OwG 1
Jakarta masih diguyur hujan pada pertengahan tahun di bulan Juni.
Setelah kemarin disembunyikan oleh awan gelap seharian. Matahari muncul hari ini meskipun sinarnya tidak segarang biasa.
Jam terus berdetak ke kanan. Kurang dari sepuluh jam menuju jam tujuh malam, dan wedding chapel di resort yang dikelilingi oleh hutan pinus sudah di dekorasi dengan cantik meskipun belum sepenuhnya selesai.
Meja-meja yang jumlahnya tidak lebih dari seratus nampak sederhana dan elegan, namun tidak kehilangan kemewahan yang tersembunyi di setiap detailnya.
Bahkan gelas wine yang ditempatkan secara acak di atas meja jamuan semuanya produk dari Royal Albert seri Miranda Kerr yang harganya mencapai seratus dollar per itemnya.
Membawa buku catatan dan pena, Sensen yang bertanggung jawab untuk mendekorasi tempat ini berkata, “mawar merah yang di sini emang sengaja eike kurangin ya, cyn.”
Wanita muda disebelahnya menoleh, mata berbentuk almond berkedip ringan, “kenapa?”
“Biar nggak terlalu berlebihan aja. Malah norak kalau terlalu banyak.”
Cecille menyematkan rambut panjangnya yang patah ke belakang telinganya, dan bertanya, “Lho, mawar bukannya romantis ya?”
“Iya romantis, tapi kan lihat-lihat tempat juga.” Sensen membuka note yang ia pegang, setelah meggeser layar keatas dia menunjukkan gambar ke Cecille, “Pestanya kan malem, jadi bunganya agak minimalis aja, kita tonjolin cahaya lilin, jadi lebih kelihatan syahdu gitu. Kebetulan di toko bunga langganan eike ada bakung putih, jadi eike ambil buat divariasiin.”
Bibir bawah Cecille mengerucut saat menonton video referensi yang diberikan oleh Sensen. Mengembalikan lagi note dia berkata, “tapi beneran bagus ya? Menikah cuma sekali seumur hidup, jadi aku nggak mau kecewa.”
Tangan kiri Sensen terangakat sebatas telinga saat dia menggerakkan kepalanya seperti mengibas rambut, “Pasti, yakin deh sama eike.”
Sensen memberikan senyum yang layak dan berkata dengan serius, “pokoknya percayakan tempat ini ke eike dijamin semua pasti beres. Yey calon pengantin mendingan balik ke kamar, istirahat sambil perawatan muka, biar kelihatan fresh. Okei ?”
Cceille mengangguk tanda setuju. Dia menepuk pelan lengan Sensen sembari bilang, “Oke, aku percaya kok.”
Cecille yang datang untuk memeriksa terlihat puas dengan pengaturan yang dibuat oleh wedding organiser. Nggak percuma sih keluar uang banyak, memang sebagus ini pelayanannya
Dia cuma bilang begini, begini Sensen langsung paham apa maunya, dan Sensen juga nggak nurut-nurut banget sama klien.
Kalau menurutnya kurang bagus atau nggak cocok, dia pasti kasih tahu ke Cecille dan sudah menyiapkan solusinya.
Sebagai penanggung jawab pernikahan ini, Sensen tentu tahu siapa kliennya. Keluarga Muljadi adalah salah satu dari crazy rich yang terkemuka, dan mempelai pria Evan Muljadi adalah cucu tertua dari Rita Muljadi.
Evan yang pintar dan terkenal layak membuat kelurganya bangga. Meskipun lahir dengan sendok emas dan sekolah disekolah bergengsi. Dia mau memulai kariernya dari bawah.
Sejak acara televisi nasional semakin membosankan, Gen Z mulai beralih ke platform-platform online. Evan melihat peluang ini, dan mulai merilis Our Tv, platform streaming pertama di Indonesia yang sekarang memiliki seratus juta lebih subscribers.
Insting bisnisnya juga membawa Evan merambah ke production house yang memproduksi web series adaptasi dari novel online yang tayang berbayar di platform miliknya.
Namun, dari sekian banyak prestasi yang dibuat oleh Evan, yang paling menarik dan paling banyak dikulik adalah kehidupan pribadinya.
Banyak gosip yang beredar tentang Evan, dan yang paling santer adalah hubungannya dengan artis pendatang yang menjadi langganan pemeran utama di web series produksinya, Anye Tan.
Gosip itu pertama kali muncul di menit forum selebriti, ada member yang mengaku sebagai teman sekolah Evan dan Anye, dan membocorkan kalau dulu mereka berdua pacaran lumayan lama, dan putus saat Evan melanjutkan kuliah keluar negeri. Alasannya klasik, nggak kuat ldr-an.
Alasan utama Evan bikin PH juga karena Anye, buat bantuin menaikkan karier mantan terindahnya.
Terbukti kan? Tiga dari lima judul yang dibuat, pasti pemeran utama wanitanya Angelica Tanudjaja.
Sampai sekarang tidak ada bantahan sama sekali dari kedua belah pihak mengenai gosip tersebut.
Ketika berita pernikahan Evan dan Cecille tersebar, forum dan akun gosip kembali ramai. Banyak pertanyaan tentang kalau memang dulu Evan pacaran sama Anye, kenapa Evan nikahnya malah sama Cecille, sepupu Anye? Kenapa bukan Anye?
Pada saat itu, narasumber yang sama kembali menumpahkan teh di forum dengan memberi bocoran kalau pernikahan itu ada karena perjodohan antara keluarga Muljadi dan Liemanto buat memperluas bisnis.
“Tapi Ceceillenya juga sudah lama naksir Evan sih, sampai nyusul ke luar negeri kan. Anye mana kepikiran sih bakal ditikung sepupunya sendiri. Mana sepupunya agresif banget ke mantannya, nyamperin Evan mulu ke apartemennya, ya tebak sendiri deh ngapain?’
“Ngajak e*e gitu?” Tanya salah satu member.
Si narasumber bilang, “Yakali ngajak main gitar!”
“Gila, berarti Cecille masuk golongan pelakor dong? Kok mau sih Evan sama dia?”
Salah satu member forum menjawab, “Cowo mendadak jadi b**o en otaknya pindah ke titid kalo dikasih e*e gratis ama cewe. Kayaknya sih Evan yang ambil keperawanan Cecille makanya mau nikahin.”
“Percaya deh, Evan tuh masih cinta sama Anye. Palingan juga mereka nikahnya cuma sebentar, terus cerai!”
Ghibah itu hiburan gratis, semakin besar aib seseorang, semakin nggak kedengaran suaranya. Dan ketika menemukan Cecille juga tidak mengklarifikasi apa-apa, netizen semakin mengansumsikan semua berita yang beredar benar.
Dan Sensen yang mengikuti gosip di forum itu secara alami juga penasaran. Apa benar Cecille merebut Evan dari Anye?
Benar nggak sampai sekarang Evan masih cinta sama Anye, dan terpaksa nikah sama Cecille?
Tetapi setelah sering berinteraksin dengan Evan dan Cecille membahas tentang konsep pernikahan mereka, dia merasa kalau perhatian Evan ke Cecille bukan palsu.
Berbeda dengan Cecille yang memasang wajah semringah, wanita yang datang bareng Cecille d menekan bibirnya dengan erat dan matanya sedikit terkulai.
Ketika Cecille berbalik meninggalkan tempat itu, dia juga mengangkat wedges tali silang di kakinya dan ikut meninggalkan lokasi perjamuan setelah sebelumnya memberitahu ke staff yang ada di sana apa-apa saja yang harus dibenahi atau yang diubah, terutama susunan nama di meja perjamuan.
Cecille memiliki postur semampai dengan kedua tungkai yang jenjang, otomatis langkahnya juga lebih cepat.
Menyadari wanita yang mengikutinya mulai terengah, Cecille berjalan agak santai.
“Jo udah dateng, Mi?”
Nyonya Liemanto, Clara, menyeka keringat dari dahinya dengan tissue di tangannya dengan gerakan lembut berkesan hati-hati. .
Cecille tidak mengalihkan pandangannya dari sosok mungil yang membarinya warisan kecantikan.
Tiga tahun lagi setengah abad sudah ibunya tinggal di dunia.
Meskipun begitu wanita ini masih kelihatan seperti berumur empat puluhan. Selain memang pada dasarnya sudah cantik, peran duit memang nggak bisa bohong sih.
Bagaimanapun bentukan perempuan dia bisa berubah jadi ratu kecantikan asal punya duit.
Lihat saja ibunya, berkat perawatan ini itu, wajah Clara masih terlihat mulus tanpa kantung mata, kerutan digaris senyum ataupun pori-pori besar dan flek hitam yang menjadi masalah besar sebagian kaum hawa.
Tidak sadar sedang dikagumi anak gadisnya, Clara menarik satu lembar tissue lagi saat menjawab, “Barusan dia telepon mami, katanya masih di Surabaya. Jam tiga nanti baru pulang.”
“Baguslah kalau dia mau dateng.”
Gerakan tangan Clara yang meremas tissue berhenti, matanya melihat Cecille dengan tatapan aneh, berkata dengan sedikit marah.
“Pasti datenglah, masa kakaknya nikah dia nggak dateng.”
Cecille hanya bergumam ‘Hmmm’ samar seakan tidak tertarik untuk menanggapi perkataan ibunya.
Karena Cecille hanya diam, Clara kembali bicara dengan kekhawatiran pada suaranya yang terdengar jelas, “Anye yang belum ada kabarnya. Kemana ya anak itu?”
Saat tangan kirinya merogoh Lindy klasik untuk mengambil ponsel, Clara berkata seakan menyalahkan Cecille.
“Kamu sih maunya buru-buru nikah sama Evan. Nggak mikirin gimana perasaan Anye, Tunggu kek satu atau dua tahun lagi, siapa tahu saat itu Anye udah punya pacar. Jadi dia nggak terlalu sedih. Sekarang siapa yang tahu bagaimana perasaan anak itu, biarpun mereka udah lama putus, tetap saja perasaan sakit itu ada.”
Cecille mengerutkan kening tanpa jejak, tanpa tahu harus berkata apa untuk sementara waktu.
Dia cuma mendengarkan ibunya menelepon Joseph untuk berbagi kekhawatiran tentang Anye sembari terus berjalan disepanjang hutan pinus untuk menuju ke kamarnya.