bc

KALA CINTA MENGGODA

book_age18+
787
FOLLOW
5.1K
READ
billionaire
possessive
sensitive
drama
mxb
city
office/work place
cheating
secrets
polygamy
like
intro-logo
Blurb

Keharmonisan dalam rumah tangga Ardian Rafardhan dengan Zeline Amalia, sudah tidak pernah dirasakan lagi oleh keduanya. Sebab, Zeline mendadak sakit dan menyebabkan kelumpuhan. Sehingga, dirinya selalu meminta Ardian untuk bercerai. Namun, meskipun begitu, Ardian tetap berusaha bahagia dan berjanji akan selalu setia dan menjaga Zeline dengan baik sampai sembuh kembali.

Akan tetapi, kesetiaan itu lama-kelamaan akhirnya berubah setelah bertemu dengan Keyla Rosalind. Seorang perempuan yang mampu menyelamatkan perusahaan furniture milik ayahnya Ardian, dikala sedang mengalami kebangkrutan. Bahkan, cinta terlarangnya itu, mengakibatkan Keyla berbadan dua.

Akankah Ardian masih setia dan tetap mempertahankan Zeline demi janji sucinya? Sementara ia sudah membuat Keyla berbadan dua?

Mari simak kisah mereka selanjutnya dan jangan lupa follow dan tap love nya ya ^,^

chap-preview
Free preview
Bulan Madu
Pahit getir dan gembira ketika masa-masa belum menikah, sesungguhnya bukanlah apa-apa. Namun, setelah adanya pernikahan dan ijab qobul, seutuhnya rasa gembira dan duka akan menjadikan mereka semakin kuat dan dewasa. Pernikahan tidak hanya memberikan kebahagiaan bagi pengantin yang menyelenggarakannya, tetapi juga pada orang-orang di sekitarnya yang mendengar kabar tersebut. Pernikahan ini adalah awal kehidupan baru untuk Ardian dan Zeline. Mereka tengah berbahagia meski pesta pernikahannya hanya di datangi oleh orang-orang tertentu saja. Karena mereka melangsungkan pernikahannya di luar negeri, tepatnya di gedung mewah Astor Hall Manhattan - New York. "Selamat menempuh hidup baru ya untuk Ardian dan Zeline. Selamat menempuh bahtera rumah tangga. Semoga kalian menjadi kelurga yang sakinah, mawaddah, warrahmah, aamiin." Kata - kata itu yang selalu terngiang di telinga Ardian dan Zeline dari para tamu undangan yang ada di sekelilingnya. Mereka juga ikut merasakan kebahagian ketika melihat keduanya yang begitu sangat cocok dan serasi. Tidak dipungkiri, kalau ternyata banyak yang iri melihat kedua mempelai tersebut bersanding di pelaminan. "Mas, mau sampai kapan acara ini selesai? Aku sudah tidak tahan lagi ingin segera beristirahat, kakiku benar-benar pegal banget," bisik Zeline kepada Ardian. "Bentar yah Sayang, nanti kalau sudah waktunya istirahat, baru kita istirahat. Tamu undangan kita datangnya jauh-jauh loh, masa kita harus membiarkan mereka begitu saja? Sementara kita kan yang jadi sorotannya mereka," kata Ardian berusaha meyakinkan Zeline. "Iya, tapi aku pegal, capek," rengek Zeline. "Ya, anggap saja kita ini raja dan ratu dalam sehari, jadi jangan sampai mengecewakan mereka okey," kata Ardian menyemangati Zeline dengan lembut. Memang Zeline sudah terlihat begitu lelah. Namun wanita cantik itu tetap optimal demi pestanya yang meriah. "Baik lah, Mas, aku akan berusaha semaksimal mungkin, agar terlihat cantik di depan mereka," kata Zeline tersenyum manis. "Nah gitu dong," kata Ardian lagi dengan sumringah. Resepsi pernikahan Ardian dan Zeline begitu meriah, para tamu undangan pun datang silih berganti. Mereka juga saling bersua foto untuk mengabadikan moment kebersamaannya dengan sang pengantin dan beberapa keluarga yang lainnya. *** Esok paginya, setelah pesta pernikahan itu telah usai, pihak dari kedua mempelai akan segera pulang ke tempat asalnya masing-masing. Karena memang seharusnya mereka pulang dan meninggalkan kedua pengantin baru itu untuk melaksanakan bulan madunya. Pihak keluarga dari kedua pengantin baru itu, tidak lah banyak, melainkan hanya empat orang. Mereka adalah Pak Hendra dan Bu Rumli, kedua orang tuanya Ardian. Sedangkan Tante Dian dan Om Fadly, mereka berdua adalah pihak dari keluarganya Zeline. Karena kedua orang tua Zeline sudah lama meninggal dunia, jadi yang bisa menyaksikan Zeline menikah hanyalah Om dan Tantenya sendiri. Keempat orang itu sudah bersiap-siap untuk berangkat ke bandara Osage Beach. Mereka berencana akan berangkat pada pukul sembilan pagi setelah selesai sarapan. Jadi tidak ada salahnya jika mereka bersiap-siap sedari pagi agar ketika di bandara mereka bisa bersantai ria terlebih dahulu. "Pah, kenapa sih harus pergi sekarang? Kenapa gak tinggal dulu sampai dua hari atau tiga hari gitu, kalian gak mau liburan di sini bareng kita kah?" tanya Ardian mencoba membujuk mereka agar tetap bersamanya. "Ya tidak bisa begitu dong, Nak. Papa kan punya tugas yang sangat penting di Indonesia, apalagi nanti kan ketika kamu pulang dari bulan madu, perusahaan papa akan beralih ke tangan kamu. Jadi papa harus mempersiapkannya dari sekarang," jawab Pak Hendra. Karena memang akhir-akhir ini perusahaan Pak Hendra sedang sibuk-sibuknya mengekspor barang produk furniture nya ke luar negeri. Jadi mau tidak mau Pak Hendra harus tetap berada di kantornya untuk memantau Segala aktivitas para pekerjanya. "Papa kamu benar, Sayang. Lagian kan kalian harus berbulan madu, masa kami harus membuntuti kalian terus? Kan gak lucu," tambah Bu Rumli. "Iya, mendingan kalian bersenang-senang lah di sini jangan memikirkan kami dulu, karena tugas kalian selanjutnya adalah memberikan kita seorang cucu yang imut dan lucu. Betulkan Pak," canda Om Fadly kepada Pak Hendra. Dan tentu saja hal itu dibenarkan oleh Pak Hendra. Mereka benar-benar sangat antusias untuk menimang cucu dari Ardian dan Zeline. "Ya sudah kalau begitu, ayo kita berangkat. Nanti takut ketinggalan pesawat, biar tenang, kita ngobrol nya di bandara saja," kata Bu Rumli. "Oke-oke, ayo kita kemasi barang-barangnya dan masukkan ke dalam bagasi mobil. Oia selama kalian di sini, Papa harap kalian harus saling menjaga satu sama lain ya, karena di sini bukan di negeri kita. Jangan sampai Papa dengar ada kabar yang tak sedap ke telinga papa. Kalian harus janji dan harus berhati-hati," tutur Pak Hendra kepada anak semata wayangnya dan juga menantunya. "Baik Pa," ucap mereka berdua dengan serempak. Mereka pun saling melontarkan senyuman manisnya. Setelah mengemasi dan memasukkan koper masing-masing ke dalam bagasi mobil, mereka pun berpamitan kepada Ardian dan Zeline, namun mereka berdua tidak mau ketinggalan untuk mengantarkan mereka ke bandara. Karena biar bagaimanapun juga, mereka harus tetap mengantarkan nya, apalagi mereka adalah orang tua yang sangat mereka sayangi. *** Setelah orang tua mereka pergi, kini yang tinggal di apartemen mewah itu hanya mereka berdua saja. Tidak ada yang dapat menggangu apalagi merusak acara bulan madunya. Sayang, sekarang kita mau ke mana? Mau jalan-jalan dulu? Atau ..." Sejenak Ardian terdiam dan melirik ke arah Zeline dengan senyuman yang menggoda. Matanya berkedip satu, dan lidahnya menjulur ke luar seolah menginginkan sesuatu. "Atau apa?" kata Zeline sembari mencubit kecil paha sang suami. Otomatis Ardian yang sering di sapa Ardi itu meringis kesakitan. "Ouwh, Sayang. Pelan-pelan dong. Sakit tau!" kata Ardi sembari cemberut. "Habisnya genit sih!" "Ye ... Biarin kan sama istri sendiri ini." "Hehe, mana sih mana yang sakitnya, biar aku periksa, aduh manja banget deh ini bayi gede yang gantengnya mengalahkan pangeran berkuda," canda Zeline sembari mengelus-elus pahanya Ardi. "Nah gitu dong, aku tuh butuh belaian dari sang istri tercinta," kata Ardi menyeringai. "Ah, apaan sih, memangnya belaian dari aku kurang puas gitu?" "Kurang banyak! Hehe." "Ish, nyebelin banget deh," kata Zeline sembari menyubit lagi ke bagian paha yang satunya. "Aduh ... Aduh ampun, Sayang. Sini aku peluk dulu deh biar gak marah terus," kata Ardi sembari memeluk tubuh Zeline dengan erat. "Aku mencintaimu, Sayang." Dekapan hangat dari Ardian begitu meluluhkan hati sang istri tercinta. Kemarahan sang istri berubah jadi lembut dan malah saling berpelukan dengan begitu mesra. "Aku juga mencintaimu Sayang." Mendengar hal itu, Ardian langsung melahap bibir manisnya sang istri yang begitu manis dan lembut. Rasa birahi keduanya kian memuncak, satu persatu pakaian yang mereka kenakan kini sudah berserakan di dasar lantai. Tidak ada sehelai benang pun yang menempel pada tubuh mereka. Kedua pasutri itu saling b******u mesra di atas sofa hingga berpagutan tiada henti. Entah sampai jam berapa mereka akan mengakhiri aksinya. Yang pasti mereka berdua sangat menikmati nya. Dan inilah yang dinamakan surga dunia yang selalu diinginkan dan dinantikan oleh setiap para pasangan yang sudah menikah. Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DIA UNTUK KAMU

read
37.4K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
118.4K
bc

Istri Muda

read
394.2K
bc

True Love Agas Milly

read
199.6K
bc

Married With My Childhood Friend

read
45.4K
bc

Long Road

read
129.4K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
18.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook