Zombie 21 - Search
Cuaca pagi ini cukup cerah, jika kehidupan masih normal. Pasti pagi ini akan banyak manusia berolah raga atau sakadar lari pagi. Namun, tidak seperti sekarang yang keadaaanya. Hari demi hari seakan semakin memburuk. Virus zombie semakin menyebar ke seluruh penjuru kota. Dulu jalan sudah tidak ada manusia yang berjalan-jalan dengan santai. Yang ada mereka ketakutan setiap kali melihat zombie yang mencoba memakan mereka.
Xavier dan Jessica kembali mencari sesuatu. Amunisi mereka hampir habis karena di pakai untuk latihan menembak. Sepertinya mereka harus membawa beberapa senjata, agar mereka tidak kehabisan amunisi. Selain itu, seperti yang Jessica katakan. Ia akan coba kembali ke mini market bapak itu. Semoga saja kawanan Zombie itu sudah tidak berada di dalam mini market.
"Kita jalan dulu ke sebelah timur. Siapa tahu kita bisa menemukan makanan dan sampel kulit Zombie lagi. Kita lihat apakah mini market itu masih ada zombienya atau sudah bersih," ajak Jessica.
"Siap. Tetap menggunakan pisau ya, atau alat tajam lainnya. Untuk menikam kepala Zombie. Kita sangat membutuhkan amunisi yang sangat banyak. Gue rasa latihan menembaknya di sudahi dulu. Kita mulai ke step berikutnya. Mengajarkan mereka menggunakan senjata tajam. Pistol atau senjata api yang lainnya, boleh di gunakan saat terdesak saja. Gimana?" Usul Xavier.
"Ya, gue pikir juga gitu. Kita memang sangat membutuhkan amunisi yang sangat banyak. Besok atau lusa kita akan kembali lagi ke laboratorium. Kata profesor Felix kita juga perlu bahan chemical dan ekstrak. Betulkan?" Tanya Jessica.
"Iya, gue akan ambil potongan tangan Zombie hari ini. Kita perlu sampel yang lebih besar. Kalau bisa sih kita bawa Zombie yang masih hidup. Ya, itu dia dengan cara dibius. Tapi kayaknya terlalu beresiko. Gue perlu setidaknya tiga sampai empat orang buat membawa sampel zombie hidup itu." Xavier merasa tidak puas dengan sampel yang selama ini ia ambil. Sampel Zombie hidup memang sangat beresiko. Karena kita perlu memastikan, apakah si Zombie terbius dengan baik atau tidak. Karena kalau Zombie tetap sadar saat di bius. Tidak menutup kemungkinan dia akan memakan apa saja yang di hadapannya.
"Kita sudah sampai, gue duluan yang mulai menyisir mini market itu. Elo di belakang gue aja," instruksi dari Xaveir. Jessica mengangguk. Mereka langsung turun dari mobil. Kemudian mengendap-endap menuju mini market.
Nampaknya situasi di luar mini market sangat sepi. Meskipun terlihat sepi, mereka tetap harus waspada. Karena kita tidak tahu ada apa di dalam mini market. Mereka mulai masuk kedalam mini market lorong demi lorong mereka sisir dengan hati-hati. Di meja kasir Xavier melihat bapak pemilik mini market yang sudah menjadi zombie. Namun, sepetinya ada seseorang yang menikam kepalanya sampai ia tewas.
"Dia sudah mati," ucap Jessica.
"Iya, sepertinya setelah Minggu lalu kita ke sini. Ada orang lain datang ke sini. Dan membunuh bapak pemilik mini market ini. Ya, sudah kita lihat apa yang tersisa di sini." Xaveir dan Jessica segera mencari makanan yang bisa mereka ambil. Ternyata tidak ada makanan satupun di mini market ini. Hanya ada barang-barang lainnya. Mungkin saja telah di ambil oleh orang lain, selepas mereka pergi Minggu kemarin.
"Angkat tangan! Letakan senjata kalian di lantai. Atau aku akan tembak kalian!" Ancam seorang lelaki yang tidak pernah mereka kenal sebelumnya.
Jessica dan Xavier berbalik ke arah suara secara perlahan. Mereka meletakkan senjata yang ada di tangannya di bawah lantai.
