Part 9 - Berburu dengan Tuan Knight

1289 Words
Setahun sudah Arthur berada di Springfield's Junior High School. Selama bersekolah di sana, dia hanya berteman baik dengan Dean dan sisa murid lainnya hanya mengganggunya karena kebencian Bobby. Bobby dan kawanannya terus mengganggu anak itu. Namun, Arthur selalu bisa lepas dari kejahilan yang si nakal itu lakukan. Ingin rasanya ia membalas perbuatan senior sombong itu akan tetapi Nenek Louise selalu melarangnya menggunakan kekuatan pada manusia kecuali dalam keadaan terdesak. Mia selalu saja mendekati Arthur, bahkan dia selalu mengajak anak itu untuk berkencan saat akhir pekan menjelang. Namun, Arthur selalu menolak. Baginya usia anak yang masih sekolah di sekolah menengah pertama masih terlalu kecil untuk merasakan cinta. Hari-hari terakhirnya selama bersekolah di tingkat menengah pertama membuat Mia sangat ingin memiliki Arthur sebelum ia pindah ke sekolah menengah atas di luar kota. Oleh karena itu, Bobby semakin merasa geram serta membuat darahnya mendidih karena terbakar api cemburu kala melihat perhatian gadis yang disukainya itu hanya tertuju pada Arthur bukan padanya. Arthur juga sering mengunjungi Tuan Knight bersama Fang. Dia ingin sahabat barunya itu bisa menjadi lebih kuat. Setiap malam hari saat perburuan, Arthur senang sekali melihat Tuan Knight mengajari Fang untuk berburu. Biarpun Tuan Knight merupakan manusia serigala, tetapi dia hanya memakan hewan di hutan seperti rusa bahkan beruang. Namun, setiap satu bulan sekali pria itu membutuhkan darah dan daging manusia yang masih segar. Oleh karena itu Arthur kerap membantu manusia serigala itu untuk memburu manusia. Tetapi, mereka hanya memilih manusia yang bersifat jahat atau sedang melakukan kejahatan di luar kota untuk memberi mereka ganjaran. "Bagaimana Tuan Knight, ke mana kita malam ini?" tanya Arthur penuh antusias. "Kakek dan Nenekmu sudah melarangku untuk mengajak kau ikut serta di malam perburuan ku," sahut Knight. "Aku mohon biarkan aku ikut, kali ini tanpa Fang. Kau tahu rasanya membela kebenaran dengan memberikan mereka keadilan ganjaran langsung itu sangat menyenangkan," mata Arthur terlihat berbinar saat mengucapkannya. "Kau memang keras kepala, Arthur. Baiklah kalau begitu kita ke utara malam ini. Tapi ingat, jauhi para pemburu makhluk," ucap Knight memperingatkan dan membiarkan Arthur mengikutinya. Arthur menyusuri hutan menunggangi Tuan Knight yang berlari sangat cepat menuju utara menjauhi kota Springfield. Anak itu belum bisa mengubah dirinya seperti serigala sehingga ia harus menunggangi Tuan Knight. Di perjalanan, manusia serigala itu menghentikan lajunya. "Anak kecil itu terlihat sangat lezat," gumam Tuan Knight. "Ayolah, Tuan Knight ... kau tak akan memangsa anak kecil seperti aku, bukan?" tanya Arthur dengan nada kesal. "Siapa tau jika aku lapar, aku bahkan punya kau untuk aku makan," tawa Tuan Knight mengejek Arthur. "Hahaha ... Tuan Knight lucu sekali." Arthur melirik sebal ke arah manusia serigala itu sambil memperhatikan kedai dan pom bensin di depannya. "Lihat ke mobil volkswagen hitam itu, sepertinya anak yang Tuan maksud tadi itu sedang diculik," tunjuk Arthur. "Baiklah ayo kita ikuti!" sahut Tuan Knight lalu berlari mengikuti mobil tersebut dari pinggir hutan. Keduanya lantas menghentikan langkahnya kala melihat mobil tersebut masuk ke dalam rumah kecil di dalam hutan. Tampak ada dua orang pria sedang menyeret paksa seorang anak kecil perempuan kecil. Anak itu mencoba meronta dan meminta untuk dilepaskan. "Brad, kau dulu apa aku dulu yang memulainya?" tanya pria yang berambut gondrong dikuncir kuda itu. "Kita lakukan suit untuk menentukan siapa yang duluan, bagaimana?" jawab yang satunya lagi seraya menampar gadis kecil itu sampai tak sadarkan diri dan terjatuh ke permukaan tanah. "Yes, aku duluan! Kalau begitu, kau tunggu giliran di sana! Aku tak akan lama menidurinya," ucap pemuda berambut ikal dan berkulit putih itu. "Sudahlah cepat lakukan segera! Aku takut ada orang lain yang lihat," sahut pemuda berkulit hitam dan rambut panjang dikuncir kuda tadi sambil mengamati situasi sekitar. Tiba-tiba, Arthur hadir di antara kedua pria penjahat itu. "Halo, Paman, selamat malam! Apa yang sedang kalian lakukan?" sapa Arthur sambil membuka Hoodie hitam yang menutupi wajahnya. Betapa terkejutnya pemuda berambut ikal