Nasi Goreng

1174 Words
                “Bisa gak sih kamu normal-normal aja dalam sehari? Mereka nge lama-lamain kamu di dalam karena kamu katanya jawabnya pakai cara menghina, kamu ngomong apa sama mereka? Kalau kamu kayak gitu bisa aja mereka makin curiga sama kamu.” Jelas Raja yang hampir gila karena panik Ratu kenapa-kenapa.                 “Aku gak ngapa-ngapain mereka kok, orang merekanya aja yang berlebihan, uang delapan milyar di kalangan kita itu kecil banget, tapi mereka malah membesar-besarkan! Aku udah jujur kalau biaya rumah sakit papa emang mahal, terus gara-gara aku jual mobil mereka malah gak jelas sendiri, ya aku bilang lah kalau mereka gak bakal tahu toh mereka sakit aja masih di cover sama pemerinta, mereka gak bakal ngerti jaa. Jadi kamu stop buat nyalahin aku.” Ucap Ratu yang kini harus pulang bersama Raja setelah di jemput oleh pria itu.                 “Kamu gak sopan.”                 “Ya sejak kapan aku sopan?”                 “Setidaknya kamu harus menghargai orang.”                 “Mereka gak berharga.”                 “Don’t be childish Queen.” Queen adalah panggilan Raja kepada Ratu. Mendengar Raja memanggilnya dengan sebutan seperti itu membuat darah Ratu berdesir, sudah lama ia tidak mendengar Raja memanggilnya dengan panggilan seperti itu, Ratu mengalihkan wajahnya keluar jendela, berusaha menutupi kemerahan pada wajahnya, bodoh sekali kenapa ia harus memerah hanya karena di sebut Queen oleh Raja.                 “Kamu laper gak? Mau makan dulu sebentar?” Tanya Raja setelah mendengar bunyi keroncongan dari perut Ratu. Ratu mengangguk pasrah, lagi pula kalaupun mereka pulang, ujung-ujungnya dia pasti akan membeli makanan dari luar juga. Raja memberhentikan mobilnya di tepian jalan dekat dengan gerobak nasi goreng abang-abang, entah kenapa setelah melewatinya tadi Raja jadi merasa ingin makan di sana, dan karena kebetulan Ratu juga lapar maka tidak ada salahnya jika ia mengajak Ratu makan bersama.                 “Kenapa? Kamu gak suka?” Tanya Raja. Ia khawatir Ratu akan mencela makanan itu tepat di hadapan penjualnya sehingga membuat penjualnya merasa sakit hati namun di luar dugaan Ratu malah menggeleng dan berjalan sendiri menghampiri penjual nasi goreng tersebut.                 “Bang, biasa ya 2.” Ucapnya yang seakan-akan ia sering makan di sana.                 “Kamu sering makan di sini?” Tanya Raja penasaran, Ratu mengangguk “Kalau laper tengah malem.” Raja kaget sekaligus takjub  dengan jawaban Ratu, ia tidak menyangka bahwa sosok se high class Ratu bersedia makan di tempat seperti itu, tidak, Raja tidak merendahkan atau meremehkan penjual nasi goreng pinggir jalan, tapi wanita di sebelahnya ini adalah seorang Ratu Elisha Hartawan yang begitu pemilih soal sesuatu, yang terkenal akan semua sesuatu yang mahal pada dirinya.                 “Kaget ya?” Ratu balik bertanya.                 “Siapa yang gak kaget kalau kamu yang high class begini mau makan di pinggir jalan?”                 “Oh jadi aku high class? Yes I know, aku tahu kalau kamu sudah mengakui itu dari lama.” Balasnya dengan penuh percaya diri. Kalau begini, mereka nampak sangat dekat, orang-orang yang melihatnya juga pasti mengira bahwa mereka adalah pasangan yang harmonis, obrolan mereka nyambung Raja dan Ratu sama-sama punya sesuatu yang bisa mereka sombongkan.                 “But you should wear a condom sih, gila apa.” Ucap Ratu setelah menenggak satu gelas es teh yang ia pesan.                 “Enggak.” Jawab Raja.                 “Why? Kamu pasti udah berhubungan dengan jalang di luaran sana dan when you touch me kamu gak mau pakai? s**t, jangan cari gara-gara.” Balas Ratu penuh dengan emosi, padahal selama ini Raja hanya pernah menyentuh Raina di luar pernikahan mereka, Raja juga sama sekali tidak tertarik dengan perempuan manapun bahkan ketika ia di tawari secara terang-terangan.                 “I’ve only been with one girl, ya selain kamu tentunya.” Jawab Raja yang sukses membuat Ratu terkejut. Satu perempuan selama mereka menikah? Bagaimana mungkin Raja hanya melakukannya dengan satu perempuan saja?                 “Hah? Selama ini Cuma satu?” Tanya Ratu tak percaya. Raja mengangguk “And it’s start last month.” Jawabnya jujur. Ratu tidak marah ataupun sakit hati, ia hanya terkejut sebab manusia normal seperti Raja mampu menahan hasrat biologisnya selama ini.                 “That girl yang model kuku palsunya jelek banget kan? Kasi tahu ke dia deh kalau model kukunya jelek banget, kasihan, kelihatan kampungan. Nemu di mana sih kamu? Panti ya?” Tanya Ratu, wajahnya menunjukan bahwa ia begitu jijik ketika mengingat kuku palsu yang ia temukan di mobil adalah milik simpanan suaminya.                 “Kok kamu tahu tentang kuku itu?” Tanya Raja.                 “Ada di mobil kamu tadi.” Balas Ratu.                 “Ooh.”                 “Kalau kukunya bagus, lucu kalau lagi megang D*ck”                 “Like you do, right? Kuku kamu bagus pas megang tadi.”                 “RAJA!”                 “HAHAH!”                 Setelah makan, Raja dan Ratu memutuskan untuk pulang, sejak lima belas menit yang lalu wanita itu sudah tenggelam ke alam mimpinya, ia terlalu kenyang, wajah nya ketika tidur nampak begitu polos, sangat berbeda dengan apa yang terlihat ketika ia membuka mata. Setelah obrolan-obrolan singkat mereka tadi, Raja jadi sedikit mengerti tentang Ratu, wanita egois dengan kelakuan yang sulit di tebak itu, bukannya merasa risih atau bagaimana, melainkan Raja malah semakin tertarik dengan istrinya itu, normal kah ia masih merasakan debaran yang sama padahal usia pernikahan mereka tidak muda lagi?                 “Raja.” Ucap Ratu, ia tiba-tiba terbangun di tengah-tengah tidurnya yang lelap, ia menggeser tubuhnya, menghadap penuh ke arah suaminya yang tengah menyetir.                 “Why you still kind, when I too annoying for you?”                 “Do you think I’m kind?”                 “No but actually sometimes.”                 “I just kind too my wife. What’s wrong with that?”                 “Hah klasik kamu Ja.”                 “Ratu.” Panggil Raja.                 “What?”                 “I know you are an kind people, kamu Cuma di tutupi oleh dendam dan ambisi kamu yang kuat, kamu kasar tapi kamu juga realistis, kamu selalu menyadarkan orang-orang tentang dunia yang sebenarnya, di balik menyebalkannya kamu, kamu ternyata bisa baik juga ke orang.” Ucap Raja yang spontan membuat Ratu tertawa.                 “Hahah Thanks deh, but kamu gak bisa dong menilai seseorang cuma karena one accident, kamu ngatain aku baik, cuma karena aku beli nasi goreng abang-abang? Lagian uang seratus ribu itu juga gak akan mempengaruhi inflasi di negara ini.” Jawab Ratu dengan tawa yang memenuhi seisi mobil.                 “Nggak, bukan masalah uang seratus ribu nya terus bisa mempengaruhi keuangan negara ini enggak, kamu baik cuma kamu gak sadar.” Balas Raja. Ratu mengangguk menyebalkan, menunjukan senyum jahilnya kepada Raja.                 “Thanks deh yaaa, yang lebih baik.” Ucap Ratu begitu mereka sampai di depan pintu rumah mereka. Seluruh penghuni rumah tentu saja merasa kaget dengan kedatangan mereka berdua, tidak ada pertengkaran di antara mereka berdua, bahkan mereka datang sembari tersenyum satu sama lain, momen langka yang harus di catat dalam sejarah pernikahan Raja dan Ratu.                 “Next time, aku yang traktir, aku gak suka berhutang budi sama orang.” Ucap Ratu. Raja mengangguk dan tersenyum, bahkan lesung pipi nya terlihat jelas begitu ia tersenyum manis. “Oke di tunggu.” Sebenarnya Raja tidak peduli siapa yang akan membayar di makan bersama mereka nanti, Raja hanya menantikan momen itu, momen langka yang di janjikan oleh Ratu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD