JiwaSraya
Tadi malam nongkrong di rumah Anwar, selepas adzan maghrib saya sudah nongkrong disana dan seperti biasa anak-anak ngaret, masih suka berkulum dengan waktu. Alhasil selepas adzan isya Farhan dan Ganes baru merapat di teras rumah yang sedari maghrib sudah saya jelajahi.
Ganes menyapa kami dengan suapan nasi yang ia beli di jalan, kami menikmati kenyang dari tatap mata nelihat Ganes makan, sembari di temani obrolan-obrolan kecil kami berbincang-bincang.
Malam itu di temani hujan yang rintik dan kepulan asap rokok yang tebal kami terus bercanda satu sama lain seperti melupakan masalah yang ada, oh iya satu lagi, ada obrolan yang sangat menarik saat itu ketika saya pancing dengan pertanyaan “Kita bakal sampe kapan ya kumpul kek gini" saya ingat betul Anwar membalas “nya mun masih di bere hirup (ya kalo masih di kasih hidup)” dan Ganes menjawab “selama masih ada waktu" romantis sekali memang.
Romantismenya adalah timbul ketika kita sedang membahas kesengsaraan satu sama lain, keresahan satu sama lain dan membayangkan betapa indah jika hidup tidak dengan penuh masalah, tapi mungkin level manusia hidup tidak akan bertambah.
“Alangkah Indah hidup di dunia ini jika kita saling Peduli satu sama lain, mungkin tidak akan ada tindak kekerasan, penghilangan nyawa atau bahkan pelanggaran Hak Asasi Manusia"