yang sudah membuka celananya. Apalagi dia sedang bersiap menerjang si gadis kecil saat mendengar sapaan dari Arthur. "Berengsek! Hei, anak kecil, sedang apa kau malam-malam begini?" tanya Brad so rambut gondrong. "Iya, sedang apa kau? Harusnya seorang anak kecil seperti mu tidak berada di dalam hutan malam ini," ucap pemuda satunya yang langsung membetulkan posisi celananya. "Kau urus dia, Brad! Aku tuntaskan pekerjaanku dulu," sahut si pemuda ikal. "Apa yang paman lakukan pada anak perempuan itu? Bukankah itu melanggar aturan dan hukum?" tanya Arthur sambil bertolak pinggang "Tau apa kau soal aturan! Asal kau tau ya anak kecil seperti kau saja masih ada di sini. Jeff bagaimana kalau anak kecil ini untukku?" tanya pemuda berkulit hitam itu menoleh ke pemuda ikal. "Ah, kau mengganggu saja belum juga aku mulai. Terserah kau saja, Brad, kalau kau juga suka anak laki-laki, kau nikmati saja anak itu, aku tak peduli!" sahutnya. "Baiklah anak kecil, apa kau mau bermain dengan paman?" Brad mulai terlihat menyeringai menghampiri Arthur yang melangkah mundur menjauh dari sana. "Jangan takut sayang. Ayo kita main!" ajak Brad. "Aku tidak takut, kok. Apa Paman yakin mau main denganku?" Arthur berlari menjauh lalu saat pria itu mendekat, anak itu melayangkan senyum yang menyeringai. Datanglah Tuan Knight di belakang Brad langsung menerkam leher pria itu sampai patah. "Wow, terkaman yang keren!" seru Arthur sambil bertepuk tangan. Dia melihat Tuan Knight sudah mengoyak isi perut Brad dengan gigi tajam nya. Sebenarnya bagian favorit manusia serigala itu adalah jantung. Akan tetapi, dia harus menangkap pemuda yang satunya lagi sebelum dia kabur. "Tunggu, Tuan Knight, aku akan memperlihatkan ini pada kawannya tadi. Ini pasti akan menyenangkan untuk ku perlihatkan pada kawannya," ucap Arthur yang menghampiri jasad Brad lalu meraih kepala pria tak bernyawa tersebut. "Wah, kau memang tak terduga Arthur," sahut Tuan Knight dengan wajah penuh puas. Arthur lalu menghampiri pemuda ikal yang sedang menindih gadis kecil yang tak sadarkan diri itu. "Astaga, aku tak seharusnya melihat ini!" pekik Arthur seraya menutupi wajahnya dengan tangan kiri. "Sial, di mana Brad?" tanya pemuda ikal itu. "Hmmm ... bagaimana ya, Paman, sepertinya dia kelelahan bermain denganku lalu ia tertidur," ucap Arthur sambil tertawa. "Apa yang kau lakukan pada Brad?" tanya pria itu. "Tangkap ini, Paman!" Secara tiba-tiba, Arthur melempar sesuatu dari balik tangan kanan nya yang langsung ditangkap oleh pria itu. "Aaaaa!" Pria berambut ikal itu terkejut dan langsung melempar kepala Brad yang baru saja dia tangkap itu "Apa yang kau lakukan? Apa kau iblis?" pemuda ikal itu mundur menjauhi Arthur. "Aku seorang iblis? Hahaha, apa Paman tak sadar ya kalau kau lah yang iblis. Lihat saja kelakuan b***t Paman pada anak itu!" pekik Arthur pada pria jahat itu. "Kau tak mungkin bisa menghabisi Brad sendirian bagaimana mungkin?" Jeff terlihat ketakutan setengah mati memandang sekilas kepala Brad yang sudah terpisah dari badannya. "Wah, tebakan Paman hebat! Aku memang tak sendiri," sahut Arthur seraya tersenyum menyeringai dan menunjuk ke arah belakang tubuh pria itu. Jeff langsung menoleh ke arah belakang tubuhnya. Ia mendapati serigala berukuran besar sudah menunjukkan gigi tajamnya. "Makhluk apa kau?" tanya Jeff. Tuan Knight tak menjawab pertanyaan pria itu. Dia memilih untuk langsung menerkam kepalanya. "Tuan Knight, lihat apa yang baru aku pelajari ini!" ucap Arthur. Tuan Knight yang sedang mengunyah daging pemuda ikal itu menoleh ke arah Arthur. Ternyata anak itu sedang menerbangkan tubuh gadis cilik itu menuju ke atas mobil volkswagen hitam milik penjahat tadi. "Wah, kau hebat nyam nyam!" sahut Tuan Knight sambil sibuk mengunyah. "Anak ini masih hidup apa sudah mati, ya?" Arthur lantas menyentuh nadi di leher gadis cilik itu dan ternyata masih berdenyut. "Masih hidup rupanya, syukurlah. Hei, Tuan Knight, apa kau sudah selesai di sana?" tanya Arthur. "Aku sudah selesai dengan yang ini, jadi tolong bersihkan jasad yang ini ya. Aku akan menyantap yang satu lagi," sahut Tuan Knight yang kembali menuju jasad Brad tanpa kepala. "Baiklah … huh, selalu saja aku yang membereskan tempat kejadian perkara milikmu. Ibarat kau yang makan aku yang cuci piring," gerutu Arthur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD