"Untungnya datang tepat waktu."
*****
Harry berlari dengan segera mendekati ke arah sumber suara. Terlihat anak dan istrinya tengah berjuang melawan manusia kanibal yang terus menyerang mereka. Dengan sigap Harry ikut membantu mereka dengan tongkat kayu tajam yang ia bawa.
Harry berlari menerkam satu manusia kanibal yang tengah menyerang Steven. Steven yang awalnya kewalahan pun kini mendapat bantuan dari ayahnya itu. Kemudian, saat Harry rasa Steven bisa melawan manusia kanibat itu. Harry beralih kepada istrinya, Angelina.
Angelina mundur sedikit dari jaraknya tadi karena terkejut dengan sapuan manusia kanibal. Angelina rasa mereka tidak memiliki bahasa seperti manusia pada umumnya, namun mereka bisa mengerti bahasa manusia dan menggunakan kode tersendiri untuk berkomunikasi.
"Aaaaarggggghhhh," pekik orang kanibal itu yang berhasil dijerat oleh Steven. Steven membalikkan badan orang aneh itu dan memiting lehernya.
Orang aneh ini sangat kuat, bahkan Steven masih bisa diangkatnya dari belakang. Pitingan Steven tak cukup kuat untuk melemahkan orang ini. Akhirnya, Steven turun dan mengambil ranting yang cukup besar. Kemudian Steven melompat ke arah orang aneh itu dan memitingnya lagi dari belakang.
Sementara di sisi Angelina dan Harry, mereka berdua masih berusaha menemukan titik lemah dari si orang aneh. Ia sangat kuat, sampai-sampai Angelina dan Harry kewalahan.
Umur mereka sudah tak seproduktif Steven lagi. Stamina mereka pun bisa dibilang sudah semakin berkurang, walaupun sekarang makanan mereka hanya bisa di dapat dari hutan dan sungai, tentu saja lebih sehat dari sebelumnya. Akan tetapi, gaya hidup dan cara bertahan hidup mereka tidak terlalu ekstrim seperti orang kanibal ini.
Akhirnya Steven berhasil menumbangkan satu orang aneh, ia berhasil membuatnya melemah. Steven tak tahu apakah orang ini mati atau hanya pingsan karena jeratan Steven. Dia pun tak bisa berpikir lagi, ibu dan ayahnya dalam bahaya.
Dengan gagah berank Steven menaiki orang aneh yang tinggal seorang ini. Ia menaiki punggung orang aneh ini dan menancapkan tongkat tajam milik ayahnya di leher.
Rasa mual tentu saja menghampirinya, badannya sudah dilumuri darah orang aneh. Ia terdiam sejenak di atas, ia sudah berhasil melukai orang. Steven tak berpikir ia dapat melukai seseorang seperti ini.
Sesaat Steven merasa bersalah. Pergolakan antara tongkat tajam dan orang aneh pun tak ia rasakan selama beberapa saat. Steven hanya diam membeku menatap ke arah darah yang menciprat kemana-mana.
"STEVEN!" teriak Angelina karena tahu bahwa anaknya sempat tak sadarkan diri sejenak sangking terkejutnya.
Akhirnya Steven pun sadar dan turun. Orang aneh itu terus berteriak ke sana ke mari karena kesakitan. Kemudian Harry menarik tangan Angelina dan Steven. Mereka bertiga berlari untuk menyelamatkan hidup mereka.
Harry takut komplotan orang aneh akan menyerang mereka dan mengeroyok mereka. Mereka berlari sekuat tenaga, juga menghindar dari monster yang akan tahu bila ada darah sejauh apa pun.
Benar dugaan Harry, monster datang dari arah mereka. Harry dan Angelina panik. Steven masih sadar dan tak sadar karena baru membunuh seseorang dengan sadis.
Mereka berhenti sejenak. Steven masih saja linglung, kemudian ibunya pun sudah tak kuat berlari akibat siksaan orang kanibal tadi. Namun setidaknya Angelina bersyukur masih bisa diselamatkan dari dua orang yang akan membunuh dan memangsanya.
'Plak'
Harry menampar Steven. Padahal getaran monster sudah mendekat dan Harry masih sempat untuk menampar anak laki-laki paling besarnya itu.
"Bukan maumu, atau mau semua orang untuk membunuh Steven. Akan tetapi itu semua sudah keharusan, kita harus menyelamatkan diri. Kau menyelamatkanku dan ibu. Sekarang sadarkan dirimu, kita harus menyelamatkan diri sekali lagi!" pekik Harry kemudian menyadarkan Steven.
Steven merasakan rasa sakit yang menjalar di pipi kanannya. Harry tak pernah menyakitinya, namun untuk pertama kali Harry menyakitinya demi mengingatkannya bahwa semua ini bukan keinginannya.
Akhirnya, Steven merasa seperti kembali. Ingatannya akan membunuh orang kanibal itu pun sedikit terkikis. Ia harus menyelamatkan ibu dan ayahnya. Ia tak boleh terlarut-larut.
Steven akhirnya mengangguk, Harry menggendong istrinya karena kondisi Angelina yang lemah. Mereka akhirnya berlari sekuat tenaga menuju rumah mereka. Angelina yang luka pun menjadi PR mereka.
Monster itu dapat mencium bau darah, sementara Steven dan Angelina terciprat darah dan memiliki luka. Akhirnya Steven dan Angelina membuang baju mereka ke sembarangan arah.
Ya, Angelina hanya mengenakan pakaian dalam yang untungnya panjang dan tidak terkena darah. Steven juga menggunakan baju dalam, namun bajunya sedikit terkena darah. Akhirnya Harry merobek bekas darah itu dan Steven menggunakan baju compang camping karya Harry.
Mereka berlari menjauh, tak lama kemudian terdengar pekikan pilu dari orang kanibal. Monster telah sampai ke tempat mereka dan menghambisi mereka. Sementara Harry dan keluarganya juga sudah sampai di depan rumah mereka. Dengan cepat mereka masuk ke dalam.
Estel telah menunggu mereka sambil menidurkan adik kecilnya. Saat melihat kondisi dan keadaan mereka, Estel terkejut. Namun ia dengan cepat membawakan peralatan obat seadanya milik mereka.
Estel membawakan air minum juga untuk kedua orang tuanya dan kakak tertuanya. Estel juga membantu Angeline untuk membakar baju yang bernoda darah.
Estel meringis ketika melihat luka Angeline yang ia dapat. Ia tak berani bertanya walaupun biasanya ia akan cerewet bertanya.
Estel gadis yang pengertian, ia tak menanyakan hal apa pun dan hanya menatap keluarganya itu dengan serius. Ia tak berkata apa pun sampai ayah dan ibunya yang akan menjelaskan. Estel juga bisa menjaga adik bungsunya dengan baik.
Ia juga bisa diandalkan dalam menyiapkan sesuatu meski pun ia masih belia. Estel dipaksa untuk menjadi dewasa dengan keadaan. Meski pun kedua orang tuanya tak pernah memaksa Estel untuk menjadi lebih dewasa.
Ia juga berhasil menggantikan posisi kakak keduanya. Estel dengan tulus juga merawat keluarganya walaupun terkadang ia yang menjadi sumber masalah. Namun kedua orang tuanya bersyukur saat melihat Estel yang meletakkan semua barang yang Harry maupun Steven bawa.
Makanan yang Angeline kumpulkan sudah hilang entah ke mana. Sementara makanan Steven dan Harry masih ada walaupun hanya setengah dari yang seharusnya mereka bawa.
"Estel...." Panggil Angeline lirih. Ia begitu sedih dan terharu kepada anak gadisnya ini.
"Iya Mi?" tanya Estel kemudian mendekat. Angelin memeluknya dengan erat.
"Terima kasih ya, sayang. Sudah mau menjaga adikmu dan tidak banyak bertanya. Terima kasih juga sudah mengerti bahwa keadaan ini sulit sekali," ucap Angeline kemudian Estel tersenyum dan memeluk ibu kandungnya itu dengan sayang.
"Mami, Estel minta maaf kalau terus saja menjadi biang masalah. Namun Mami dan Papi bisa memegang janji Estel untuk selalu menjaga keluarga ini," ucap Estel bersungguh-sungguh.
Harry dan Angeline mengangguk. Mereka bangga dengan anak-anak mereka. Terutama Steven, ia sudah mencerminkan anak lelaki pertama yang bisa diandalkan. Baik Harry maupun Angeline hanya bisa berharap mereka takkan kehilangan satu anggota lagi dan dapat bertahan hidup hingga nanti.