Gadis Cerewet

1030 Words
"Kau putus kan, kisah cinta kita saat ku sedang sayang sayang nya... " Nada melantun kan sebuah lagu dari Mawar Eva berjudul Saat Sedang Sayang sayang nya. Lagu itu sengaja di pilih nya, sebagai perwakilan hati. Meski suara nya sumbang dan terdengar cempreng, tapi Nada tidak peduli itu, dia tetap saja terus menyanyi kan lagu itu dengan penuh penghayatan. "Astaga! apa dia tidak bisa diam meski hanya sebentar?!" geram Aldi, menutup kuping nya dengan bantal. Tapi tetap saja, suara nyanyian dari Nada yang mendominasi kamar nya. Letak kamar kedua nya bersebelahan, hanya dibatasi oleh tembok yang tak begitu tebal. Jadi apa yang di lakukan oleh Nada, tentu saja sangat terdengar jelas ditelinga nya. "Apa ada... dia yang lain, yang beri semua yang tak ku punya...!" Suara nyanyian Nada yang diiringi isak tangis terus bergema. Nada sedang melakukan karaoke dan memutar volume suara sampai penuh. Tok. Tok. Tok. Aldi mengetuk keras, tembok yang menjadi pembatas, berharap Nada dapat mendengar nya, Aldi tidak berharap banyak, menyuruh Nada berhenti bernyanyi misalnya. Aldi sangat faham, Nada sedang patah hati dan butuh hiburan, namun Aldi juga ingin, Nada agak sedikit mengerti, mereka hidup berdampingan dengan tetangga yang lain. Jadi Aldi, hanya ingin Nada sedikit memelan kan suaranya, agar dia bisa tidur. "Ish, sialan! gadis ini benar benar!" Aldi mendengus, karma ternyata usaha nya tidak membuah kan hasil, jangan kan memelan kan yang ada, Nada semakin keras bernyanyi. "Rasanya ingin ku hajar saja dia!" Brak. Aldi menendang tembok dengan sekuat tenaga, karna merasa sangat emosi. Naas, tembok yang sudah berumur tua tersebut justru runtuh. Hingga kini, kamar Nada dapat dilihat dengan jelas dari tempat Aldi berdiri. Nada hanya diam melongo, sebelum akhir nya menjerit histeris. "Kau gila ya? kau ingin berbuat m***m padaku? mentang mentang aku jomblo?" teriak Nada pada Aldi, yang kini tak kalah kaget nya dengan dirinya. "A-a-aku, ini semua salah mu! kenapa selarut ini tapi kau masih saja berteriak seperti orang gila!" teriak Aldi balik. Dia juga tak mau di salah kan atas insiden tersebut. "Aku? berteriak? kau tuli! aku sedang bernyanyi! lagi pula kau tutup saja itu kuping mu jika tidak suka!" Nada melotot kearah Aldi dengan tatapan tajam. Ia benar benar tak mengerti, sekuat apa kekuatan lelaki didepan nya, hingga mampu membuat roboh tembok kamar nya. "Kalau kau ingin bernyanyi, pergi ketempat karaoke, pergi ke club! jangan malah begini! mengganggu ketertiban umum!" balas Aldi tak kalah sengit. "Cih, gaya sekali, pergi ke klub pergi ke tempat karaoke! paling kau karaoke juga di timezone mall! tidak usah berlagak!" ujar Nada dengan kalimat mengejek. "Terserah, yang penting kau harus diam! besok pagi aku harus kerja! jadi ku mohon biar kan aku beristirahat dengan tenang!" pinta Aldi, lalu berlalu kembali ke ranjang nya. "Kau ingin istirahat dengan tenang? pergi sana ke kuburan!" cibir Nada dengan berapi api. Nada lantas membalik kan tubuh nya dan hehdak mematikan Vcd nya, tapi detik berikut nya dia ingat sesuatu. "Itu artinya? sekarang sudah tidak ada lagi pembatas antara kamar ku dan kamar nya? astaga! aku kan masih perawan?" Nada menyilang kan kedua tangan tepat didepan d**a. "Hey! pria m***m bangun!" Nada melangkah melewati robohan puing puing tembok dan masuk kedalam kamar Aldi. Dilihat nya Aldi sudah berbaring dengan nyaman diatas ranjang nya, bahkan selimut sudah membalut tubuh nya. "Kau tidak bisa tidur disini! malam ini kau harus tidur di luar!" bentak Nada, berdiri didepan dipan tempat Aldi terbaring. Mendengar ocehan Nada, Aldi membuka matanya, melirik sekilas dan kembali memejam kan mata. "Aku tau, kau hanya pura pura tidur! kau fikir aku bisa kau bohongi!" Nada menarik paksa selimut Aldi. "Mau apa lagi kau ini?" Aldi menendang selimut yang sudah di mata kaki nya. "Jangan tidur di kamar ini! sampai tembok nya selesai diperbaiki!" kata Nada dengan menyilang kan kedua tangan didepan d**a. "Aku sudah membayar sewa untuk kamar ini! lalu kenapa juga aku tidak boleh tidur disini!" teriak Aldi dengan mata berkobar. "Kau gila? hah? tembok pembatas itu sudah kau roboh kan! kau fikir gadis baik baik seperti ku bisa tidur dengan tenang? saat tau berdampingan dengan pria seperti mu!" tunjuk Nada pada tembok yang sudah roboh berlubang. "Kau ingat? semua ini terjadi karna siapa? karna kau Nona!" Aldi sengaja memelan kan suara nya, bahkan dia sengaja memanggil Nada dengan sebutan Nona. "Kau yang membuat nya roboh, bodoh!" umpat Nada dengan suara yang meninggi. "Hah? apa kau bilang? bodoh?" Aldi tertawa sumbang, seumur hidup baru kali ini dia disebut sebagai orang bodoh. Terlebih yang mengatakan itu adalah seorang gadis yang umur nya jauh dibawah nya. Aldi saat ini berusia 29 tahun, dan Aldi yakin, usia Nada tidak akan lebih dari 21tahun. "Iya, apa memang nya sebutan yang pantas untuk pria yang menghancurkan rumah orang malam malam begini?" tantang Nada. "Keluar dari kamar mu! dan besok pagi, katakan pada Mami kau akan bertanggung jawab memperbaiki tembok!" Nada berjalan akan kembali ke kamar nya. "Kalau aku tidak mau bagaimana? toh tak ada bukti kan? aku yang melakukan nya?" ujar Aldi dengan santai. Sebenarnya, Aldi bisa saja mengganti tembok itu, bahkan kalau perlu, dia akan membangun rumah kontrakan kecil ini menjadi sekelas pondok indah. Tapi masalah nya,dia sedang melarikan diri, uang didompet nya makin menipis. Dan ia tak mungkin pulang kerumah untuk meminta uang. Karna itulah, dia mulai besok akan bekerja. "Hah? haha? apa? apa kau bilang? kau hendak memutar balik kan fakta? ya ya, ya! aku sekarang tau, orang macam apa kau ini!" Nada membalik kan badan nya dan kembali ke depan ranjang Aldi. "Loser!" pungkas Nada tepat didepan wajah Aldi. "Terserah apa katamu!" Aldi tak mau ambil pusing, membaring kan tubuh ke ranjang dengan posisi memunggungi Nada. "Waw, aku yakin, kau ini tipe laki laki yang berani berbuat tapi tak berani bertanggung jawab! jenis lelaki yang mau menghamili perempuan, tapi akan kabur dihari pernikahan!" geram Nada, dan kembali membalik kan tubuh nya, untuk kembali ke kamar nya sendiri. Srek. Grep. "Awhh...!" Nada memekik tajam saat dirasakan nya, sebilah tangan tengah menarik nya hingga ia jatuh terpelanting di ranjang. Tubuh nya kini sedang ditimpa seorang laki laki. Berada dibawah kungkungan Aldi. "A-apa? yang mau ka-kau lakukan?" tanya Nada takut takut. "Kau tau bagaimana biasanya aku membuat wanita cerewet seperti mu diam?" Manik kecoklatan Aldi langsung menghunus tajam kearah netra Nada.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD