Entah sudah berapa lama Syifa menunggu pria itu menyelesaikan meetingnya. Niat hati hanya ingin mengambil motor lalu pulang, selesai urusannya di sini. Tapi duda anak satu itu lah yang memperpanjang urusannya di sini. Bayangkan saja, dirinya disuruh menunggu tapi di ruang tunggu di depan ruangannya dan jangan lupakan keberadaan putri dari duda itu yang sekarang tengah asik tidur di pangkuannya. Sebenarnya Syifa tidak merasa keberatan sama sekali, tapi setidaknya dia diberi masuk untuk menemani Kila. Dalam hatinya, Syifa mendumel tidak jelas karena kekesalannya. Ya memang dia akui, dirinya memang salah. Tapi tidak seperti ini juga. Syifa menatap wajah cantik Kila yang sedang tidur lelap sambil mengelus kepala anak itu, "Pasti dulu mamah kamu cantik yaa, anaknya aja cantik pasti mamah-nya