihat hasil penelitian yang mereka kemarin uji cobakan. Karena Samatha penasaran. Dia juga ingin melihat hasilnya terjadi.
"Ya, ini berhasil. Akhirnya kita bisa menuju step berikutnya. Aku bosan gagal terus!" Protes Samantha.
"Ya, kita akan lanjutkan ke step dua. Chintya tolong tuliskan setiap perkembangannya dari kemarin sampai hari ini secara detail," pinta Jimmy.
Begitulah setiap hari yang mereka lakukan. Penelitian demi penelitian terus mereka lakukan untuk tugas akhir di kampusnya. Mereka berempat ingin melakukan sesuatu yang berbeda dari yang lainnya. Makanya mereka terus melakukan percobaan demi menciptakan formulasi yang berbeda dengan yang lainnya. Mereka berempat adalah calon dokter yang hebat. Namun, hanya Jimmy, Felix dan Chintya saja yang berambisi ingin menjadi seorang profesor. Tidak dengan Samantha.
Samantha sejak duduk di sekolah SMA. Ia sudah memutuskan untuk meneruskan usaha rumah sakit di kota kelahirannya. Kota Floxan, kota kecil yang cukup jauh dari kota Troxbo. Namun, penduduk di kota Floxan cukup banyak. Dan rumah sakit milik keluarga Samantha, menjadi pusat pengobatan di kota itu. Banyak pasien yang bergantung ke rumah sakit Amehra. Karena Samantha anak satu-satunya di keluarganya. Jadi mau tidak mau, ia harus mengubur impiannya menjadi profesor. Karena menjadi seorang profesor memerlukan waktu yang cukup lama. Sementara rumah sakit Amehra butuh pemimpin dari pewaris tunggal keluarga Amehra.
Setelah melakukan serangkaian uji goba lagi. Mereka terus menuai keberhasilan. Berarti itu artinya penelitian mereka akan segera berakhir. Mereka siap untuk melakukan sidang akhir. Untuk kelulusannya. Dosen-dosen terpukau dengan hasil penelitian mereka berempat. Tidak hanya kerja sama tim. Secara individual mereka juga semuanya bekerja. Jadi penelitian ini adalah murni hasil mereka berempat.
Mereka lulus dengan nilai yang sempurna. Jimmy melamar Chintya di hari kelulusan. Sementara Felix menyatakan cinta pada Samantha. Sayangnya, saat itu Samantha tidak terpikir untuk memikirkan cinta, cintaan terlebih dahulu. Ia harus fokus ke rumah sakit Amehra. Dan juga Felix masih harus berjuang untuk mendapatkan gelar profesor.
Demi kecintaannya pada keluarga Amehra. Samantha setuju-setuju saja dengan pria yang di jodohkan orang tuanya. Waktu bergulir dengan cepat. Samantha membunyai anak dari Justin. Seorang anak laki-laki yang cukup tampan bernama Samuel. Meskipun menikah tanpa rasa cinta. Samantha tetap menyayangi darah daging dari hasilnya bersama Justin.
Suatu pagi, Samantha seperti biasa sibuk dengan aktivitas paginya. Entah kenapa pagi ini ia ingin menyalakan televisi. Untuk menonton sebuah berita. Padahal ia juga tidak punya banyak waktu, karena harus cepat pergi ke rumah sakit Amehra.
Ada berita besar yang di siarkan di televisi. Ternyata ada ledakan dari laboratorium pusat di kota Troxbo. Hal itu membuat kekacauan dan kehancuaran di kota Troxbo. Samantha sendiri aneh. Apa yang telah terjadi? Para manusia berubah menjadi aneh. Mereka memakan satu sama lain. Samantha semakin curiga, kalau ledakan yang di akibatkan dari laboratorium itu. Menyebarkan virus yang membuat manusia menjadi menggila. Dugaan Samantha, manusia di kota Troxbo terkena virus zombie. Virus yang dimana mempengaruhi rasa lapar yang teramat sangat. Sehingga mereka saling memakan satu sama lain.
Dua sampai tiga hari kota Floxan masih aman dari virus Zombie. Samantha terus kepikian dengan Justin dan Samuel. Karena memang Samantha lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah sakit di bandingkan di rumah. Samantha harus membawa Justin dan Samuel untuk tinggal di rumah sakit Amehra. Namun, saat perjalananan semuanya tidak berjalan lancar. Samuel tergigit oleh monster pengigit itu. Tidak lama Zombie itu juga meraih Justin. Samantha yang menyaksikan mereka di makan secara kejam membuatnya ketakutan. Samantha lari menjauhi kawanan Zombie yang mulai mengejarnya.
Untunglah lari Samantha cukup cepat. Sehingga ia bisa cepat sampai di rumah sakit Amehra. Sesampainya di rumah sakit Amehra. Samantha menangis sejadi-jadinya. Ia telah kehilangan dua orang terpenting dalam hidupnya. Namun, ia tidak ada pilihan lain. Jika saja ia tidak cepat lari. Mungkin nasibnya akan sama seperti Justin dan Samuel. Semenjak kejadian itu. Samantha terus bertahan hidup demi menyelamatkan siapa saja yang mau di selamatkan. Bahkan ia dan tim medis menyelamatkan anggota militer yang sedang berperang melawan para zombie. Sebagai balas budinya, mereka membantu melindungi rumah sakit Amehra sampai sekarang.
"Samuel!" Teriak Mrs. Sam terbangun dari tidurnya.
"Are you ok. Mrs. Sam?" Tanya perawat Devi yang kebetulan ada di sana. Mrs. Sam selalu bisa tidur di mana saja. Bahkan sekarang Mrs. Sam sedang tidur di meja resepsionis.
"Iya, aku tidak apa-apa," kilahnya. Jelas-jelas ia baru saja bermimpi buruk. Masih jelas di matanya bagaimana Samuel dan Justin di makan oleh kawanan Zombie. Ia melihat daging mereka di cabik-cabik oleh monster pengigit itu dengan kejam.
"Mimpi buruk tentang mereka lagi?" Terka perawat Devi.
Mrs. Sam hanya mengangguk. Setiap perawat Devi menanyakan hal itu. Pasti berkahir dengan cerita panjang dan air mata. Hari ini Mrs. Sam tidak mau menangis lagi. Sudah cukup air matanya ia jatuhkan selama ini. Ia harus kuat demi orang-orang yang bergantung di tempat ini. Semoga saja apa yang akan di lakukan Xavier bersama tim penelitian profesor Felix. Membuahkan hasil yang seusai dengan keingian kita semua. Agar Mrs. Sam, bisa kembali berkumpul lagi bersama Justin dan Samuel.
Meskipun sekarang Mrs. Sam tidak tahu dimana keberadaan Justin dan Samuel. Namun, setidaknya ada setitik cahaya yang membuat manusia putus asa mulai semangat kembali. Bukan kematian dan menjadi monster yang mereka harapkan di akhir hidupnya, tapi cukup bisa berkumpul bersama orang yang mereka sayangi. Itu saja sudah cukup. Apalagi kembali hidup normal, tanpa rasa cemas dan rasa takut setiap harinya.
Mrs. Sam jadi tidak sabar ingin segera bertemu dengan kawan lamanya. Profesor Felix. Ya, meskipun hanya profesor Felix yang tersisa. Karena Jimmy dan Chintya sudah meninggal. Setidaknya ada sahabat lama yang sama-sama berjuang untuk memulihkan dunia ini dari kehancuran. Dari kemusnahan populasi manusia di dunia ini.
Semoga saja profesor Felix, tidak marah lagi. Karena terakhir Mrs. Sam bertemu adalah saat profesor Felix menyatakan cintanya pada Mrs. Sam. Saat itu pernyataan cintanya di tolak. Setelah itu profesor Felix tidak mau lagi bertemu dengan Mrs. Sam. Dan lagi pula Mrs. Sam langsung pulang ke kota kelahirannya. Untuk segera memimpin rumah sakit Amehra. Kalau tidak, sudah pasti ada kolega lainnya yang akan merebut posisi itu. Yang tentunya akan membuat rumah sakit hancur. Bukan untuk mempertahankan atau memajukan rumah sakit Amehra.
Kolega Mrs. Sam menginginkan rumah sakit Amehra menjadi rumah sakit berbayar. Karena fasilitas dan tenaga medis yang mereka punya cukup hebat. Mereka ingin meraup keuntungan dari orang-orang yang berobat ke rumah sakit. Namun, ayah dan ibu Samantha tidak setuju. Karena memang rumah sakit Amehra di buat. Untuk pasien yang tidak mampu. Dan memberikan perawatan yang terbaik. Jadi hanya Samantha lah yang berhak menjadi pemimpin rumah sakit Amehra. Sebagai pengganti ayahnya Samantha. Yang memang sudah tidak bisa menjadi pemimpin lagi. Ayah Samantha terkena Stroke. Dan ibunya tidak punya pengalaman dalam mengelola sebuah rumah sakit. Untungnya keputusan Samantha tepat, untuk menjadi penerus kepemimpinan rumah sakit Amehra. Kalau tidak, sudah pasti rumah sakit Amehra. Tidak akan berdiri seperti sekarang ini. Menampung dan melindungi siapa saja yang membutuhkan. Apalagi di saat wabah yang mengerikan seperti ini.