Danu Aku menutup pintu mobil dan berdiri sejenak tanpa bergeming sedikitpun. Entah kenapa aku tersenyum hanya karena membayangkan hari ini akan ada makan malam keluarga. Itu artinya, aku akan ketemu Mas Aji dan istri juga Dek Una dan suami. Belum lagi si kecil Juna –anak pertama Dek Una- yang makin lama makin pintar bicara. Setelah menutup pintu, aku langsung berjalan menuju ruang tengah. Pasti mereka semua ada di sana. Belum sampai aku menginjakkan kaki di ruang tengah, suara Dek Una sudah membuatku terlonjak kaget. " Mamas gueeh yang paling ditunggu dateng jugaaaa!" Dek Una serta merta mengapit lenganku saat itu juga. " Dih! Apaan sih lo?!" " Gue kangen lo mas. Gimana sih!" " Ada maunya ini pasti." Tuduhku curiga. " Enggak mas. Seriusan gue kangen." " Nggak biasanya." " Emang in