"Kalian hanya berdua kesini? Pasti mencari persediaan makanan," ucap lelaki yang baru saja mengancamnya.
"Ya, apa kamu sendiri?" Tanya Jessica.
"Kalian punya camp? Aku sudah berhari-hari tidak makan. Sudah hampir seluru blok ini aku menyisir, tapi tidak ada satu makananpun yang bisa aku makan," lelaki itu malah bercerita.
"Mau bergabung dengan kami?" Tanya Jessica. Xavier malah menyenggol tangan Jessica.
"Kita belum tahu siapa dia. Jangan sebarangan mengajak orang," bisik Xavier. Yang tentunya masih terdengar oleh lelaki itu.
"Nama aku Gerland. Maaf tadi aku mengagetkan kalian. Aku orang baik kok, kalau kalian punya camp. Boleh kah aku bergabung dengan kalian? Aku bisa membantu kalian apa saja. Asalkan aku bisa tinggal di tempat kalian," ucap Gerland memohon. Xavier masih ragu untuk memasukan orang baru dalam kelompok Jessica. Namun, semua keputusan ada di tangan Jessica sebagai ketua kelompoknya.
"Baiklah, kita akan sama-sama ke barat. Mencari persediaan makanan dan amunisi. Gue mau lihat dulu ke ahlian elo dalam membunuh Zombie. Gue kasih tugas ke elo, bunuh lima Zombie yang berbeda. Kemudian masing-masing dari lima Zombie itu, elo ambil sampel kulitnya ke plastik ini," pinta Jessica. Dia perlu menguji kemampuan anggota barunya.
"Elo gila? Elo lagi koleksi kulit Zombie?" Tanya Gerland mulai mencoba akrab. Dengan mengganti panggilan dari aku-kamu menjadi elo-gue.
"Gue asisten ilmuan. Dan di kelompok kita ada ilmuan hebat. Kita sendang mencari vaksin dari wabah virus zombie ini," saut Xavier.
"Hahahaa vaksin? Apa elo yakin bisa menemukan vaksin dari wabah ini? Sungguh pemikiran yang telalu percaya diri dan lucu," sindir Gerland.
"Gue yakin, mereka akan mendapatkan vaksinnya. Ayo cepat putuskan. Kalau elo mau gabung dengan kami. Elo harus ambil lima sampel kulit Zombie yang berbeda. Kalau tidak, kesepakatan kita berakhir. Kita kembali ke jalannya masing-masing," tegas Jessica. Ia tidak mau berlama-lama lagi di mini market ini. Karena mereka harus segera mencari persediaan dan amunisi ke tempat yang lain.
"Ya, gue setuju. Apa tempat kalian aman?" Tanya Gerland lagi.
"Tentu aman, lihat saja nanti. Sekarang bantu kami untuk mencari makanan dan amunisi juga," pinta Jessica lagi. Setelah semuanya sepakat. Mereka pergi meninggalkan mini market. Saatnya mereka mencari tempat lain. Semoga saja di tempat lain mereka lebih beruntung. Bisa menemukan apa saja yang mereka bisa bawa ke terowongan bawah tanah.
Xaveir tidak bisa berbuat apa-apa, kalau semuanya sudah di putuskan oleh Jessica. Karena memang di kelompoknya sangat kekurangan lelaki. Kita memang perlu merekrut lelaki. Agar bisa menjalankan rencana Xaveir, untuk membawa Zombie hidup sebagai bahan eksperimennya. Mungkin Gerland nanti bisa membantunya membawakan sampel itu. Semakin banyak laki-laki akan semakin baik. Tentunya tidak sembarang lelaki yang bisa bergabung. Karena tidak semua lelaki berhati tulus dan berkata jujur. Bisa saja, ada lelaki hidung belang. Jessica mencegah hal itu, karena kelompoknya kebanyakan perempuan. Bisa saja mereka melakukan hal jahat pada anggota kelompok Jessica, yang isinya perempuan semua. Meskipun para perempuan di kelompoknya sudah belajar menembak. Namun, tetap saja. Menghadapi zombie dan orang jahat itu berbeda. Akan lebih sulit melawan orang jahat dari pada Zombie.