Pasangan Harrington

1240 Words
Tidak perlu waktu lama, Samuel Pritchard sudah kembali lagi ke ruang tamu dengan membawa nampan yang berisikan dua cangkir dan sebuah teko. Setelah menuangkan teh untuk Inspektur Thornton dan Hartley, Samuel Pritchard segera meninggalkan ruang tamu. Aroma teh yang baru diseduh mulai menyelimuti udara disekitar mereka. Inspektur Thornton dan Hartley sedang menyesap teh yang telah dihidangkan ketika tidak lama kemudian, Lady Genevieve Harrington diikuti suaminya Lord Harrington memasuki ruangan. Langkah kakinya tenang namun berisi. Wajah cantiknya menunjukkan kekhawatiran yang jelas. Rambut coklatnya yang panjang digelung dengan simpul yang sederhana namun elegan, menambah kesan kalem dan sopan pada penampilannya. Gaun berwarna gelap yang dikenakannya terlihat seperti gaun yang sederhana namun tetap elegan. Sangat cocok untuk suasana rumah yang tidak perlu terlalu formal. Lord William Harrington yang mengikutinya berjalan dengan langkah yang mantap, memperlihatkan keberadaan dan otoritasnya sebagai tuan rumah. Wajahnya yang serius dan matang menunjukkan bahwa dia siap menghadapi apa pun yang akan dibicarakan oleh Inspektur Thornton. Namun, ada juga sentuhan kekhawatiran yang samar di matanya, mencerminkan perhatian dan kegelisahan atas kejadian yang baru-baru ini terjadi di kediaman mereka. Inspektur Thornton dan Hartley mengamati keduanya dengan penuh perhatian saat mereka memasuki ruang tunggu, mencoba menggali lebih dalam dari ekspresi wajah dan gerakan tubuh mereka. Suasana ruang tunggu terasa tegang namun terjaga, menambah nuansa misteri yang menyelubungi rumah besar itu. “Selamat datang di kediaman kami, inspektur," sapa Lady Harrington hangat. Inspektur Thornton dan Hartley bergegas berdiri dan menyapa pasangan itu. "Selamat pagi, Mr. dan Mrs. Harrington. Terima kasih telah menyediakan waktu untuk bertemu dengan kami. Saya Inspektur Thornton, dan ini Miss Hartley" "Selamat pagi, Inspektur Thornton dan Miss Hartley. Apa yang bisa kami bantu?" balas Lady Harrington seraya memberikan isyarat mempersilahkan kedua tamunya ini untuk duduk kembali. “Tentunya anda berdua sudah tahu bahwa kedatangan saya untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Tapi tidak perlu khawatir. Hari ini saya lebih kearah hanya ingin berbincang - bincang santai saja dengan anda berdua. Tentunya anda berdua sudah menjalani proses interogasi dari pihak kepolisian sebelum ini. Saya mohon maaf karena saya masih membutuhkan keterangan lagi dari anda berdua. Saya yakinkan bahwa anda berdua tidak perlu tegang. Namun tentunya saya berharap anda berdua dapat memberikan jawaban - jawaban yang jelas dan jujur kepada saya," ujar inspektur meyakinkan. “Baiklah, mungkin anda terlebih dahulu Mrs. Harrington, apa yang anda lakukan pada malam kejadian tepatnya antara pukul delapan dan pukul sembilan malam? “Saya sedang berada dikamar kami, inspektur. Saya, merasa sangat lelah hari itu dan hendak beranjak tidur. Tidak ada lagi yang saya lakukan hingga kegaduhan membuat saya dan suami saya beranjak dari kamar dan memeriksa kegaduhan apa yang terjadi.” “Baiklah. Lalu apa yang anda lakukan pada waktu yang sama Mr. Harrington?” “Oh, sudah giliran saya rupanya," ujar Mr. Harrington sedikit terkejut. “Saya terus bersama istri saya didalam kamar. Saya tengah berada di meja kerja membereskan beberapa dokumen pekerjaan saya.” “Adakah, yang bisa mengkonfirmasi hal itu?” “Seharusnya, salah satu dari pelayan kami –Alice Pemberton. Dia, sempat mengetuk pintu. Saya yang membuka pintu kamar, dan tentunya dia dapat melihat istri saya sedang berbaring diranjang. Dia, menawarkan kami bila mungkin kami menginginkan minuman hangat.” “Oh, begitu. Baiklah, mungkin kali ini agak sedikit mendalam. Apa yang membuat kalian datang kesini? Atau lebih tepatnya, kenapa anda kembali ke kediaman ini Mrs. Harrington?”. Ekspresi Inspektur Thornton berubah menjadi sedikit serius, seolah mengisyaratkan bahwa pertanyaan ini sama sekali tidak boleh ditolak. Lady Harrington menghela nafas cukup panjang sebelum menjawab, “Baiklah Inspektur, saya rasa hal ini tidak perlu ditutup - tutupi lagi. Sebetulnya saya khawatir bila menceritakan hal ini akan membuat tuduhan menjadi terarah pada kami.” “Anda berdua tidak perlu khawatir, saya yakinkan pihak kepolisian akan membuat kesimpulan yang seobyektif mungkin," ujar inspektur meyakinkan. “Baiklah. Inspektur, jujur saja orang itu –kakak ipar saya, dia bukanlah orang yang baik. Dia ingin menguasai harta kekayaan keluarga kami seorang diri. Sayapun baru menyadari kelicikannya sepeninggal kakak saya. Saya sangat menyesali hal ini karena selama ini saya tidak pernah tahu apa yang terjadi setelah saya menikah dan pergi tinggal di kediaman suami saya bertahun - tahun ini. Saya juga baru mengetahui sikapnya yang kasar dan ringan tangan dari Samuel –Samuel Pritchard inspektur. Kepala pelayan rumah kami. Dan menurut saya, mendiang kakak saya merasa bahwa hidupnya terancam. Pastilah hal tersebut yang membuat kakak saya Eleanor menuliskan wasiatnya untuk menyerahkan sebagian kekayaan keluarga Netherbridge yang menjadi haknya kepada saya. Karena itu saya kembali kesini untuk mengurus hal tersebut. Namun hal itu tidak berjalan mudah. Kelicikan yang dilakukan Reginald membuat hal itu menjadi berbelit - belit. Sayapun tidak menyangka dia seperti itu.” Lady Harrington berhenti sejenak dan menghela nafas. “Dia, bukanlah dari keluarga bangsawan. Awal saya mengenalnya, dia adalah seorang yang baik. Dan menurut penilaian dari mendiang ayah saya, dia sangat cerdas dan memiliki bakat yang luar biasa dalam dunia bisnis. Dan mendiang ayah saya juga menceritakan bahwa sejak remaja, dia telah menunjukkan keahliannya dalam berdagang dan mengelola aset. Dengan cepat, dia berhasil mengumpulkan kekayaan yang cukup besar dari berbagai investasi dan bisnis yang dikelolanya. Dia yang dulu saya kenal, memiliki pembawaannya yang sopan. Hal itu pula yang membuat mendiang ayah kami menyukainya dan akhirnya kemudian menjodohkannya dengan mendiang kakak saya Eleanor.” “Begitu. Lalu bagaimana dengan rumor tentang suami anda? Apa rumor tentang suami anda adalah seorang yang boros dan penyuka pesta itu menurut anda adalah rumor yang disebarkan korban?” “Awalnya bahkan kami tidak tahu, inspektur. Namun ternyata ada rumor tentang itu yang beredar di wilayah ini sejak beberapa bulan lalu. Saya yakin dia yang membuat rumor itu, inspektur. Sudah pasti begitu.” “Baiklah, bagaimana pendapat anda tentang itu Mr. Harrington? Saya sedikit merasa anda tidak berupaya menampik rumor tersebut.” “Baiklah, Inspektur. Sejujurnya rumor itu cukup mengganggu saya. Saya khawatir rekan - rekan bisnis saya selama ini menilai saya lain dan hal itu mungkin dapat mempengaruhi kegiatan bisnis saya. Hanya saja, saya tidak ada waktu untuk hal itu karena pekerjaan saya sendiri sudah cukup membuat saya sibuk. Terlebih lagi semenjak saya tidak bisa mengurus pekerjaan saya secara langsung. Semenjak saya merasa tidak aman meninggalkan istri saya sendiri disini, beberapa bulan terakhir ini saya mempercayakan bisnis saya kepada orang kepercayaan saya dan mengurus beberapa hal lainnya yang masih saya perlu urus sendiri dengan surat - menyurat, telepon, maupun telegram dari sini. Reginald membuat undangan palsu beberapa kali atas nama saya untuk berpesta disini dengan dalih bahwa saya memperkenalkan rekan - rekan bisnis saya dengannya. Pada saat hal - hal itu terjadi, saya juga kebingungan untuk menjelaskannya kepada rekan - rekan bisnis saya itu. Lalu ternyata hal itu bereskalasi dengan beberapa rincian pengeluaran palsu seperti pembelian wine dengan harga mahal, dan lain - lain. Dia ingin memperlihatkan bahwa bila warisan mendiang Eleanor yang akan di serah terimakan ke istri saya, akan menjadi ancaman ekonomi bagi keluarga Netherbridge akibat penggunaan uang yang sembrono oleh saya. Sejujurnya –mohon maaf inspektur –saya merasa lega dengan kematiannya sebelum situasi menjadi buruk. Karena tentunya saya khawatir akan terjadi citra negatif pada rekan - rekan bisnis saya seperti yang sudah saya utarakan tadi. Mohon maaf, inspektur.” “Saya rasa ini, cukup. Miss Hartley adakah yang ingin kau tambahkan?” “Tidak ada, inspektur. Namun Mr. dan Mrs. Harrington, bisakah anda berdua mengantarkan kami ke ruang baca yang menjadi lokasi ditemukannya korban?” “Oh, baiklah.Tentu saja, mari saya antarkan ke lantai atas," ujar Lady Harrington seraya berdiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD