bc

BARBIE

book_age0+
279
FOLLOW
1.9K
READ
possessive
family
forced
second chance
arrogant
dominant
CEO
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Barbie, sebuah boneka yang menyerupai manusia dan biasanya sangat cantik.

Tapi bagaimana jika seorang manusia yang menyerupai Barbie?

Bukan, bukan fisiknya dari ujung rambut hingga ujung kaki yang membuatnya seolah menjadi Barbie.

Tapi seorang pria, pria yang amat terobsesi padanya lantas memperlakukannya layaknya sebuah boneka.

Ia hidup, memiliki dua kaki untuk berjalan dengan sepasang mata yang indah. Tapi setiap langkah dan geraknya sudah diatur oleh sang pemilik. Ia tak boleh bergerak tanpa izin dari pemiliknya.

Sungguh miris, gadis berusia 20 tahun yang seharusnya masih duduk di bangku kuliah kini hidupnya ada di tangan seorang pemuda kaya nan tampan bak pangeran.

Tapi sayang, perasaan yang awalnya ia anggap cinta kini ia tepis sendiri. Gadis itu yakin itu bukan cinta, melainkan obsesi semata.

chap-preview
Free preview
01-Spy
Happy reading Getaran ponsel yang bergerak di atas meja sebelah tempat tidurnya membuat gadis itu meraba meja dengan mata terpejam. Setelah dapat, ia menerima panggilan yang baru saja masuk masih dengan setengah sadar. "Selamat pagi, Cantik," sapaan manis dari seberang sana membuatnya langsung tersenyum. Gadis itu membuka matanya dengan semangat. "Pagi, Sayang. jam berapa di tempatmu?" "Jam 2 dini hari. Kamu ada kuliah kan hari ini?" Si gadis melihat jam dinding kemudian mengubah posisinya menjadi duduk. "Pukul 6, Bisma, aku kan sudah bilang tidak usah bangun tengah malam hanya untuk mengucapkan selamat pagi. Istirahatlah, aku akan berangkat kuliah." "Baby, aku merindukanmu." "Aku juga. Sana tidur lagi." "Hm, hati-hati di jalan nanti dan jangan melirik pria lain." "Sudah jangan mulai lagi-" "Annelise, aku serius. Bersabarlah sebentar lagi, hm? Tunggu aku." Gadis bernama Annelise itu terdiam sebentar. "Apa lagi? Kamu dapat laporan apa lagi dari mata-matamu?" "Mereka bukan mata-mata, Babe-" "Yah, anggap saja begitu. Aku akan mandi." "Baby." "Aku hampir terlambat, Bisma. Sampai bertemu." "Aku mencintaimu, Annelise. Sangat." "Aku juga, aku sangat mencintaimu. Percayalah." Sambungan pun terputus oleh Annelise. Ia mengembuskan napasnya kasar. Satu sisi dirinya terus berbisik bahwa ia mencintai tunangannya dan tak akan meninggalkannya. Tapi di sisi lain ia mulai jengah dengan sifat possessive tunangannya. Annelise menatap foto dirinya bersama Bisma di atas meja lalu mengusapnya. "Aku akan sedikit lebih bersabar lagi, Sayang. Cepatlah kembali sebelum aku mati bosan." Ya, rasanya Annelise bisa saja mati bosan karena terus merindukan pria pujaan hatinya itu, tapi Annelise mencoba terus bersabar dan percaya bahwa waktu bahagia mereka akan datang suatu hati nanti. Lama, sungguh lama. Setiap mereka alan menjelajahi hubungan yang serius, pasti akan selalu ada hal yang akan menghalanginya, atau setidaknya sesuatu yang membuat mereka terus menunda. * * * 2 tahun tak bertemu dengan Annelise, membuat Bisma sangat merindukannya. Bisa saja ia pulang ke Indonesia kapan pun, tapi Bisma dan ayahnya memiliki perjanjian untuk memajukan perusahaannya di sini kemudian saat kembali Bisma bisa segera menikahi Annelise. Jika Bisma berhasil di sini, ayahnya batu akan percaya bahwa Bisma bisa berhasil dalam hubungannya bersama Annelise nanti. "Sebentar lagi, Baby," gumamnya sembari menikmati secangkir kopi di balkon perusahaannya. Bisma tahu Annelise terus bersabar di tempat yang jauh di sana, jadi Bisma juga terus mengirimkan sugestinya pada Annelise agar mampu menunggunya menyelesaikan tantangan dari ayahnya ini. Pria itu melihat ponselnya yang bergerak di atas kursi kemudian menerima panggilan. "Hallo." "Tuan, Nona Annelise pergi bersama temannya yang kemarin. Mereka hanya berdua di mall." "Pria yang kemarin?" "Benar, Tuan. Ardit Sandjaya." "Aku akan menghubungimu lagi." Bisma memutus sambungan telepon kemudian menekan angka 1 untuk melakukan panggilan cepat pada tunangannya. "Hallo, Bisma." "Baby, kau di mana?" Bisma memasukkan sebelah telapak tangannya ke saku celana, mencoba menahan diri agar tidak langsung menyembur Annelise yang sudah lancang pergi berdua dengan seorang pria. "Sedang di mall. Kamu sendiri sedang apa?" "Dengan siapa?" "Temanku-" "Siapa namanya?" "Oh, jangan bilang mata-matamu baru saja-" "Annelise." Bisma mengembuskan napasnya kasar. "Jawab aku." "Aku bersama Ardit-" "Hanya berdua?" "Ya Tuhan, Bisma, bisakah kau tidak memotong?" Annelise tampak kesal di seberang sana. Kebiasaan Bisma ketika cemburu buta adalah mendesak dirinya hingga apa yang Bisma pikirkan dikatakan oleh Annelise. Memotong ucapannya, membentaknya, mengancamnya bahkan memakinya jika Annelise terbukti bersalah di mata Bisma. "Baiklah, Baby, bicaralah." "Aku memang hanya bersama Ardit sekarang, tapi kami punya janji dengan Vanesa dan Gilang-" "Double date, huh?!" "Kenapa kamu suka sekali membuatku kesal?" Annelise menaikkan volume suaranya. "Annelise, kau baik-baik saja?" suara asing seorang pria di seberang sana membuat Bisma mengepalkan tangannya. Itu adalah pria yang Bisma targetkan harus segera dijauhkan dari Annelise. Siapa pun yang berani mendekati wanitanya, akan berakhir mengenaskan di tangan Bisma. Bahkan Bisma tak akan ragu untuk mempersulit hidup keluarga dari pria yang berani mendekati Annelise. Pemecatan semua keluatganya dari tempat kerja atau membuat usaha keluarga mereka hancur. Sesaat hening hingga suara Annelise kembali terdengar. "Itu tadi Ardit. Aku, dia dan Vanesa juga Gilang ada perayaan kecil malam ini karena penelitian tim kami di terima baik oleh dosen. Kami hanya satu kelompok penelitian dan berteman. Sudah, hanya begitu. Vanesa datang, kau ingin bicara-" "Tidak, tidak perlu. Aku percaya. Bersenang-senanglah, Baby. Maaf mengganggumu," potong Bisma yang samar-samar mendengar suara wanita yang ia kenal. Vanesa, ia adalah te,an dekat Annelise. "Maaf juga nyaris membentakmu. Jangan terlalu cemburu, Sayang. Aku berjanji akan setia menunggumu kembali." "Hm. Terima kasih. Sampai jumpa." "Sampai jumpa." Bisma melempar ponselnya ke kursi dan menumpukan kedua sikunya ke pembatas balkon. Mengusap kasar wajahnya dengan gusar. "Sebentar lagi, Annelise. Bersabarlah untuk kita." Gimana chapter pertama. Mau punya pacar kaya Bisma?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
122.6K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
91.3K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
147.9K
bc

See Me!!

read
88.2K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
574.6K
bc

Married With My Childhood Friend

read
45.1K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
223.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook