She's actually kind

1041 Words
Semua yang Ratu inginkan dari keluarganya sudah berada di tangan Raja. Hanya saja Raja belum memberitahu Ratu akan hal itu. mendengar penuturan Ratu tadi membuat Raja seribu kali merasa bersalah, seharusnya ia menahan dirinya untuk tidak berkata banyak di depan Ratu yang tengah mendapat masalah, seharusnya ia mendukung Ratu saja, setidaknya jika itu hanya sekedar berpura-pura, setidaknya ia bisa menjadi sesosok suami yang baik walau sesaat. “Ratu masuk kantor polisi?!” Pekik Kaisar begitu melihat kakaknya datang, iya, Raja tidak pulang ke rumah mereka. Ia tidak membuat emosi Ratu semakin menjadi-jadi apabila ia berada di rumah. “Ratu ngegebukin Melinda, sampai bonyok.” Lagi-lagi Kaisar terkejut mendengar ucapan kakaknya, terlebih ketika Raja melempar ponselnya memberikan video bukti yang ia dapatkan dari Bennedict, bukti ketika Ratu menganiaya Melinda tanpa ampun, di dalam video itu, memang Ratu benar-benar terlihat mengamuk dan meluapkan kekesalannya. “Ngeri nih cewek.” Desis Kaisar. “Salah Melinda.” Jelas Raja. Ia percaya kepada Ratu bahwa Ratu tidak akan menyerang siapa-siapa kecuali orangitu yang menyerangnya duluan. “Gimana bisa salah Melinda, kalau Melinda aja Cuma jalan di belakang Ratu kayak gini terus Ratu tiba-tiba muter dan mukulin Melinda? Emang ngaco tuh cewek, sakit nih orang, buru-buru deh cerai, jangan mau lama-lama sama dia, jangan sampai lo yang jadi korban selanjutnya.” Kaisar mengembalikan ponsel Raja kemudian ia duduk di kursi belajarnya, menghadap ke arah Raja yang berusaha memejamkan matanya. “Ratu gak bakal nyerang siapa-siapa kalau dia gak di serang duluan, Melinda duluan yang mancing emosi Ratu, dia ngatain almarhumah ibunya Ratu. Ya lo tau sendiri lah gimana sensitifnya Ratu kalau udah menyangkut tentang beliau. Kata Ratu, Melinda sampai ngehina ibunya, makanya dia nyerang Melinda kayak gitu, kalau nyerang pakai kata-kata kayak yang Melinda lakuin, gak bakal mempan soalnya Melinda udah kebal, makanya cara satu-satunya yang Ratu lakuin biar Melinda jera adalah bikin Melinda babak belur. Tapi keren sih, gua aja gak tahu kalau dia sejago itu ngamuknya, bangga gue.” Balas Raja. Ia tersenyum melihat bagaimana istrinya memukuli wanita itu dengan penuh emosi tanpa ampun, Ratu bahkan terlihat begitu mempesona begitu ia mengikat rambutnya sebelum menginjak dan menampar Melinda di video itu. “Lo juga sakit sih. terus sekarang dia gimana? Dia udah balik ke rumah?” Raja mengangguk “Udah, lo pikir gua bakal biarin istri gua nginap di kantor polisi kayak gitu? Enggak lah.” “Lo masih nolongin dia di saat dia aja udah ngebahayain orang lain, biarin aja sih semalem dua malam di sana biar jera. Ratu udah kayak psikopat lama-lama.” Kaisar adalah orang yang paling geram kepada Ratu, yang pertama karena Ratu selalu semena-mena kepada kakaknya dan yang kedua adalah Ratu selalu tidak tahu batasan, ia bertingkah seperti orang gila yang tidak peduli kepada orang lain selagi dirinya senang, ia akan melakukan apa saja, tentu walau orang lain harus menderita karenanya. “Gua yang gak mau lihat di sana, lo gak lihat sih gimana santainya dia, make up nya aja masih bagus, dia gak kelihatan capek, takut, apalagi panik pas sampai di sana, dia bener-bener udah kayak di rumah. Sementara gua yang panik sendiri. Mana ada sih ancaman yang bisa ngegertak dia? Nggak ada. Sekalipun dia harus dipenjara berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun pun gua yakin bakal di jabanin sama dia. Udahlah, biarin aja, as long as she is happy, biarin aja.” ***** Suasana kediaman keluarga Hartawan kini sedang panas-panasnya, Melinda yang sudah geram dan nyaris memenjarakan Ratu harus menerima kenyataan pahit bahwa wanita itu bisa bebas dengan mudah, tentu karena ulah suaminya, Raja. “Mas! Aku udah kayak gini dan Ratu di biarin lepas gitu aja? Mana power kamu mas?! Masa kayak gini aja kamu lemah banget, ya aku tahu dia anak kamu tapi… kamu lihat aku udah nyaris mati mas karena dia, bisa-bisanya kamu tenang banget? aku gak bisa ya mas, aku bakal nun-” “Ma! Mama udah dong nyalahin papa, lagi pula mama gak bakal bisa ngelawan Ratu, mama yang salah, pasti mama yang mancing dia duluan sampai mama kayak gini, mama juga sama jahatnya, mama bikin papa kelihatan jahat di mata Ratu, gimana bisa orang tua nuntut anaknya sendiri, mama udah bikin papa hancur banget di mata Ratu, udah gak bisa kehitung gimana rasa bencinya Ratu ke papa sekarang. Mama tega, gimanapun juga Ratu anaknya papa. Gak usah buang-buang waktu dan tenaga buat menjarain Ratu, percuma! Raja bakal selalu punya cara buat bikin Ratu bebas dari semua yang nyusahin dia.” Kali ini Erika sudah muak mendengar mama nya terus-terusan merengek seperti anak kecil di hadapan papa nya, rasanya kepalanya sudah hampir pecah, kenapa juga ia harus terjebak di tengah-tengah keluarga yang bermasalah seperti ini? andai saja Erika bisa memilih, ia tidak akan mau lahir di keluarga yang berantakan seperti ini. “Kamu kenapa jadi memihak Ratu? Kamu seneng ya lihat mama kayak gini? Lihat mama hampir mati? Kamu mau kayak Ratu? Udah Er, kamu udah bagus kayak gini, kamu jauh lebih bagus daripada Ratu, anak itu gak bisa jadi contoh, dia jah-” “Apa? Ratu jahat? Ratu jahat karena mama sama papa yang bikin dia jahat. Mama sadar gak kalau aja mama gak jahat sama dia sejak awal, mungkin Ratu bakal jadi perempuan yang baik sekarang. Mama udah ngerebut kebahagiaan dia, gimana bisa dia jadi gak benci sama aku sama mama?” Ya walaupun Ratu terlihat seperti psikopat, sebenarnya tanpa ia sadari ia punya hati nuraninya sendiri. Dulu sewaktu Erika di olok-olok di kampus, Ratu dengan santainya datang membela Erika, padalah Erika tidak pernah menceritakan hal itu kepada Ratu. Atau hal lain dari kebaikan Ratu yang tidak dapat Erika lupakan adalah ketika Ratu menyelamatkannya dari jeratan laki-laki yang nyaris membuat hidupnya kacau. Kala itu, Erika seperti kehilangan arah, ia mempercayai laki-laki yang nyaris merusaknya, namun di suatu malam, Ratu masuk ke kamar Erika, menampar wanita itu hingga pipinya membiru, Erika ingat betul setiap kata yang Ratu ucapkan malam itu. “Lo gak boleh sama Dimas. Dia jelek, miskin, dan gak bertanggung jawab. Kalau lo nekat sama dimas, gua bakal mukulin lo jauh lebih parah daripada sekarang.” Saat itu memang Ratu terkesan sangat jahat di mata Erika, namun berbulan-bulan setelahnya, Erika jadi paham bahwa sebenarnya Ratu masih mempunyai sisi kepedulian dalam dirinya, hanya saja ia tidak tahu bagaimana cara untuk mengekspresikan hal itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD