Ketika dua pasang mata saling bertemu selama lebih dari dua menit, apa yang terjadi? Malu, risi! Aku beberapa kali kehilangan kendali. Bibirku yang sering berkedut menahan diri, tiba-tiba saja berubah menjadi senyum lebar, yang kemudian merambah menjadi tawa ringan. Adit sepertinya ketularan, dan kejadian langkah pun terjadi. Dia tersenyum yang menyerupai kekehan kecil. "Fokus, Adit!" tegurku, kemudian berdeham. Posisi aku perbaiki. "Kamu sendiri yang pancing saya tertawa. Sebagai manusia yang punya empati pada manusia lain, jelas saya akan meniru kamu. Itu tindakan spontan." "Bahasa kamu kaku banget," ucapku pelan. Menoleh sebentar pada Naura yang sibuk dengan kuas dan kanvas lukisannya. Dia mungkin tidak akan terlalu dengan obrolan kami berdua. "Kamu dari kecil pakai bahasa baku,