Aku sudah menyiapkan diri untuk bertemu dengan Arvin. Aku sudah memberinya pesan untuk bertemu di tempat kami sering menghabiskan waktu bersama. Dengan senang hati Arvin menyetujuinya, maka saat aku datang aku sudah melihat lebih dulu Arvin tiba. Tadi Arvin menawari untuk menjemputku, hanya saja aku menolaknya dengan beralasan akan ke rumah Bunda setelah pertemuan kami. Sebelum aku menghampiri Arvin aku menghela nafasku dengan kuat dan menyemangati diri sendiri. Aku harus bisa melewati ini semuanya, karena aku sudah memutuskan tidak akan meninggalkan Mas Barra. Bagaimana bisa aku meninggalkan Mas Barra kalau Mas Barra saja seyakin itu padaku. Aku akan menjadi orang yang sangat jahat kalau aku menyia-nyiakan orang yang sangat baik seperti Mas Barra. “Udah lama?” Tanyaku sambil menarik ku