Arsya membiarkan Zola bergelayut mesra di lengannya ketika ia membawa Zola ke apartemennya. Tentu saja untuk melanjutkan apa yang tadi tertunda di mobilnya. Arsya ingin bermain lebih jauh lagi menyusuri tubuh Zola dan menghujam Zola sepuasnya, maka dari itu Arsya membawa Zola ke apartemennya. “Kamu pencium yang hebat, Mas.” Bisik Zola sensual sambil mengecup pipi Arsya ketika mereka sedang di dalam lift. “Kamu juga.” Arsya lalu menatap Zola dan mengecup bibirnya sekilas. “Pemberi kenikmatan yang handal.” Zola menggigit bibir bawahnya sembari tersipu malu. Mereka berdua kemudian keluar dari lift setelah sampai di lantai tujuh tempat apartemen Arsya. Namun begitu mendekati pintu apartemen Arsya, Arsya melihat sebuah kotak berwarna merah muda di depan pintunya. Tanpa sadar ia mempercepat