42. Antara Benci dan Sayang

2052 Words

"Al! Kenapa kamu malah bengong?" "Itu, pria tadi butuh donor darah. Apa golongan darah kamu?" tanya Ara beruntun seraya menggoyangkan tangannya. "Apa?" "Iisshh ... kamu ini, ditanyain malah tanya apa?" "Itu suster lagi menunggu jawaban kamu, tentang donor darah untuk pria tadi," ucap Ara sedikit gemas. 'Apa aku perlu mendonorkan darahku? Cih, enak saja.' 'Ngapain aku mengkhawatirkan keadaannya, toh, selama aku hidup pria tua itu tidak pernah mengingatku,' batin Tristan dengan kebenciannya. 'Tapi, kalau aku tidak cepat mendonorkan darahku. Maka pria tua itu akan mati,' batin Tristan bimbang. Suster yang sedari tadi menunggu jawaban Tristan mulai kesal, karena Tristan tidak kunjung mendapatkan jawaban. Sedangkan Pak Nizam benar-benar membutuhkan donor darah sekarang. "Pak! Bagaimana

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD